tag:blogger.com,1999:blog-25736782722234223992024-02-18T18:14:09.570-08:00Nurudin@blogspotBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-5152386842060521802011-01-10T21:23:00.000-08:002011-01-10T21:23:26.635-08:00BAGAIMANA CARA PEMASARAN YANG BAIKBAGAIMANA CARA PEMASARAN YANG BAIK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkFFEkfHd6I76UjAPC4FITe2E7lySQqJVa9B9nDHImyu8wWoNyXyoWpHU0GEAD-rd1BIYfqY8xkxQ4wHLHfs01OCgTbvPskatQTCizoTlHVIOTAiNlcjxufiGfUj2POcmDH4KBNrF4RYg/s1600/cloud-final-fantasy.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="300" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkFFEkfHd6I76UjAPC4FITe2E7lySQqJVa9B9nDHImyu8wWoNyXyoWpHU0GEAD-rd1BIYfqY8xkxQ4wHLHfs01OCgTbvPskatQTCizoTlHVIOTAiNlcjxufiGfUj2POcmDH4KBNrF4RYg/s400/cloud-final-fantasy.jpg" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyU6ACmuRhx05Kg658O2jFfyRYmyXcRfE2buqEibCVHzXzkWuD8SahWwyq2jstnWt6zWjFcFqPLxLj1i97G6648YrP_6kuBZ7pzTp9pnJVfhDYS1jjL0e_ezl34RN1Hr3TaGoArVmbp_w/s1600/final-fantasy-versus-xiii-20060508105045493-000.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="225" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyU6ACmuRhx05Kg658O2jFfyRYmyXcRfE2buqEibCVHzXzkWuD8SahWwyq2jstnWt6zWjFcFqPLxLj1i97G6648YrP_6kuBZ7pzTp9pnJVfhDYS1jjL0e_ezl34RN1Hr3TaGoArVmbp_w/s400/final-fantasy-versus-xiii-20060508105045493-000.jpg" /></a></div><br />
<br />
Bagaimana Menulis Rencana Pemasaran yang Baik? Seringkali pemasaran dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan sebuah usaha.<br />
Karena sangat menentukan kelangsungan hidup sebuah usaha, sudah selayaknya<br />
pemasaran harus melewati proses perencanaan terlebih dahulu oleh pelakunya. Sementara<br />
itu merencanakan bisa dikatakan sebagai suatu proses antisipasi tentang kejadian dan<br />
kondisi di masa mendatang, dan menentukan upaya terbaik untuk pencapaian tujuan<br />
organisasi/usaha. Tentu saja untuk menyusun dengan baik sebuah perencanaan<br />
pemasaran, pemasar harus mengetahui komponen-komponen apa saja yang harus<br />
diperhatikan dalam penyusunan perencanaan.<br />
Sebuah website beralamat www.authenticpromotion.com memuat tulisan tentang<br />
beberapa komponen yang seharusnya dimasukkan dalam membuat sebuah perencanaan<br />
pemasaran. Diantaranya adalah pernyataan pemenuhan apa yang Anda maksud,<br />
mengekspresikan terminologi (jumlah klien, pendapatan kotor dan pendapatan bersih,<br />
biaya dan sebagainya). Komponen lain yang diberikan adalah pernyataan tentang ceruk<br />
pasar yang akan diambil.<br />
Komponen selanjutnya adalah deskripsi penawaran yang akan dilakukan, dengan<br />
penekanan bagaimana pebisnis berbeda dari pemain lainnya pada ceruk pasar yang akan<br />
diambil. Selain itu website ini juga memberikan komponen analisis sumber daya<br />
marketing dalam pembuatan sebuah perencanaan marketing. Sumber daya tersebut antara<br />
lain waktu, uang, jaringan, bakat, dan arti lain yang tersedia untuk kepentingan promosi<br />
bisnis. Terakhir, juga dituliskan komponen sebuah rencana yang fokus kepada sumber<br />
daya untuk mencipatakan hasil yang diinginkan pemasar. Aturan ‘The Three’ adalah alat<br />
pemasaran bisnis yang efektif untuk menciptakan sebuah rencana pemasaran.<br />
Tak hanya sekedar mengetahui komponen apa saja yang seharusnya ada dalam sebuah<br />
perencanaan pemasaran, para pemasar tentu juga ingin mengetahui bagaimana menulis<br />
sebuah rencana pemasaran yang bagus. Masih di web yang sama, dikutip dari pernyataan<br />
pengarang buku seri marketing penjualan,. Jay Conrad Levinson, sebuah rencana<br />
pemasaran seharusnya memiliki 10 ciri. Adapun ciri-ciri yang dimaksud adalah:<br />
1.Sebuah rencana pemasaran yang bagus meringkas dan mendukung komitmen<br />
pebisnis, diri pebisnis, dan klien pebisnis seperti dinyatakan dalam sebuah<br />
program pemasaran.<br />
1.Perlakuan pemasaran sebagai sebuah investasi. Hal tersebut akan menunjukkan<br />
bagaimana banyak pebisnis akan menginvestasikan, pada apa, untuk berapa lama,<br />
dan dengan pengharapan kembalinya seperti apa, Ini adalah sebuah alat untuk<br />
menjadi pengurus yang bagus.<br />
pengiklan tetap harus mengetahui beberapa hal agar memilih jalan terbaik dalam beriklan. Score, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pemberi nasihat kepada bisnis kecil di<br />
Amerika Serikat, dalam websitenya (score.org) memberikan 5 tips bagaimana bisa<br />
beriklan dengan murah. Berikut tips yang diberik<br />
1.Beriklan itu mahal. Sehingga Anda harus mengetahui terlebih dahulu mengapa<br />
Anda beriklan dan apa yang ingin diselesaikan. Anda perlu mengevaluasikan<br />
iklan secara hati-hati dan mengukur tingkat efektifita<br />
2.Mengembangkan alat-alat promosi dan penjualan yang tepat seperti percobaan<br />
pilot , brosur dan tanda-tanda . Berhati-hati me-review setiap item untuk<br />
keefektifitasannya dan mengevaluasi apa yang dikatakan item-item tersebut<br />
tentang bisnis Anda. 3.Signage (komunikasi berarah langsung) seharusnya menjadi bagian yang mayor<br />
dari strategi pemasaran Anda. Signage bagian vital dari bisnis kecil dan dapat<br />
menjadi paling efisien, efektif dan alat konsisten untuk menghasilkan pend<br />
4.Setiap bisnis kecil seharusnya didaftarkan di bawah pemimpin yang tepat pada<br />
yellow pages, namun tidak semua binis butuh untuk membeli mahal iklan display. Jadilah bijaksana. 5.Terlibat dalam komunitas Anda. Bergabung di kamar dagang, organisasi bisnis, atau badan amal. Kembangkan jaringan Anda dan terus jaga. 5 Kesalahan Pemasaran yang Dibuat Pemilik Bisnis Bertanya-tanya mengapa pemasaran yang telah Anda lakukan tidak dapat berjalan dengan<br />
baik? Tidak usah takut, ada bantuan di sini. Sangat disayangkan, semua tergantung<br />
bagaimana Anda melihatnya. Banyak tantangan dalam memasarkan dapat ditelusuri balik<br />
dari segenggam kesalahan memasarkan.Kali ini diberikan lima kesalahan memasarkan<br />
yang dibuat oleh para pemilik bisnis.<br />
1 . Target pasar yang terlalu lebar (di mana pebisnis menjual produk atau jasa juga. Jika ada yang menanyakan siapa langganan Anda, maka jawabannya adalah semua orang.<br />
Perlu diketahui, jikapun produk dan atau jasa yang ditawarkan bisa digunakan oleh<br />
semua orang di planet ini, namun tidak semua orang datang untuk membeli. Mereka tidak<br />
memiliki uang, tidak memiliki ketertarikan dan sebagainya. Dan jika anda mencoba target<br />
untuk semua orang, sungguh akhir dari target Anda tak seorang pun.<br />
Cara untuk mulai membuat uang (tidak menyebutkan hasil yang lebih baik dengan pemasaran) adalah menyempitkan target pasar sehingga Anda hanya berbicara pada satu<br />
grup spesifik . Bagaimana pun, di sana ada rintangan, sebagai kita melihat di kesalahan berikutnya. 2. Target pasar yang salah. Ini terjadi ketika anda telah memilih target pasar yang salah. Apa yang dimaksud dengan target pasar yang salah? Target pasar yang tidak tertarik<br />
membeli produk atau jasa yang Anda tawarkan atau mereka tidak memiliki uang. Mari<br />
lihat yang pertama, tidak ada ketertarikan. Apa yang terjadi di sini adalah kata<br />
“kebutuhan” disalahgunakan. “Saya tahu target pasar Saya membutuhkan ini, oleh karena<br />
itu mereka akan membelinya.” Tidak juga.<br />
Ini terjadi banyak pada orang-orang di bidang kesehatan dan kebugaran dan ini secara<br />
typical melakukan sesuatu seperti ini. Anda berkeinginan mengajar yoga dan ingin couch<br />
potatoes. Apakah orang yang melakukan couch potatoes membutuhkan untuk melakukan<br />
yoga? Tidak ada pertanyaan. Apakah mereka ingin melakukan yoga? Mungkin tidak atau<br />
mereka tidak akan melakukan couch potatoes.<br />
Sekarang mari lihat alasan yang kedua, tidak memiliki dana. Ini terjadi ketika Anda<br />
menjalankannya setelah ada customer base bahwa mati-matian ingin menjual tapi Anda<br />
tidak mendapatkannya. Sebagai contoh, spakelas atas ditargetkan untuk ibu-ibu dengan<br />
pendapatan rendah. Akankah target pasar ini sukamanfaat membebaskan stres dalam<br />
sehari dengan spa? Tidak ragu lagi. Tetapi apakah mereka bisa mendapatkannya?<br />
Mungkin tidak.<br />
Sekarang, contoh itu nyata, tetapi tidak selalu pasti potong dan keringkan. Kecuali<br />
dengan layanan profesional. Pelatih business dan life sebagai contoh. Mereka sangat<br />
ingin apa yang mereka lakukan dan mereka inginkan melihat orang-orang sukses, mereka<br />
kemudian pergi ke sebuah target pasar yang sungguh ingin layanan mereka, tetapi mereka<br />
tidak dapat memperolehnya. Jadi pelatih ini lebih rendah biayanya atau menjual<br />
(meskipun mereka tidak tertarik dalam perdagangan) atau sesuatu yang lain yang sangat<br />
tidak membantu suksesnya bisnis mereka sendiri.<br />
Garis bawahi, yakinkan pilihan Anda pada sebuah target yang tidak hanya dapat mendapatkan produk Anda tapi juga menginginkannya. 3. Mencari target pasar pada tempat yang salah. Ini situasi dimana “mendirikan bisnis dan mereka akan masuk” tidak bekerja. Sekali ketika Anda tahu siapa target pasar, Anda<br />
membutuhkan untuk pergi pada mereka. Dan anda tidak seharusnya membuang waktu<br />
pada tempat di mana tidak akan menemukan mereka.<br />
Mari katakan target pasar Anda adalah 500 perusahaan-perusahaan Fortune. Apakah dekat pada lokal kamar dagang yang akan membayar kepada Anda? Mungkin tidak.<br />
Tetapi membeli sebuah daftar target dan meletakkan bersama kampanye emal langsung? Ide yang lebih baik. Atau sebagai contoh, seorang teman dalam pikirannya hanya menyadari ceruk target<br />
pasar baru ia kerjakan setelah tidak menghabiskan banyak waktu online. Dan, Anda<br />
menerkanya, ia mengerjakan paling banyak marketing online nya. Jadi, ia harus<br />
mengganti ceruk pasar atau mengganti bagaimana ia memasarkannya pada mereka. Di<br />
satu waktu Anda telah memilih target pasar yang sehat, yakinkan Anda meletakkan waktu<br />
pemasaran dan dollars pada tempat di mana mereka hang out.<br />
4. Tidak membuat sebuah pesan memaksa. Oke, Anda tahu bahwa Anda telah mendapatkan target pasar yang bagus dan bagaimana meraih mereka. Tetapi Anda masih tidak mendapatkan hasil. Problem sekarang mungkin ada pada pesan Anda. Orang-orang memiliki banyak pilihan di mana mereka menghabiskan uang mereka. Anda<br />
harus memberikan mereka sebuah alasan sangat memaksa mengapa mereka harus<br />
menghabiskan uang mereka dengan Anda.<br />
Disini membuat sentuhan untuk meningkatkan keahlian copywrite atau meng-hire seseorang untuk menuliskannya untuk Anda. 5. Tidak cukup sering mendapatkan di depan target pasar.Sehingga Anda telah berlari satu tambahan. Atau email satu kartu pos. Atau menghadiri satu acara networking. Dan pekerjaan tidak menuangkan di pintu<br />
10 Tips Pengemasan Produk Berkunjung ke sebuah pameran produk UKM di Jakarta, redaksi sempat mewawancarai<br />
pebisnis dari berbagai daerah di Tanah Air. Dari hasil bicang-bicang, ternyata tidak<br />
sedikit dari pebisnis tersebut yang masih kurang puas dalam hal pengemasan produk.<br />
Pada intinya para pebisnis ini menyadari pentingnya arti sebuah pengemasan dalam<br />
rangka mendongkrak pemasaran produk. Namun tak sedikit diantara peserta pameran<br />
yang mengakui produknya belum bisa bersaing dengan para kompetitor karena kemasan<br />
yang tidak menarik, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk memperbaikinya.<br />
Power HomeBiz Guide, situs online bertempat di Virginia USA yang memberikan konsultasi, panduan dan informasi seputar UKM , menyajikan 10 tips pengemasan sehingga menarik konsumen untuk membeli produk. 1) Pahami pelanggan Permasalahan saat ini adalah sebuah kemasan bisa jadi tidak memuaskan kebutuhan<br />
pembeli. Banyak niche market yang membutuhkan pengemasan khusus. Jadi jika pebisnis<br />
menargetkan satu diantaranya, pertama kali lakukan lah penelitian. Sebab apa yang<br />
dilakukan untuk satu target bisa saja tidak bekerja untuk target lainnya.<br />
2) Temukan kemasan dengan sifat yang melekat untuk konsumen yang menjadi target. Ketika seorang ibu rumah tangga terganggu untuk berbelanja produk pebisnis kemudian<br />
nyaman menggunakan lebih baik pada daftar atas. Lebih dari 50% pelanggan mencari<br />
kenyamanan juga namun memperhatikan seperti ukuran cetak kemasan dan gampang<br />
dalam penggunaan sebagai daftar prioritas mereka. Pastikan karakteristik kemasan sesuai<br />
dengan target pasar.<br />
3) Pahami bagaimana kemasan digunakan. Para keluarga tidak duduk lebih lama dan makan sebuah makanan dengan setiap orang<br />
pada waktu yang sama. Ada kebutuhan diet spesial atau diet secara umum dari<br />
kebanyakan keluarga. Adalah hal yang biasa untuk melayani makanan berbeda untuk<br />
individu yang berbeda. Kemasan bisa disesuaikan.<br />
4) Kenali pelanggan terkini membeli tren. Beberapa tahun yang lalu Kita melewati fase ukuran kemasan besar. Namun saat ini<br />
secara umum tren pembelian bergeser kepada ukuran lebih kecil. Kemasan lebih kecil<br />
bukan berarti keutnungan kecil, dalam banyak kasus bahkan berarti lebih. Pelanggan<br />
berkeinginan membayar kenyamanan premium, kemudahan menggunakan dan jumlah<br />
yang lebih kecil.<br />
5) Mengikuti perkembangan teknologi pengemasan yang baru. Produk baru yang kreatif memiliki keuntungan pada pemasaran meskipun teknologi tidak baru tapi aplikasinya baru. Beberapa tahun yang lalu Metedent mengambil dunia dengan mekanisme duel. Lihat inovasi berupa jalan mengkombinasikan dua produk dalam satu paket. 6) Amati dimana orang-orang berbelanja. Ada pergantian dari pembelian secara tradisional ke format toko serba ada yang inovatif. Toko serba ada yang nyaman, satu pertimbangan pemasar pemasar, memiliki transisi baru<br />
masuk ke toko serba ada yang menyediakan produk premium pada harga premium. Hal<br />
tersebut dikembangkan dari kebiasaan berbelanja yang cepat saat ini. Studi saat ini<br />
menunjukkan bahwa konsumen saat ini tidak lebih lama membuat satu perjalanan besar<br />
dan menyimpan stok tetapi membuat beberapa perjalanan dalam satu minggu dan<br />
mendapatkan hanya apa yang dibutuhkan pada saat itu.<br />
7) Menjaga langkah keluaran kemasan sesuai ‘hot button’ Ini juga termasuk aturan Undang-undang. Masyarakat sungguh peduli dengan lingkungan<br />
tentang kemasan yang melampaui batas. Ada sebuah perpindahan sedang berlangsung<br />
untuk memperluas jumlah sayuran berbasis bahan plastik digunakan pada kemasan<br />
makanan. Jika pengemasan kepada konsumen memberikan produk tersebut sebagai<br />
pembenaran mereka, cari produk baru lain untuk muncul ke permukaan. Undang-undang<br />
dapat merubah perintah pengemasan dalam semalam. Telah menjadi "bottle bills," biaya<br />
tambahan dan mencegah tipe tertentu pada kemasan yang melarang penggunaan kemasan<br />
tertentu.<br />
8) Keamanan dalam pengemasan semakin menjadi penting. Hal ini akan lebih fokus tentang integritas produk. Salah ketakutan utama keamanan<br />
dapat kekuatan untuk mengganti seketika metode kemasan dengan segera. Cari dengan<br />
jelas tamper baru dan alat keamanan yang dapat disatukan ke dalam kemasan . Efisiensi<br />
harga sekarang membuat cara lebih affordable dan akan segera menjadi tendensi.<br />
9) Persaingan bermacam bahan pengemasan meningkat. Dengan mengimpor bahan yang tersedia untuk penggabungan dan akuisisi yang<br />
mengambil tempat, jaga keterkinian rantai penawaran secara globalisasi. Produk tertentu<br />
seperti kantong plastik yang digunakan orang-orang Amerika sebagai arus utama untuk<br />
manufaktur sekarang telah pergi lepas pantai. Keragaman tingkah laku keduanya dan luar<br />
negeri membutuhkan semua kemasan dibuat menjadi banyak bahasa.<br />
10) Pengaruh kekuasaan eksternal pemain<br />
Pengecer kotak besar sedang mengendarai prosedur dan kebijakan pada ritel. Perintah<br />
dari perusahaan-perusahaan seperti RFID mengikuti jalan dalam taraf permulaan mereka<br />
. Jika pebisnis ingin berbisnis dengan perusahaan seperti Home Depot dan Wal*Mart,<br />
pebisnis akan butuh untuk menyertakan disain dan seleksi pada bahan-bahan kemasan.<br />
Konsep Pemasaran 4P dalam Memulai Bisnis Dalam kegiatan pemasaran, dikenal konsep 4P yaitu: Product, Price, Placement, and<br />
Promotion. Konsep ini dapat diterapkan oleh seorang wirausaha dalam memulai suatu<br />
bisnis.<br />
Product. Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi<br />
langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara<br />
termudah adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin<br />
dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar mengenai kelebihan dan<br />
kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut diharapkan memberikan<br />
informasi yang lebih akurat bagi wirausaha mengenai prospek pasar yang akan<br />
dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan oleh target pasar.<br />
Price. Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Pertanyaan utamanya<br />
adalah, Bilamanakah harga produk atau jasa dapat diterima oleh pasar? Cara yang umum<br />
digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari<br />
awal disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki berbagai komponen biayanya<br />
sendiri, dari awal produksi hingga produk tersebut dipajang di rak-rak display penjualan.<br />
Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan presentase margin<br />
tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut dianggap sebagai keuntungan.<br />
Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata margin di pasaran. Menggunakan metode<br />
ini memiliki kelemahan sendiri. Produk akan mengalami krisis keunikan (uniqueness)<br />
dimana keunikan yang memiliki daya pembeda produk dari saingannya luput<br />
diperhitungkan. Keunikan justru mampu membantu produk agar memiliki harga premium<br />
di pasar. Placement. Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada beberapa industri, misalnya ritel atau restoran, masalah penempatan berarti sangat penting. Ungkapan “Lokasi, Lokasi, Lokasi” sebaiknya sangat diperhatikan oleh wirausaha, karena bisa jadi pemilihan lokasi tempat usaha yang buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan. Promotion. Aspek penting lainnya adalah mengenai promosi dari produk. Bagaimana<br />
suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya. Salah<br />
satu cara berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi wirausaha yang baru memulai<br />
bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi-nya. Untuk<br />
mendapatkan efektifitas beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-<br />
benar cocok dengan karakter target pasar dari produk. Mungkin tidak diperlukan untuk<br />
memasang iklan di segala media/tempat karena belum tentu berpengaruh kepada<br />
peningkatan penjualan. Selain itu pemasangan iklan juga berhubungan dengan biaya yang<br />
dikeluarkan. Pada tahap-tahap awal memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya mendapat<br />
perhatian khusus agar tidak menjadi ganjalan dalam operasional usaha. Tentukan juga<br />
tujuan dari promosi, apakah untuk menciptakan kesadaran merek atau dimaksudkan<br />
untuk meningkatkan penjualan. Jangan lupa untuk mengukur hasil dari setiap kegiatan<br />
promosi yang dilakukan, apakah sesuai dengan harapan atau masih perlu perbaikan untuk<br />
kegiatan promosi berikutnya.<br />
Ke-4 aspek pemasaran dapat menjadi pemikiran awal bagi seorang wirausaha sehingga dia dapat memiliki perhitungan yang matang sebelum menanamkan investasinyaBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-69760649963468611862011-01-09T20:39:00.000-08:002011-01-09T20:39:26.287-08:00PENGOLAHAN PERIKANAN TANGKAPPENGOLAHAN IKAN SECARA TRADISIONAL:<br />
PROSPEK DAN PELUANG<br />
PENGEMBANGAN<br />
<br />
ABSTRAK<br />
Subsektor perikanan mempunyai peranan penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat Indonesia.<br />
Akan tetapi tidak semua wilayah Indonesia dapat tercukupi kebutuhannya akan protein karena ketersediaan ikan<br />
per kapita belum terdistribusi secara merata. Pengolahan dapat membuat ikan menjadi awet dan memungkinkan<br />
untuk didistribusikan dari pusat produksi ke pusat konsumsi. Namun, selama 20 tahun terakhir, produksi ikan yang<br />
diolah baru sekitar 23−47%, dan dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan pengolahan tradisional, karena<br />
pengolahan modern memerlukan persyaratan yang sulit dipenuhi oleh perikanan skala kecil, yaitu pasokan bahan<br />
baku yang bermutu tinggi dalam jenis dan ukuran yang seragam, dalam jumlah yang cukup banyak sesuai dengan<br />
kapasitas industri. Kondisi ini menggambarkan bahwa pengolahan tradisional masih mempunyai prospek untuk<br />
dikembangkan. Prospek ini didukung oleh masih tersedianya sumber daya ikan di pusat produksi, tingginya permintaan<br />
di pusat konsumsi, sederhananya teknologi, serta banyaknya industri rumah tangga pengolah tradisional. Walaupun<br />
demikian, selama ini ikan olahan tradisional masih mempunyai citra buruk di mata konsumen, karena rendahnya<br />
mutu dan nilai nutrisi, tidak konsistennya sifat fungsional, serta tidak adanya jaminan mutu dan keamanan bagi<br />
konsumen. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan cara pengolahan yang benar, melakukan rasionalisasi<br />
dan standarisasi mulai dari bahan baku dan bahan pembantu, proses, hingga produk akhir, serta menegakkan prinsip<br />
sanitasi dan higiene yang baik. Pengembangan pengolahan ikan tradisional memerlukan pembinaan yang diawali<br />
dari riset, diseminasi serta penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan.<br />
Kata kunci: Ikan, pengolahan, nutrisi, standardisasi, pengawasan mutu<br />
ABSTRACT<br />
Page 1<br />
92<br />
Jurnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
S<br />
ubsektor perikanan dan peternakan<br />
merupakan andalan utama sumber<br />
pangan dan gizi bagi masyarakat Indone-<br />
sia. Ikan, selain merupakan sumber<br />
protein, juga diakui sebagai "functional<br />
food" yang mempunyai arti penting bagi<br />
kesehatan karena mengandung asam lemak<br />
tidak jenuh berantai panjang (terutama yang<br />
tergolong asam lemak omega-3), vitamin,<br />
serta makro dan mikro mineral.<br />
Dibandingkan negara lain, sumbang-<br />
an perikanan dalam penyediaan protein di<br />
Indonesia termasuk besar, yakni 55%<br />
(Tabel 1). Namun demikian, jumlah ikan<br />
yang tersedia belum memenuhi kondisi<br />
ikan tetapi jumlah konsumennya sedikit<br />
seperti di Kalimantan atau di Kawasan<br />
Timur Indonesia (KTI), angka ketersedia-<br />
an ikan per kapita sudah dapat mencapai<br />
kondisi ideal, tetapi di daerah yang<br />
merupakan pusat konsumen tetapi<br />
pasokan ikannya rendah seperti di Jawa,<br />
angka ketersediaan ikan per kapita jauh<br />
lebih rendah (Tabel 2). Pengolahan mem-<br />
punyai peluang besar dalam mengatasi<br />
masalah ini karena, ikan menjadi awet dan<br />
memungkinkan untuk didistribusikan<br />
dari pusat produksi ke pusat konsumsi.<br />
Data selama 20 tahun terakhir,<br />
menunjukkan bahwa di Indonesia,<br />
produksi ikan yang diolah hanya 23−47%,<br />
dan sisanya dijual sebagai ikan segar atau<br />
ikan basah. Cara pengolahan tradisional<br />
seperti penggaraman, pengeringan,<br />
pemindangan, pengasapan, dan fermen-<br />
tasi lebih dominan daripada cara<br />
pengolahan modern seperti pembekuan<br />
dan pengalengan, (Tabel 3). Dengan<br />
demikian dapat disimpulkan bahwa<br />
persentase ikan yang di olah secara<br />
tradisional selalu tinggi, meskipun selama<br />
ini produk tersebut mempunyai citra<br />
yang "kurang bergengsi" dan sering juga<br />
disebut sebagai "ikan bagi si miskin"<br />
("fish for the poor"). Gambaran tersebut<br />
mengindikasikan bahwa pengolahan ikan<br />
secara tradisional masih mempunyai<br />
prospek untuk dikembangkan, dengan<br />
melakukan perbaikan-perbaikan agar<br />
produk yang dihasilkan memenuhi<br />
persyaratan mutu dan jaminan keamanan<br />
bagi konsumen.<br />
STATUS DAN PERSPEKTIF<br />
PENGEMBANGAN<br />
Menurut terminologi FAO, ikan<br />
olahan tradisional, atau "cured fish" adalah<br />
produk yang diolah secara sederhana dan<br />
umumnya dilakukan pada skala industri<br />
rumah tangga. Jenis olahan yang termasuk<br />
produk olahan tradisional ini adalah ikan<br />
kering atau asin kering, ikan pindang, ikan<br />
asap, serta produk fermentasi yaitu kecap,<br />
peda, terasi, dan sejenisnya. Produk<br />
seperti ini tidak hanya dikenal di<br />
Indonesia, tetapi juga di negara-negara<br />
lain di Asia, Afrika, bahkan di Eropa<br />
(Inggris, Norwegia, Polandia).<br />
Di Indonesia, pengolahan ikan secara<br />
tradisional dilakukan oleh para nelayan<br />
Tabel 1. Proporsi konsumsi protein<br />
ikan terhadap protein he-<br />
wani dan ketersediaan ikan<br />
per kapita dari berbagai<br />
negara di dunia.<br />
<br />
Sumber: Nikijuluw (1997) Dalam Suryana dan Budianto (1998).<br />
ideal kecukupan gizi sebesar 26,55 kg ikan/<br />
kapita/tahun. Dengan produksi ikan<br />
sebesar 4,80 juta ton, maka jumlah<br />
ketersediaan ikan hanya 19,20 kg/kapita<br />
pada tahun 1998. Diperkirakan angka<br />
konsumsi ikan secara aktual berada di<br />
bawah angka ketersediaan tersebut,<br />
karena masih tingginya angka susut hasil<br />
("loss") baik kuantitas, kualitas, maupun<br />
nilai gizinya. Prediksi tersebut diperkuat<br />
dengan masih tingginya angka prevalensi<br />
Kekurangan Energi Protein (KEP) total<br />
pada balita yang mencapai 35% dan KEP<br />
nyata sebesar 14,60% pada tahun 1995<br />
(Kodyat et al., 1998). Impor produk<br />
perikanan sebesar US$ 122.369.000 pada<br />
1997 dapat dikatakan tidak mampu<br />
menyumbang pasokan gizi di dalam negeri<br />
karena sebagian besar (66%) berupa<br />
tepung ikan. Sisanya adalah bahan baku<br />
bagi industri pengalengan atau pem-<br />
bekuan yang hasil produksinya diekspor<br />
kembali.<br />
Selain rendahnya angka rata-rata<br />
ketersediaan ikan per kapita secara<br />
nasional dibandingkan dengan angka<br />
kecukupan gizi, masalah yang masih<br />
dihadapi adalah belum meratanya<br />
distribusi ikan antardaerah karena tidak<br />
seimbangnya distribusi konsumen dengan<br />
produsen (Suryana dan Budianto, 1998).<br />
Di daerah yang merupakan pusat produksi<br />
Page 3<br />
94<br />
Jurnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
dan keluarganya di sepanjang pantai<br />
tempat pendaratan ikan dengan cara<br />
pengolahan yang diwariskan secara turun-<br />
temurun. Dari segi cita rasa, produk<br />
tersebut disukai oleh konsumen yang<br />
terbiasa mengkonsumsi secara turun-<br />
temurun pula. Produk ikan olahan tradisi-<br />
onal ini mempunyai sebaran distribusi<br />
yang luas karena pada umumnya produk<br />
relatif stabil walaupun pengawetan dan<br />
pengemasannya sangat sederhana.<br />
Pengolahan modern seperti pe-<br />
ngalengan atau pembekuan menuntut<br />
pasokan bahan baku yang bermutu tinggi,<br />
jenis dan ukuran seragam serta tersedia<br />
dalam jumlah yang cukup banyak sesuai<br />
dengan kapasitas industri. Di Indonesia,<br />
persyaratan tersebut sulit dipenuhi karena<br />
beberapa hal. Pertama, corak perikanan<br />
bersifat perikanan rakyat, dengan 90%<br />
armada perahu kecil tanpa motor, pola<br />
produksinya tersebar di antara nelayan<br />
yang sangat banyak jumlahnya, sedangkan<br />
jumlah hasil tangkapan per nelayan hanya<br />
sedikit. Kedua, perikanan tropik mem-<br />
punyai ciri khas berupa jenis dan ukuran<br />
ikan yang sangat beragam. Kedua hal ini<br />
menjadi kendala dalam memasok ikan<br />
dengan jenis dan ukuran seragam serta<br />
jumlah yang cukup. Di samping itu,<br />
nelayan sering pergi ke laut tanpa<br />
membawa es sebagai pengawet ikan,<br />
karena harga es relatif mahal sedangkan<br />
ikan belum tentu berhasil ditangkap.<br />
Daerah penangkapan ("fishing ground")<br />
yang cukup jauh (lebih dari 12 jam<br />
perjalanan), menyebabkan mutu ke-<br />
segaran ikan cepat menurun karena ikan<br />
terpapar suhu dan kelembapan tinggi<br />
dalam waktu lama. Saat didaratkan, ikan<br />
yang mutunya telah menurun ini tidak<br />
memenuhi syarat lagi bagi pengolahan<br />
modern. Belum tersedianya fasilitas<br />
pengawetan, penyimpanan, dan trans-<br />
portasi ikan yang memadai di pusat-pusat<br />
pendaratan ikan, juga menyebabkan ikan<br />
tidak dapat memungkinkan dikirim ke<br />
pabrik-pabrik pengolahan. Berbagai<br />
masalah ini menyebabkan pengolahan<br />
secara tradisional menjadi pilihan yang<br />
tidak dapat dihindarkan. Namun, kondisi<br />
ini sekaligus merupakan peluang di-<br />
kembangkannya pengolahan tradisional,<br />
karena tersedianya sumber daya ikan di<br />
pusat produksi, tingginya permintaan di<br />
pusat konsumsi, banyaknya industri<br />
rumah tangga pengolah tradisional, dan<br />
sederhananya teknologi pengolahan.<br />
Konsep pengolahan modern di-<br />
kembangkan atas kemajuan ilmu dan<br />
teknologi berdasarkan hasil penelitian dan<br />
pengembangan, sedangkan pengolahan<br />
tradisional lebih banyak didasarkan atas<br />
konsepsi yang diwariskan secara tradisi-<br />
onal. Ciri khas yang menonjol dari<br />
pengolahan tradisional adalah jenis dan<br />
mutu bahan baku serta bahan pembantu<br />
yang sangat bervariasi, dan kondisi<br />
lingkungan yang sulit dikontrol. Cara<br />
proses, dan prosedur selalu berbeda<br />
menurut tempat, individu, dan keadaan,<br />
lebih banyak tergantung pada faktor alam,<br />
perlakuan tidak terukur secara kuantitatif,<br />
satuan tidak rasional, sehingga proses<br />
tidak dapat diulang dengan hasil yang<br />
identik. Akibatnya, produk yang<br />
dihasilkan tidak seragam secara kuantitatif<br />
maupun kualitatif, dengan daya awet yang<br />
bervariasi, sehingga sulit distandardisasi-<br />
kan. Oleh karena itu, demi perlindungan<br />
terhadap konsumen, pengembangan<br />
pengolahan tradisional harus disertai<br />
dengan beberapa upaya perbaikan.<br />
PERBAIKAN PROSES<br />
PENGOLAHAN<br />
Perbaikan proses pengolahan<br />
diperlukan untuk menghasilkan produk<br />
yang konsisten sifat fungsionalnya<br />
dengan mutu dan nilai nutrisi yang tinggi<br />
serta aman bagi konsumen.<br />
Sifat Fungsional<br />
Dalam ilmu teknologi pangan, sifat<br />
fungsional didefinisikan sebagai suatu<br />
sifat dalam makanan yang berkaitan<br />
dengan daya guna dan keinginan<br />
konsumen (Sikorski et al., 1998). Rasa, bau,<br />
warna, tekstur, kelarutan, penyerapan dan<br />
penahanan air, kerenyahan, elastisitas,<br />
nilai nutrisi, dan daya awet merupakan<br />
sifat fungsional penting pada ikan olahan,<br />
sedangkan harga, ketersediaan, serta jenis<br />
dan bentuk olahan bukan merupakan sifat<br />
fungsional, walaupun keadaan tersebut<br />
juga sangat penting bagi konsumen.<br />
Dengan latar belakang pengolahan<br />
ikan secara tradisional yang sangat<br />
kompleks dan kondisi pengolahan yang<br />
serba tidak rasional, sifat fungsional<br />
produk olahan tradisional sangat<br />
bervariasi, bukan hanya antar pengolah,<br />
tetapi juga antar kelompok olahan<br />
("batch") dalam satu pengolah. Agar<br />
tercapai sifat fungsional yang konsisten,<br />
maka proses pengolahan harus rasional<br />
dan standar. Untuk itu sangat perlu untuk<br />
mengidentifikasi dan mengkarakterisasi<br />
sifat-sifat fungsional setiap jenis produk<br />
dikaitkan dengan proses pengolahannya,<br />
agar pengolahan dapat distandardisasi-<br />
kan.<br />
Mutu dan Nilai Nutrisi<br />
Proses penggaraman, pada pe-<br />
ngolahan ikan secara tradisional,<br />
mengakibatkan hilangnya protein ikan,<br />
yang dapat mencapai 5%, tergantung pada<br />
kadar garam dan lama penggaraman<br />
(Opstvedt, 1988). Pemasakan pada 95−<br />
100<br />
o<br />
C dapat mereduksi kecernaan protein<br />
dan asam amino. Selain itu, protein terlarut,<br />
peptida dengan berat molekul rendah, dan<br />
asam amino bebas dapat larut dalam air<br />
perebus, sehingga perebusan sebaiknya<br />
dilakukan di bawah 100<br />
o<br />
C. Senyawa nitrit,<br />
yang sering digunakan dalam pengolahan<br />
ikan secara tradisional sedapat mungkin<br />
dihindari karena nitrit selain bersifat<br />
toksik, juga mereduksi kualitas protein.<br />
Pengeringan, dapat mendorong terjadinya<br />
oksidasi dan ketengikan pada lemak (Bligh<br />
et al., 1988), serta menurunkan kualitas<br />
nutrisional protein (Raghunath et al., 1995)<br />
sehingga pengeringan harus dilakukan<br />
pada suhu di bawah 70<br />
o<br />
C. Pengasapan<br />
juga harus dilakukan pada waktu dan<br />
kepekatan asap serendah mungkin, karena<br />
asap mengandung senyawa-senyawa<br />
karbonil yang akan bereaksi dengan lisin<br />
dan mereduksi kualitas protein. Bahan<br />
baku yang disimpan beku hingga 33<br />
minggu dapat menyebabkan hilangnya<br />
lisin dan tiamin yang tersedia setelah<br />
pengasapan masing-masing 74% dan 90%.<br />
(Zotos et al., 1995). Burt (1988) me-<br />
nyatakan bahwa beberapa jenis vitamin<br />
yang terdapat dalam ikan akan mengalami<br />
kerusakan sebagai akibat proses pe-<br />
ngeringan atau pengasapan, tergantung<br />
waktu dan suhu, pH, serta terjadinya<br />
penirisan ("drip"). Pengasapan panas (di<br />
atas 80<br />
o<br />
C) dapat menyebabkan hilangnya<br />
vitamin yang larut dalam air seperti niasin,<br />
riboflavin, dan asam askorbat hingga 4%<br />
(Bhuiyan et al., 1993). Pemanasan yang<br />
berlebihan (di atas 90<br />
o<br />
C secara berulang-<br />
ulang) dapat menyebabkan pembentukan<br />
H<br />
2<br />
S yang merusak aroma dan mereduksi<br />
ketersediaan sistein dalam produk (Pan,<br />
1988). Selain itu, pemanasan juga<br />
menyebabkan terjadinya reaksi Maillard<br />
antara senyawa amino dengan gula<br />
pereduksi yang membentuk melanoidin,<br />
Page 4<br />
Jurnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
95<br />
suatu polimer berwarna coklat yang<br />
menurunkan nilai kenampakan produk.<br />
Pencoklatan juga terjadi karena reaksi<br />
antara protein, peptida, dan asam amino<br />
dengan hasil dekomposisi lemak. Reaksi<br />
ini dapat menurunkan nilai gizi protein ikan<br />
dengan menurunkan nilai cerna dan<br />
ketersediaan asam amino, terutama lisin.<br />
Indriati et al. (1991) menemukan bahwa<br />
reaksi pencoklatan pada ikan asin di<br />
Indonesia kebanyakan terjadi pada<br />
produk berkadar garam 7,70−16,90%<br />
dengan nilai aktivitas air (Aw) antara 0,70−<br />
0,78. Untuk mempertahankan mutu dan<br />
nilai gizi produk, hal-hal tersebut di atas<br />
harus menjadi pertimbangan dalam<br />
<br />
melakukan pengolahan. Perbaikan mutu<br />
<br />
dapat juga dilakukan dengan teknik<br />
<br />
pengemasan. Pengemasan dapat dilakukan<br />
<br />
dengan pemberian plastik sebagai pelindung.<br />
Aspek Keamanan Produk<br />
Kimiawi<br />
Makanan yang diolah dengan cara<br />
dipanggang menggunakan arang, listrik,<br />
gas, minyak tanah, atau diasap, selalu<br />
dihadapkan pada kemungkinan bahaya<br />
senyawa karsinogenik dan mutagenik.<br />
Senyawa polar yang larut dalam air dan<br />
tahan panas, bertanggung jawab terhadap<br />
pembentukan mutagen, misalnya karbolin<br />
selama pemanasan makanan (Krone et al.,<br />
1986). Kondisi pembakaran, pemanggang-<br />
an, dan pengasapan sangat cocok bagi<br />
pembentukan hidrokarbon aromatik<br />
polisiklik (PAH), senyawa N-nitroso<br />
(NNC), dan amina aromatik heterosiklik<br />
(HAA), yang semuanya bersifat<br />
karsinogenik. HAA merupakan hasil reaksi<br />
antara asam amino dengan pirolisat<br />
protein, lebih sering ditemukan pada<br />
produk panggang daripada produk asap.<br />
Adapun NNC, baik yang berupa N-<br />
nitrosamin (NNA), maupun N-nitrosodi-<br />
metilamin, merupakan hasil reaksi antara<br />
nitrogen oksida, yang berasal dari nitrit<br />
atau asap kayu, dengan senyawa amina<br />
sekunder yang banyak terdapat dalam<br />
ikan. Pemanggangan dengan kompor gas<br />
atau minyak tanah pada suhu di atas 100<br />
o<br />
C<br />
dapat menghasilkan NNC yang lebih<br />
tinggi dibandingkan dengan pemanggang<br />
listrik. Walaupun demikian, NNC yang<br />
terdapat dalam produk dapat didegradasi<br />
<br />
dengan sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu<br />
<br />
cara atau proses membebaskan bahan dari<br />
<br />
segala macam mikroba dengan suhu<br />
<br />
dan waktu tertentu (Dikun et al.,1980),<br />
<br />
Pada ikan asap, PAH berasal dari asap<br />
kayu, terutama lignin dan selulosa. Fraksi<br />
hidrokarbon dari asap kayu mengandung<br />
lebih dari 24 jenis PAH. Walaupun tidak<br />
semua jenis PAH tersebut bersifat<br />
karsinogenik, Benzopirena (BP), salah satu<br />
jenis PAH, adalah indikator karsinogenitas.<br />
Sikorski (1988) menyebutkan kandungan<br />
BP pada ikan asap sekitar 0,70 hingga 60<br />
ng/g (bb) terbanyak terdapat di bagian<br />
kulit. BP juga lebih banyak ditemukan pada<br />
ikan yang diasap secara tradisional<br />
(pengasapan langsung pada suhu tinggi)<br />
dibandingkan dengan yang menggunakan<br />
alat pengasap dengan generator asap yang<br />
terpisah yang bekerja pada suhu rendah.<br />
Pada prinsipnya pengasapan harus<br />
dilakukan dengan mengatur suhu dan<br />
kecepatan aliran udara serta kepekatan<br />
asap agar produksi fenol dan karbonil<br />
menjadi seperti yang diinginkan yakni<br />
pembentukan PAH sekecil mungkin.<br />
Meskipun demikian, kuantifikasi proses<br />
pengolahan tidak pernah dilakukan karena<br />
intensitas asap yang diinginkan kon-<br />
sumen bervariasi, sedangkan faktor yang<br />
berpengaruh terhadap intensitas asap<br />
produk akhir, juga beragam seperti jenis<br />
dan kelembapan kayu, atau jenis,<br />
ketebalan, kadar air,dan kadar lemak ikan.<br />
Oleh karena itu, pengaturan suhu,<br />
kecepatan udara, dan kepekatan asap<br />
diatur secara manual, disesuaikan dengan<br />
intensitas asap yang diinginkan. Sebagai<br />
pedoman, Sikorski (1988) menyatakan<br />
bahwa untuk mencegah pembentukan BP,<br />
suhu dekomposisi kayu harus di bawah<br />
400<br />
o<br />
C dan suhu oksidasi senyawa volatil<br />
hasil dekomposisi tersebut tidak lebih dari<br />
200<br />
o<br />
C. Untuk menentukan kondisi<br />
pengasapan secara lebih tepat dapat<br />
digunakan persamaan semi-empirik dari<br />
Nikitin (1965) Dalam Doe et al. (1998)<br />
sebagai berikut:<br />
t = 1/k ln [(Wo-We)/(Wt-We)] dengan<br />
k = 2,7 v<br />
0.2<br />
cf<br />
−0.3<br />
[(0.01T)<br />
3<br />
+1.3a]10<br />
−3<br />
t = waktu pengasapan (menit)<br />
k = konstanta laju pengasapan (1/jam)<br />
Wo = kadar air awal (kg/kg bobot kering)<br />
We = kadar air ekuilibrium (kg/kg bobot<br />
kering)<br />
Wt = kadar air akhir (kg/kg bobot kering)<br />
cf = kadar lemak ikan (%)<br />
v = kecepatan aliran udara (m/detik)<br />
a = kelembapan relatif (%)<br />
T = suhu asap (<br />
o<br />
C).<br />
Mikrobiologis<br />
Kandungan protein ikan yang relatif<br />
tinggi, dengan kandungan air 10−60%,<br />
cara pengolahan yang kurang saniter dan<br />
higienis, serta penyimpanan dalam<br />
keadaan tidak dilindungi/dikemas dengan<br />
baik pada kondisi tropik, mengakibatkan<br />
produk ikan olahan tradisional sangat<br />
rentan terhadap kerusakan mikrobiologis.<br />
Kerusakan mikrobiologis dapat me-<br />
nyebabkan pembusukan produk baik oleh<br />
bakteri atau jamur yang patogen maupun<br />
oleh racun yang dihasilkan.<br />
Sikorski et al. (1998) menyatakan<br />
bahwa Enterobacteriaceae sering ditemu-<br />
kan pada ikan asap yang berkadar air<br />
tinggi, juga Salmonella typhimurium dan<br />
Vibrio parahaemolyticus. Karena cara<br />
pengolahan yang dikombinasikan dengan<br />
pemanasan dan kontaminasi dari para<br />
pengolah tidak terhindarkan, maka produk<br />
ikan asap juga rentan terhadap per-<br />
tumbuhan Staphylococcus aureus.<br />
Walaupun demikian, Listeria monocyto-<br />
genes, bakteri penyebab meningitis yang<br />
sering ditemukan pada ikan asap di<br />
beberapa negara, belum pernah dilapor-<br />
kan terdapat pada produk olahan ikan di<br />
Indonesia. Hal ini kemungkinan disebab-<br />
kan ikan asap di Indonesia tidak disimpan<br />
pada suhu rendah, yang merupakan per-<br />
syaratan bagi kehidupan bakteri tersebut.<br />
Selain penyakit yang disebabkan<br />
oleh bakteri, bahaya lain adalah terjadinya<br />
keracunan akibat pertumbuhan Clostri-<br />
dium botulinum, bakteri pembentuk spora<br />
yang sangat tahan panas, yang<br />
menghasilkan racun botulisme. Bakteri ini<br />
perlu diwaspadai, terutama bila meng-<br />
gunakan kemasan hampa udara, karena<br />
bakteri bersifat anaerobik. Racun lain yang<br />
dapat menimbulkan alergi pada beberapa<br />
orang yang peka adalah histamin, suatu<br />
produk dekarboksilasi asam amino histidin<br />
yang terdapat pada ikan berdaging merah<br />
seperti tuna, cakalang, kembung, dan<br />
layang, oleh beberapa jenis bakteri seperti<br />
Morganella, Proteus, dan Klebsiella.<br />
Penyimpanan ikan tanpa pendinginan<br />
sebelum diolah dapat mempercepat<br />
pembentukan histamin. Salah satu<br />
derivatif histamin yang toksik adalah<br />
senyawa yang disebut giserosin, yang<br />
dapat menyebabkan tukak lambung (GE).<br />
Pada ikan peda, kadar histamin ini<br />
mencapai 107−133 mg% (Sarnianto et al.,<br />
1984). Nilai ini telah melewati batas yang<br />
disyaratkan oleh Federal Register di<br />
Amerika, yaitu 50 mg%.<br />
Jamur yang sering tumbuh pada<br />
kondisi aktivitas air atau kadar air rendah,<br />
selain menurunkan nilai estetika, juga<br />
potensial untuk menghasilkan racun. Ikan<br />
asin, ikan pindang, dan ikan asap paling<br />
Page 5<br />
96<br />
urnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
sering ditumbuhi Aspergillus spp. dan<br />
Penicillium spp. Jenis jamur yang<br />
dominan pada ikan asin adalah Poly-<br />
paecilum pisce dan A. niger (Wheeler et<br />
al., 1986), namun jenis serofilik yang<br />
ditemukan pada ikan asin adalah A.<br />
awamori, A. carbonarius, A. glaucus, A.<br />
tamarii, dan Eurotium glaucus (Santoso<br />
et al., 1999). Pada ikan kayu dari cakalang<br />
(katsuobushi), jenis jamur yang sering<br />
ditemukan yakni A. glaucus, P. glaucus,<br />
A. melleus. E. repens,dan E. rubrum.Jamur<br />
ini diyakini mampu memberikan aroma<br />
yang lezat pada ikan kayu, sedangkan A.<br />
flavoviridescens, Torula spp., Cladospo-<br />
rium herbarum, dan Catennlaria<br />
faliginea adalah kontaminan yang tidak<br />
disukai (Motohiro, 1988). Jenis jamur yang<br />
potensial menghasilkan racun karsino-<br />
genik adalah A. flavus, yang menghasilkan<br />
aflatoksin. Jamur ini mempunyai waktu<br />
germinasi 8 jam pada aktivitas air 0,97 dan<br />
suhu 30<br />
o<br />
C, sehingga untuk menghambat<br />
pertumbuhannya dapat dilakukan dengan<br />
pengaturan aktivitas air. Radiasi dengan<br />
sinar gamma pada 0,62−5,00 KGy dapat<br />
mematikan spora A. flavus. Wheeler et al.<br />
(1986) menemukan A. flavus pada be-<br />
berapa sampel ikan asin yang diambil dari<br />
pasar-pasar di Indonesia, walaupun<br />
aflatoksin tidak ditemukan pada sampel-<br />
sampel tersebut. Toksin lain yang<br />
ditemukan pada ikan asin adalah<br />
moniliformin yang dihasilkan oleh<br />
Fusarium fusaroides (Rabie et al., 1978).<br />
Kerusakan oleh bakteri maupun<br />
jamur sebenarnya dapat dihindari dengan<br />
mengembangkan model-model pem-<br />
busukan produk olahan oleh beberapa<br />
jenis bakteri dan jamur tertentu. Suatu<br />
model pembusukan ikan asin oleh bakteri<br />
Staphylococcus xylosus, Halobacterium<br />
salinarium, dan jamur telah dihasilkan oleh<br />
Doe dan Heruwati (1988). Sebagai contoh,<br />
dengan model yang merupakan fungsi<br />
antara aktivitas air produk, suhu dan<br />
waktu penyimpanan dapat diprediksi<br />
bahwa bila suatu produk yang mempunyai<br />
aktivitas air antara 0,75−0,90 disimpan<br />
pada suhu antara 25−45<br />
o<br />
C, maka produk<br />
tersebut akan mengalami penjamuran<br />
setelah disimpan lebih dari 20 jam (Gambar<br />
<br />
1).<br />
Kerusakan fisik<br />
Kerusakan fisik terjadi pada ikan<br />
kering atau ikan asin karena serangan<br />
serangga. Lalat biasanya bertelur di atas<br />
ikan asin yang sedang dijemur. Pada ikan<br />
berukuran besar yang tidak dapat kering<br />
dalam sehari, telur tersebut akan menetas<br />
menjadi belatung pada hari berikutnya.<br />
Keberadaan belatung pada ikan asin<br />
praktis menurunkan nilai jual produk<br />
karena alasan estetika. Lalat rumah<br />
(Musca domestica) dapat menghasilkan<br />
telur 90−120 butir sedangkan lalat hijau<br />
(Chrysomia megacephala) menghasilkan<br />
200−300 butir setiap kali bertelur (Doe,<br />
1998). Masalah ini berdampak cukup<br />
serius karena untuk mengatasinya, para<br />
pengolah menggunakan insektisida yang<br />
berbahaya seperti startox. Selain<br />
menyebabkan kerusakan fisik, lalat juga<br />
menjadi perantara bagi kontaminasi bakteri<br />
pembusuk dan patogen seperti Acineto-<br />
bacter, Staphylococcus, dan Vibrio-<br />
naceae. Hasil pengamatan menunjukkan<br />
bahwa satu ekor lalat dapat membawa<br />
sekitar 102−103 bakteri pada musim<br />
kemarau dan antara 108 −109 pada musim<br />
hujan (Indriati, 1985).<br />
Kerusakan oleh serangga lain terjadi<br />
pada tahap penyimpanan ikan asin, yang<br />
disebabkan oleh serangga semacam<br />
kumbang (Dermestes ater, D. carnivorus,<br />
D. frischii, dan D. maculatus), Necrobia<br />
rufipes, dan Piophila casei. Dermestes<br />
lebih menyukai ikan kering yang tidak<br />
terlalu asin, sedangkan Piophila lebih<br />
menyukai ikan asin yang berkadar air<br />
tinggi (Indriati dan Heruwati, 1988; Indriati<br />
et al., 1991). Kerusakan oleh lalat dapat<br />
dicegah dengan mengurangi populasi lalat<br />
melalui perbaikan sanitasi lingkungan<br />
pengolahan, atau dengan menggunakan<br />
alat pengering yang dapat menahan<br />
masuknya lalat. Adapun kerusakan oleh<br />
kumbang dapat dikurangi dengan<br />
menurunkan kelembapan ruang pe-<br />
nyimpanan dan memberi sirkulasi udara<br />
yang cukup.<br />
RASIONALISASI DAN<br />
STANDARDISASI<br />
Agar diperoleh produk dengan mutu<br />
yang mantap dan stabil, proses pe-<br />
ngolahan harus dilakukan secara rasional<br />
dan baku. Rasionalisasi dan standardisasi<br />
hendaknya dilakukan mulai dari bahan<br />
baku, bahan pembantu, proses pengolah-<br />
an, sampai lingkungan pengolahan.<br />
Kondisi fisik dan bakterial, komposisi<br />
kimia, serta kesegaran bahan baku dan<br />
bahan pembantu harus diketahui untuk<br />
memilih proses pengolahan yang tepat.<br />
Dengan standardisasi maka konsumen<br />
akan mendapatkan produk yang sesuai<br />
dengan yang seharusnya. Kondisi ini juga<br />
akan membuka peluang pengembangan<br />
pemasaran produk olahan tradisional,<br />
termasuk di luar negeri.<br />
Bahan baku dan bahan pembantu<br />
(khususnya garam dan air) yang<br />
digunakan untuk pengolahan tradisional<br />
Gambar 1.<br />
Pola pembusukan yang didasarkan atas karakteristik pertumbuhan<br />
beberapa jamur dan bakteri (Doe dan Heruwati, 1988).<br />
Page 6<br />
Jurnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
97<br />
harus mempunyai mutu dan kesegaran<br />
yang tinggi. Pendapat para pengolah<br />
bahwa bahan baku dan bahan pembantu<br />
untuk pengolahan tradisional tidak harus<br />
bermutu tinggi terbentuk karena mereka<br />
mengolah tidak berorientasi pada mutu<br />
produk akhir. Hal ini kemungkinan besar<br />
disebabkan karena mereka tidak sadar akan<br />
dapat memperoleh insentif lebih tinggi dari<br />
mutu produk akhir yang lebih berkualitas.<br />
Berdasarkan pendapat tersebut maka<br />
kebanyakan pengolah ikan asin dengan<br />
sengaja menunda pembelian ikan basah<br />
di pelelangan hingga siang hari, yakni saat<br />
harga ikan sudah jauh menurun di-<br />
bandingkan dengan waktu baru diturun-<br />
kan dari kapal, meskipun mutunya sudah<br />
jauh menurun. Mereka juga menggunakan<br />
sembarang air yang tersedia walaupun air<br />
tersebut kotor, karena air bersih pada<br />
umumnya sulit didapatkan di lokasi<br />
pengolahan. Garam yang digunakan pun<br />
yang paling murah, sehingga mutunya<br />
rendah. Pengolah tidak mempertimbang-<br />
kan garam seperti itu mengandung banyak<br />
kotoran berupa lumpur dan bakteri yang<br />
akan mengkontaminasi produk yang<br />
diolah.<br />
Rasionalisasi proses pengolahan,<br />
termasuk pengemasan, perlu dilakukan<br />
dengan terlebih dahulu menentukan<br />
proses yang sesuai dengan masa simpan<br />
yang diperlukan. Bila produk hanya<br />
ditujukan untuk dipasarkan di wilayah<br />
yang tidak jauh dari produsen, dan<br />
mempunyai perputaran yang cepat (cepat<br />
dibeli konsumen), maka produk tidak perlu<br />
mempunyai daya awet sangat tinggi,<br />
karena perpanjangan daya awet pasti<br />
memerlukan tenaga dan biaya tambahan,<br />
selain menimbulkan risiko bahaya<br />
terhadap konsumen. Sebagai contoh,<br />
upaya perpanjangan daya awet ikan<br />
pindang dan ikan asap dapat dilakukan<br />
dengan berbagai cara, namun semuanya<br />
memberikan efek samping. Peningkatan<br />
kadar garam akan mengurangi penerimaan<br />
konsumen; perebusan berulang-ulang<br />
atau sterilisasi akan membuat tekstur ikan<br />
menjadi keras dan rapuh; penggunaan zat<br />
pengawet atau antibiotik berisiko tinggi<br />
terhadap kesehatan dan keselamatan<br />
konsumen mengingat masih sulitnya<br />
mengontrol jenis dan dosis yang<br />
digunakan; penggunaan radiasi belum<br />
dapat diterapkan secara komersial;<br />
pengaturan aktivitas air menggunakan<br />
humektan justru mendorong pertumbuhan<br />
jamur; pengemasan hampa udara<br />
berpeluang besar bagi pertumbuhan<br />
Clostridium botulinum; sedangkan<br />
penyimpanan pada suhu rendah masih<br />
terlalu mahal untuk produk-produk<br />
tersebut. Dari ilustrasi tersebut dapat<br />
dikatakan bahwa pemilihan proses<br />
pengolahan harus didasarkan atas ciri<br />
kerusakan spesifik dan masa simpan yang<br />
diinginkan untuk masing-masing jenis<br />
produk. Untuk produk pindang misalnya,<br />
dapat saja dibuat agar tahan disimpan<br />
hingga 30 hari, tetapi bila tujuan<br />
pemasaran tidak jauh dari lokasi<br />
pengolahan, maka cara pengolahan<br />
(waktu proses, kadar garam, bahan<br />
pengawet, pengemasan, dll.) cukup<br />
dirancang untuk produk dengan masa<br />
simpan 5−7 hari saja karena biaya<br />
prosesnya lebih murah dan efek<br />
sampingnya lebih kecil. Hal terpenting<br />
dalam rasionalisasi adalah melakukan<br />
proses dengan terukur, antara lain dalam<br />
jumlah, bobot, takaran, komposisi, tingkat<br />
kesegaran, suhu, dan waktu, agar produk<br />
tidak terlalu bervariasi dalam mutu dan<br />
masa simpannya. Upaya ini akan<br />
memudahkan dalam melakukan standar-<br />
disasi proses maupun produk.<br />
JAMINAN DAN<br />
PENGAWASAN MUTU<br />
Mutu dan jaminan mutu merupakan<br />
bagian dari kehidupan modern. Oleh<br />
karena itu, dalam konstelasi global dunia<br />
modern dewasa ini, konsep mutu dan<br />
jaminan mutu harus diterapkan dalam<br />
setiap kegiatan masyarakat, termasuk<br />
dalam pengembangan produk olahan ikan<br />
tradisional. Tanpa prinsip tersebut, produk<br />
olahan tradisional akan segera ditinggal-<br />
kan oleh masyarakat.<br />
Para pengolah hendaknya diajarkan<br />
untuk memahami prinsip dasar pengolah-<br />
an yang benar, dan dibiasakan untuk<br />
melakukannya, sehingga sistem jaminan<br />
mutu produk dapat diterapkan. Sistem<br />
jaminan mutu berdasarkan analisis bahaya<br />
titik kontrol kritis (HACCP) yang telah<br />
menjadi keharusan untuk produk ekspor<br />
ke Amerika, dan selama ini baru diterapkan<br />
untuk produk olahan dari industri besar,<br />
bukan tidak mungkin diterapkan pada<br />
pengolahan tradisional. Konsep tersebut<br />
diawali dengan mengidentifikasi potensi<br />
bahaya, selanjutnya membuat rencana<br />
HACCP dengan menyusun suatu tabel<br />
audit yang komponennya terdiri atas alur<br />
proses, kemungkinan risiko atau bahaya<br />
pada setiap tahap proses, titik kontrol kritis<br />
untuk setiap risiko/bahaya, dan pe-<br />
ngendalian yang harus dilakukan. Contoh<br />
tabel audit bahaya pada pengolahan ikan<br />
asin kering dapat dilihat pada Tabel 4.<br />
Sistem jaminan mutu ini tentu harus<br />
dilengkapi dengan pengawasan mutu yang<br />
dapat dilakukan melalui pengujian secara<br />
periodik. Untuk itu, kriteria mutu serta cara<br />
pengujian dari setiap kriterium tersebut<br />
harus ditetapkan. Selama ini mutu produk<br />
olahan tradisional hanya ditentukan<br />
secara sensoris yakni menggunakan<br />
kriteria rupa, warna, bau, rasa, dan tekstur<br />
atau konsistensi. Walaupun demikian di<br />
masa depan, tidak berarti cara pengamatan<br />
mutu ini harus ditinggalkan, melainkan<br />
ditambah dengan cara-cara penentuan<br />
mutu yang lebih obyektif demi mem-<br />
berikan kepastian kepada konsumen akan<br />
mutu suatu produk.<br />
Kriteria mutu obyektif yang standar,<br />
dan sering digunakan adalah komposisi<br />
proksimat, yaitu kadar protein, lemak,<br />
karbohidrat, dan garam. Bila perlu,<br />
dilengkapi informasi jenis bahan dan<br />
bumbu atau bahan tambahan ("food<br />
additives") yang digunakan dan ditulis<br />
pada kemasan karena konsumen berhak<br />
mengetahuinya. Kriteria lain untuk<br />
pengujian mutu dan tingkat kesegaran<br />
produk adalah pH, kadar air, aktivitas air,<br />
kadar basa menguap (TVB), total nitrogen<br />
menguap (TVN), trimetilamin (TMA), dan<br />
jumlah bakteri (TPC). Asam tiobarbiturat<br />
(TBA), nilai peroksida (PV), dan asam<br />
lemak bebas (FFA), umumnya digunakan<br />
untuk mendeteksi kerusakan berupa<br />
ketengikan atau kerusakan lain yang<br />
berkaitan dengan lemak. Kriteria seperti<br />
kelarutan dan kecernaan protein,<br />
komposisi asam amino, sifat reologi, dan<br />
rekonstitusi, sering digunakan untuk<br />
keperluan riset. Adapun kriteria untuk<br />
pengujian tingkat kesehatan ("whole-<br />
someness") keamanan ("safety") produk<br />
antara lain adalah adanya mikroorganisme<br />
patogen dan pembentuk racun seperti<br />
Salmonella, S. aureus, Vibrio parahae-<br />
molyticus, Clostridium botulinum,<br />
Escherichia coli, Bacillus cereus,<br />
Listeria monocytogenes, dan Aspergillus<br />
flavus; atau adanya zat-zat yang ber-<br />
bahaya bagi kesehatan seperti bahan-<br />
bahan karsinogenik misalnya PAH, HAA,<br />
dan NNC serta turunannya, aflatoksin,<br />
histamin, atau senyawa-senyawa insek-<br />
tisida. Pemilihan kriteria yang akan<br />
digunakan disesuaikan dengan tujuan<br />
pemeriksaan, sedangkan pengujian setiap<br />
Page 7<br />
98<br />
Jurnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
kriteria harus menggunakan metode dan<br />
prosedur yang standar.<br />
KESIMPULAN<br />
Pengolahan ikan secara tradisional<br />
masih mempunyai prospek untuk di-<br />
kembangkan. Mengingat tingginya<br />
ketergantungan masyarakat terhadap<br />
produk perikanan dalam memenuhi<br />
kebutuhan gizi, belum meratanya<br />
distribusi ikan dari pusat produksi ke pusat<br />
konsumsi, serta belum terpenuhinya<br />
persyaratan untuk melakukan pengolahan<br />
modern. Prospek ini didukung oleh cukup<br />
tersedianya sumber daya ikan, khususnya<br />
di KTI, masih sederhananya teknologi<br />
pengolahan, dan cukup banyaknya<br />
industri rumah tangga yang melakukan<br />
pengolahan ikan secara tradisional.<br />
Keberhasilan pengembangan perlu<br />
disertai dengan upaya perbaikan berupa<br />
rasionalisasi dan standardisasi, agar sifat<br />
fungsional, mutu, nilai nutrisi, keamanan<br />
produk terjamin. Upaya perbaikan perlu<br />
diikuti dengan peningkatan industrialisasi<br />
dan komersialisasi.<br />
Pengembangan pengolahan tra-<br />
disional memerlukan bantuan pembinaan<br />
yang diawali dengan penelitian, diteruskan<br />
dengan diseminasi dan pengaturan-<br />
pengaturan serta fasilitas sarana dan<br />
prasarana. Pihak yang berwenang dan<br />
mempunyai mandat dalam bidang<br />
penelitian, penyuluhan, dan pembinaan<br />
hendaknya melakukan rasionalisasi dan<br />
standardisasi, menyusun petunjuk-<br />
petunjuk praktis dan melakukan sosialisasi<br />
petunjuk tersebut secara intensif kepada<br />
para pengolah. Petunjuk praktis hendak-<br />
nya memuat teknologi dan persyaratan<br />
higieni dalam persiapan, pengolahan, dan<br />
penyimpanan produk ikan tradisional,<br />
yang didasarkan atas kebiasaan yang<br />
mereka lakukan selama bertahun-tahun,<br />
tetapi dengan perbaikan yang didasarkan<br />
pada kemajuan iptek untuk menghindari<br />
kerusakan fisik, kimiawi, dan mikrobiologi.<br />
Dengan demikian maka citra produk<br />
olahan tradisional dapat diperbaiki baik di<br />
tingkat nasional maupun internasional.<br />
Tabel 4. Tabel audit bahaya pada pengolahan ikan asin kering.<br />
Operasi kritis<br />
Potensi risiko<br />
Titik kontrol kritis<br />
Pengendalian<br />
Pendaratan ikan<br />
Pertumbuhan<br />
Pengaturan suhu dan<br />
Penggunaan es sesegera<br />
mikroorganisme<br />
waktu penanganan<br />
mungkin, menjaga suhu<br />
selalu < 5<br />
o<br />
C<br />
Pencucian<br />
Kontaminasi bakteri<br />
Peningkatan higieni<br />
Penggunaan air bersih<br />
dan bahan kimia<br />
Penggaraman<br />
Kontaminasi<br />
Peningkatan higieni<br />
Penggunaan garam bersih,<br />
mikroorganisme<br />
pengecekan bakteri<br />
halofilik pada garam,<br />
penggunaan tangki<br />
penggaraman yang bersih<br />
Pengeringan<br />
Pertumbuhan mikro- Pengendalian suhu<br />
Penurunan aktivitas air<br />
organisme infestasi<br />
dan waktu pengering-<br />
hingga 0,91 dalam waktu<br />
lalat<br />
an, sanitasi, perlin-<br />
48 jam, lingkungan bersih<br />
dungan produk<br />
serangga termasuk lalat,<br />
dan rekayasa alat penge-<br />
ring<br />
Penyimpanan<br />
Pertumbuhan mikro- Pengaturan kelembap- Pengaturan kelembapan<br />
organisme infestasi<br />
an, suhu, waktu, dan<br />
< 65%, lingkungan bebas<br />
serangga<br />
higieni<br />
serangga, suhu < 10<br />
o<br />
C<br />
Sumber: Kow et al. (1998), dengan modifikasi.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Bhuiyan, A.K.M.A., W.M.N. Ratnayake, and<br />
R.G. Ackman. 1993. Nutritional com-<br />
position of raw and smoked Atlantic<br />
mackerel (Scomber scombrus): oil and<br />
water soluble vitamins. J. Food Com-<br />
position and Analysis 6: 172−184.<br />
Bligh, E.G., S. J. Shaw, and A.D. Woyewoda.<br />
1988. Effects of drying and smoking on<br />
lipids of fish In Fish Smoking and Drying,<br />
the Effect of Smoking and Drying on the<br />
Nutritional Properties of Fish J.R. Burt,<br />
(Ed.). Elsevier Applied Science, London<br />
and New York. p. 41−52.<br />
Burt, J. R. 1988. The effect of drying and<br />
smoking on the vitamine content of fish<br />
In Fish Smoking and Drying, the Effect of<br />
Smoking and Drying on the Nutritional<br />
Properties of Fish. J.R. Burt, (Ed.). Elsevier<br />
Applied Science, London and New York. p.<br />
53−60.<br />
Dikun, P.P., L.E. Romanova, J.A.Sheidrikova,<br />
I.D. Rheim, and Z. Yu. Yunosova. 1980.<br />
The contents of N-nitrosamine in some<br />
varieties of canned fish. Rybnoe Khozy-<br />
aistvo 8: 69−73.<br />
Direktorat Jenderal Perikanan. 1999. Statistik<br />
Perikanan 1977−1997. Ditjenkan, Deptan,<br />
Jakarta. hlm. 35−36.<br />
Doe, P.E. 1998. Indonesian guidelines. recomm.<br />
code of practice for fresh and cured fish In<br />
Fish Drying and Smoking, Production and<br />
Quality. Technomic Publishing USA. p.<br />
157−191.<br />
Doe, P.E. and E. S. Heruwati. 1988. A model<br />
for the prediction of the microbial spoilage<br />
of sun-dried tropical fish. J. Food<br />
Engineering 8: 47−72.<br />
Doe, P.E., Z. Sikorski, N. Haard, J. Olley, and<br />
B.S. Pan. 1998. Basic Principles In Fish<br />
Drying and Smoking, Production and<br />
Quality. Technomic Publishing USA. p. 13−<br />
45.<br />
Harada, K. and K. Yamada. 1979. Microbial<br />
degradation of nitrosamines. I. Bull. Japan<br />
Soc. Sci. Fisheries 45: 925−928.<br />
Indriati, N. 1985. Insect and bacteria<br />
distribution at fish landing sites: Muara<br />
Angke and Kalibaru. Fourth Progress<br />
Report. ACIAR-AARD Project 8304,<br />
Jakarta. (Unpublished report)<br />
Indriati, N. dan E.S. Heruwati. 1988. Pengaruh<br />
kadar garam ikan asin kering terhadap<br />
perkembangbiakan Dermestes maculatus<br />
Degeer. Prosiding Seminar Penelitian<br />
Pascapanen Pertanian. Buku I. Badan<br />
Litbang Pertanian, Jakarta. hlm. 413−416.<br />
Indriati, N., Tazwir, dan E.S. Heruwati. 1991.<br />
Penyebab kerusakan pada ikan asin<br />
pengecer dan grosir di Jakarta. Jurnal<br />
Page 8<br />
Jurnal Litbang Pertanian, 21(3), 2002<br />
99<br />
Penelitian Pascapanen Perikanan 71: 49−<br />
55.<br />
James, D. 1998. Production, consumption, and<br />
demand In Fish Drying and Smoking,<br />
Production and Quality P.E. Doe, (Ed).<br />
Technomic Publishing ucaster, Pennsyl-<br />
vania. p. 1−12.<br />
Kodyat, B.A., A.R. Thaha, dan Minarto. 1998.<br />
Penuntasan masalah gizi kurang. Prosiding<br />
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI.<br />
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,<br />
Jakarta. hlm. 755−785.<br />
Kow, F., T. Motohiro, P.E. Doe, and E.S.<br />
Heruwati. 1998. Quality assurance In Fish<br />
Drying and Smoking, Production and<br />
Quality P.E. Doe, (Ed). Technomic<br />
Publishing USA. p. 137−155.<br />
Krone, C.A., S.M.J. Yeh, and W.T. Iwaoka.<br />
1986. Mutagen formation during com-<br />
mercial processing of foods. Environmental<br />
Health Perspectives 67: 143−146.<br />
Motohiro, T. 1988. Effect of smoking and<br />
drying on the nutritive value of fish: a<br />
review of Japanese studies In Fish Smoking<br />
and Drying, the Effect of Smoking and<br />
Drying on the Nutritional Properties of<br />
Fish. J.R. Burt, (Ed.). Elsevier Applied<br />
Science, London and New York. p. 91−120.<br />
Opstvedt, J. 1988. Influence of drying and<br />
smoking on protein quality In Fish Smoking<br />
and Drying, the Effect of Smoking and<br />
Drying on the Nutritional Properties of<br />
Fish. J.R. Burt, (Ed.). Elsevier Applied<br />
Science, London and New York. p. 23−36.<br />
Pan, B.S. 1988. Undesirable factors in dried<br />
fish products In Fish Smoking and Drying,<br />
the Effect of Smoking and Drying on the<br />
Nutritional Properties of Fish. J.R. Burt<br />
(Ed.). Elsevier Applied Science, London<br />
and New York. p. 61−71.<br />
Rabie, C.J., A. Luebben, A.I. Louw, E.B.<br />
Rathbone, P.S. Steyn, and R. Vleffar. 1978.<br />
Moniliformin, a mycotoxin from Fusarium<br />
fusarioides. J. Agric. Food Chem. 26(2):<br />
375−379.<br />
Raghunath, M.R., T.V. Sankar, K. Ammu, and<br />
K. Devadasan. 1995. Biochemical and<br />
nutritional changes in fish protein during<br />
drying. J. Sci. Food Agric. 67: 197−204.<br />
Santoso, I., I. Ganjar, R.D. Sari, and N.D.<br />
Sembiring. 1999. Xerophilic moulds<br />
isolated from salted and unsalted dried fish<br />
from traditional markets in Jakarta. Indon.<br />
Food and Nutrition Progress 6(2): 55−58.<br />
Sarnianto, P., H.E. Irianto, and S. Putro. 1984.<br />
Studies on the histamine content of<br />
fermented fish product. Laporan Penelitian<br />
Teknologi Perikanan 32: 35−39.<br />
Sikorski, Z., N. Haard, T. Motohiro, and B.S.<br />
Pan. 1998. Quality In Fish Smoking and<br />
Drying, Production and Quality. P.E. Doe,<br />
(Ed). Technomic Publishing USA. p. 89−<br />
115<br />
Sikorski, Z. 1988. Smoking of fish and<br />
carcinogens In Fish Smoking and Drying,<br />
the Effect of Smoking and Drying on the<br />
Nutritional Properties of Fish. J.R. Burt,<br />
(Ed.). Elsevier Applied Science, London<br />
and New York. p. 73−83.<br />
Suryana, A. dan J. Budianto. 1998. Penawaran,<br />
permintaan pangan dan perilaku kebiasaan<br />
pangan. Prosiding Widyakarya Nasional<br />
Pangan dan Gizi VI. Lembaga Ilmu<br />
Pengetahuan Indonesia, Jakarta. hlm. 147−<br />
187.<br />
Wheeler, K.A., A.D. Hocking, J.I. Pitt, and A.<br />
M. Anggawati. 1986. Fungi associated with<br />
Indonesian dried fish. Food Microbiol. 3:<br />
351−357.<br />
Zotos A., M. Hole, and G. Smith. 1995. The<br />
effect of frozen storage of mackerel<br />
(Scomber scombrus) on its quality when<br />
hot-smoked. J. Sci. Food Agric. 67: 43−48.Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-13958117723782340942011-01-09T18:11:00.000-08:002011-01-09T18:11:17.660-08:00PROTOZOA1<br />
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan<br />
PROTOZOA<br />
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan<br />
protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah<br />
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh<br />
algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi<br />
dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies<br />
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa<br />
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus<br />
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus<br />
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara<br />
algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan<br />
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur<br />
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena<br />
tidak dapat membentuk badan buah.<br />
Jenis Sistem Sistem Protozoa<br />
Otot-rangka<br />
Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau<br />
luar. Mereka bergerak dengan berbagai cara.<br />
Amoeba memiliki kaki palsu atau pseudopodia<br />
yang meluas ketika bergerak. Paramecium<br />
ditutupi dengan rambut yang disebut silia.<br />
Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor<br />
yang disebut flagel untuk bergerak.<br />
Pencernaan<br />
Protozoa mengambil makanan melalui air dan<br />
menyimpan makanan di kantung yang disebut<br />
vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan<br />
bakteri.<br />
Saraf<br />
Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat<br />
rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak<br />
mempunyai sistem saraf. Mereka dapat<br />
bereaksi terhadap cahaya dan perubahan<br />
suhu.<br />
Sirkulasi<br />
Protozoa memiliki aliran air yang masuk<br />
melalui pori-pori. Air berisi makanan dan<br />
kebutuhan oksigen protozoa.<br />
Respirasi<br />
Protozoa mengambil oksigen dan<br />
mengeluarkan karbon dioksida melalui<br />
membran selnya.<br />
Reproduksi Protozoa dapat berkembang biak secara<br />
seksual dan aseksual.<br />
Ekskresi Protozoa memiliki kantung disebut vakuola<br />
yang berfungsi mengambil dan membuang air.<br />
Simetri Protozoa biasanya asimetris.<br />
Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.<br />
2<br />
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan<br />
A. Habitat Protozoa<br />
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan<br />
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup<br />
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana<br />
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat<br />
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.<br />
Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis<br />
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.<br />
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada<br />
pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen<br />
hewan ruminansia.<br />
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit<br />
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi<br />
makanan untuk ikan dan hewan lainnya.<br />
B. Morfologi Protozoa<br />
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk<br />
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak<br />
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif<br />
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak<br />
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada<br />
pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.<br />
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada<br />
jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan<br />
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti<br />
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa<br />
protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang<br />
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini<br />
sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga<br />
koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.<br />
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia<br />
(kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat<br />
gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.<br />
Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak<br />
dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan<br />
ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun<br />
manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.<br />
Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of<br />
Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora,<br />
Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada<br />
klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok<br />
Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi<br />
lima kelas.<br />
3<br />
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan<br />
Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo,<br />
Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota<br />
kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.<br />
Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan<br />
genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk kelompok<br />
Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.<br />
4<br />
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan<br />
Gambar bermacam – macam protozoa(Gambar dari Cappuccino, J.G. dan Sherman, N.<br />
2008).<br />
C. Perkembangbiakan Protozoa<br />
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa<br />
dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata<br />
pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis<br />
protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti<br />
membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.<br />
Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.<br />
Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara<br />
perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony secara<br />
aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi<br />
perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.<br />
Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau<br />
terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli<br />
asalkan inti selnya tetap ada.<br />
D. Fisiologi Protozoa<br />
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada<br />
lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.<br />
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,<br />
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.<br />
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau<br />
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan<br />
air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.<br />
Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara<br />
pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh<br />
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,<br />
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke<br />
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang<br />
bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian<br />
membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola<br />
besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.<br />
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan,<br />
kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam<br />
sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah<br />
yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip<br />
mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan<br />
5<br />
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan<br />
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian<br />
dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicQZnheLYFzpOut1M7SQUrj4QCPXQvxhlytjwiBR485o3-mclee1Lq3STK6pHZ3423Xw1ThyAsL40oDJf9sq_V7WitiKTxcCZxT7iCV-Gg2ZvhxCyCgIaNCEomIjv-iCqFKAXAbHkWDE8/s1600/Protozoa-775267.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="252" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicQZnheLYFzpOut1M7SQUrj4QCPXQvxhlytjwiBR485o3-mclee1Lq3STK6pHZ3423Xw1ThyAsL40oDJf9sq_V7WitiKTxcCZxT7iCV-Gg2ZvhxCyCgIaNCEomIjv-iCqFKAXAbHkWDE8/s400/Protozoa-775267.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://www.stivenurudinbule@gmail.com"></a>Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-2497853670622572322011-01-09T17:55:00.000-08:002011-01-09T17:55:47.750-08:00poriferaMengenal Seluk Beluk Phylum Porifera<br />
Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 7:41 am <br />
Tags: ciri tubuh, habitat, manfaat, Porifera, ukuran dan bentuk<br />
<br />
porifera<br />
Porifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa.Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehinggaporifera disebut juga sebagai hewan spons.<br />
Ciri Tubuh<br />
Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.<br />
Ukuran dan bentuk<br />
Ukuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,<br />
sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.<br />
Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.<br />
Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.<br />
Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,<br />
dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.<br />
Struktur dan fungsi tubuh<br />
<br />
struktur tubuh-porifera<br />
Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.<br />
Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit.<br />
Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum.<br />
Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.<br />
Cara hidup dan Habitat<br />
Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.<br />
Reproduksi<br />
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.<br />
Klasifikasi porifera<br />
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).<br />
Hexactinellida (Hyalospongiae)<br />
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.<br />
Demospongiae<br />
<br />
Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin.<br />
Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.<br />
Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.<br />
<br />
Calcarea (Calcisspongiae)<br />
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid.<br />
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.<br />
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid<br />
Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia<br />
Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO5McoShV2Rf7f-O6sQTMYSrC-CBaQTL12QC_TbOYDn6HXNeFof8rkvsgj9DwAAdkSPycpchG05jDvZKl2zYiIQY4ng3_njN7SqbIcjvZ2mbVe468X1EbNa2V_fJXOnrW-I-e5xcoRFeo/s1600/44.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="400" width="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO5McoShV2Rf7f-O6sQTMYSrC-CBaQTL12QC_TbOYDn6HXNeFof8rkvsgj9DwAAdkSPycpchG05jDvZKl2zYiIQY4ng3_njN7SqbIcjvZ2mbVe468X1EbNa2V_fJXOnrW-I-e5xcoRFeo/s400/44.jpg" /></a></div>Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-58440817779287140312010-12-01T19:50:00.000-08:002010-12-01T19:50:00.668-08:00STATISTIK FLUIDASTATISTIKA FLUIDA<br />
<br />
Pengertian Fluida.<br />
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir.<br />
Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas.<br />
Antara zat cair dan gas dapat dibedakan :<br />
Zat cair adalah Fluida yang non kompresibel (tidak dapat ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan.<br />
Gas adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat ditekan.<br />
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi sampai fluida yang non kompresibel saja.<br />
Bagian dalam fisika yang mempelajari tekanan-tekanan dan gaya-gaya dalam zat cair disebut : HIDROLIKA atau MEKANIKA FLUIDA yang dapat dibedakan dalam :<br />
Hidrostatika : Mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.<br />
Hidrodinamika : Mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang bergerak.<br />
(Juga disebut mekanika fluida bergerak)<br />
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi sampai Hidrostatika saja.<br />
Rapat Massa dan Berat Jenis.<br />
Rapat massa benda-benda homogen biasa didefinisikan sebagai : massa persatuan volume yang disimbolkan dengan .<br />
Satuan.<br />
= <br />
Besaran MKS CGS<br />
m kg g<br />
V m3 cm3<br />
kg/m3 g/cm3<br />
Berat jenis didefinisikan sebagai Berat persatuan Volume.<br />
Yang biasa disimbolkan dengan : D<br />
Satuan.<br />
D = <br />
<br />
<br />
<br />
atau<br />
D = . g<br />
Besaran MKS CGS<br />
W Newton Dyne<br />
V m3 cm3<br />
D n/m3 dyne/cm3<br />
g m/det2 cm/det2<br />
<br />
Rapat Massa Relatif.<br />
Rapat massa relatif suatu zat adalah perbandingan dari rapat massa zat tersebut terhadap rapat massa dari zat tertentu sebagai zat pembanding.(I,2)<br />
<br />
Zat pembanding biasa diambil air, pada suhu 40 C.<br />
Rapat massa relatif biasa disimbolkan dengan : r.<br />
r = <br />
r = <br />
<br />
<br />
<br />
Juga berlaku :<br />
<br />
<br />
Rapat massa relatif tidak mempunyai SATUAN.<br />
Tekanan Hidrostatika.<br />
Adalah : Tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair.<br />
Tekanan adalah : Gaya per satuan luas yang bekerja dalam arah tegak lurus suatu permukaan.<br />
Tekanan disimbolkan dengan : P<br />
P = <br />
Satuan<br />
Besaran MKS CGS<br />
F N dyne<br />
A m2 cm2<br />
P N/m2 dyne/cm2<br />
Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan ketinggian titik tersebut dari suatu titik acuan.<br />
<br />
<br />
<br />
h<br />
PBar Dasar bejana akan mendapat tekanan sebesar :<br />
P = tekanan udara + tekanan oleh gaya berat zat cair (Tekanan Hidrostatika).<br />
P = BAR + <br />
P = BAR + = BAR + <br />
P = BAR + . g . h<br />
<br />
<br />
Jadi Tekanan Hidrostatika (Ph) didefinisikan :<br />
Ph = . g . h<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
h<br />
<br />
½ h<br />
<br />
h<br />
<br />
h<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Satuan<br />
Keterangan. MKS CGS<br />
= rapat massa zat cair kg/m3 g/cm3<br />
g = percepatan gravitasi m/det2 cm/det2<br />
h = tinggi zat cair diukur dari permukaan zat cair sampai ke titik/bidang yang diminta. m cm<br />
Ph = Tekanan Hidrostatika N/m2 Dyne/cm2<br />
1 atm = 76 cm Hg<br />
1 atm = 105 N/m2 = 106 dyne/cm2<br />
Untuk bidang miring dalam mencari h maka dicari lebih dahulu titik tengahnya (Disebut : titik massa).<br />
Gaya Hidrostatika. (= Fh)<br />
Besarnya gaya hidrostatika (Fh) yang bekerja pada bidang seluas A adalah : <br />
Fh = Ph . A = . g . h . A<br />
Fh = . g . h . A<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Fh = gaya hidrostatika dalam SI (MKS) adalah Newton<br />
dalam CGS adalah Dyne.<br />
<br />
Hukum Pascal.<br />
Bunyinya : Tekanan yang bekerja pada fluida di dalam ruang tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah dengan sama besar.<br />
Contoh alat yang berdasarkan hukum Pascal adalah : Pompa Hidrolik.<br />
Perhatikan gambar bejana berhubungan di bawah ini.<br />
<br />
F1 F 2<br />
<br />
<br />
<br />
A1 A2 Permukaan fluida pada kedua kaki bejana berhubungan sama tinggi.<br />
Bila kaki I yang luas penampangnya A1 mendapat gaya F1 dan kaki II yang luas penampangnya A2 mendapat gaya F2 maka menurut Hukum Pascal harus berlaku :<br />
P1 = P2<br />
<br />
<br />
F1 : F2 = A1 : A2<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Hukum Utama Hidrostatis.<br />
Bunyinya : Tekanan hidrostatis pada sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang adalah sama.<br />
(Ph) di A = (Ph) di B = (Ph) di C<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Hukum utama hidrostatika berlaku pula pada pipa U (Bejana berhubungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur.<br />
(Ph)A = (Ph)B<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
1h1 + 2h2 = 3h3<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Percobaan pipa U ini biasanya digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair.<br />
Paradoks Hidrostatis.<br />
<br />
Segala bejana yang mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi zat cair dengan ketinggian yang sama pula (h).<br />
Menurut Hukum Utama Hidrostatis : Tekanan hidrostatis pada dasar masing-masing bejana adalah sama yaitu : Ph = . g . h<br />
Paradoks Hidrostatis : Gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak tergantung pada banyaknya zat cair maupun bentuk bejana, melainkan tergantung pada :<br />
Massa jenis zat cair.<br />
Tinggi zat cair diatas dasar bejana.<br />
Luas dasar bejana.<br />
<br />
Jadi gaya hidrostatis pada dasar bejana-bejana tersebut sama yaitu : <br />
Fh = . g . h . A<br />
Hukum Archimedes.<br />
Bunyinya : Bila sebuah benda diletakkan di dalam fluida, maka fluida tersebut akan memberikan gaya ke atas (FA) pada benda tersebut yang besarnya = berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.<br />
Benda di dalam zat cair ada 3 macam keadaan :<br />
Benda tenggelam di dalam zat cair.<br />
Berat zat cair yang dipindahkan = mc . g<br />
= c . Vc . g<br />
Karena Volume zat cair yang dipindahkan = Volume benda, maka :<br />
= c . Vb . g<br />
Gaya keatas yang dialami benda tersebut besarnya :<br />
FA = c . Vb . g<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
FA<br />
<br />
b = Rapat massa benda FA = Gaya ke atas<br />
c = Rapat massa zat cair Vb = Volume benda<br />
W = Berat benda Vc = Volume zat cair yang <br />
Ws = Berat semu dipindahkan<br />
(berat benda di dalam zat cair). <br />
<br />
Benda tenggelam maka : FA W<br />
w c . Vb . g b . Vb . g<br />
c b<br />
<br />
<br />
Selisih antara W dan FA disebut Berat Semu (Ws)<br />
Ws = W - FA<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Benda melayang di dalam zat cair.<br />
Benda melayang di dalam zat cair berarti benda tersebut dalam keadaan setimbang.<br />
FA = W<br />
c . Vb . g = b . Vb . g<br />
FA<br />
<br />
w<br />
<br />
c = b<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :<br />
(FA)tot = Wtot<br />
c . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Benda terapung di dalam zat cair.<br />
Misalkan sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :<br />
FA > W<br />
c . Vb . g > b . Vb . g<br />
c b<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).<br />
Fn = FA - W<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :<br />
FA’ = W<br />
c . Vb2 . g = b . Vb . g<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
V1<br />
V2<br />
<br />
FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.<br />
Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.<br />
Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.<br />
Vb = Vb1 + Vb2<br />
FA’ = c . Vb2 . g<br />
<br />
<br />
<br />
Besaran g V FA dan W<br />
MKS kg/m3 m/det2 m3 Newton<br />
CGS g/cm3 cm/det2 cm3 Dyne<br />
<br />
Kohesi dan Adhesi.<br />
Kohesi : adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel suatu zat yang sejenis.<br />
Misalnya : gaya tarik menarik yang terjadi pada air, besi dan sebagainya.<br />
Makin kuat kohesi ini, makin kuat bendanya (tidak mudah berubah bentuknya).<br />
Berarti kohesi molekul-molekul zat padat dari kohesi molekul-molekul zat cair dari kohesi molekul-molekul zat gas.<br />
Adhesi : adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel dari zat yang berbeda/tak sejenis.<br />
<br />
Contoh : Kapur tulis yang melekat pada papan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Air Hg kohesi molekul-molekul air lebih kecil dari adhesi molekul-molekul air dan kaca.<br />
Kohesi molekul-molekul air raksa lebih besar dari adhesi molekul-molekul air raksa dan kaca.<br />
Pengaruh Kohesi & Adhesi Terhadap Permukaan Fluida.<br />
Air : Permukaannya cekung, pada pipa kapiler permukaannya lebih tinggi, karena adhesinya lebih kuat dari kohesinya sendiri.<br />
Air Raksa : Permukaannya cembung, sedangkan pada pipa kapiler permukaannya lebih rendah, karena kohesi air raksa lebih besar dari adhesi antara air raksa dengan kaca.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Air Hg <br />
= Sudut Kontak.<br />
Sudut Kontak. ()<br />
Sudut kontak yaitu sudut yang dibatasi oleh 2 bidang batas (a) dinding tabung dan (b) permukaan zat cair.<br />
Dinding tabung : sebagai bidang batas antara zat cair dan tabung.<br />
Permukaan zat cair : Sebagai bidang batas antara zat cair dan uapnya ( = 1800)<br />
Bila zat cair tersebut air dan dindingnya gelas maka :<br />
0 900<br />
Karena adhesinya lebih besar dari kohesi.<br />
Bila zat cair tersebut air raksa, maka :<br />
900 1800<br />
Karena kohesinya lebih besar dari adhesi.<br />
Tegangan Permukaan.<br />
Sebagai akibat dari adanya kohesi zat cair dan adhesi antara zat cair-udara diluar permukaannya, maka pada permukaan zat cair selalu terjadi tegangan yang disebut tegangan permukaan.<br />
Karena adanya tegangan permukaan inilah nyamuk, jarum, pisau silet dapat terapung di permukaan zat cair meskipun massa jenisnya lebih besar dari zat cair.<br />
Tegangan permukaan dapat dirumuskan sebagai berikut :<br />
= <br />
<br />
<br />
<br />
F = Gaya yang bekerja.<br />
L = Panjangnya batas antara benda dengan permukaan zat cair.<br />
= Tegangan permukaan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Satuan :<br />
Besaran Gaya (F) L <br />
MKS N m N/m<br />
CGS dyne cm Dyne/cm<br />
Untuk benda berbentuk lempeng : panjang batasnya = kelilingnya.<br />
Untuk benda berbentuk bidang kawat : panjang batasnya = 2 x kelilingnya.<br />
Untuk benda berbentuk kawat lurus, juga pada lapisan tipis (Selaput mempunyai 2 permukaan zat cair) panjang batasnya = 2 x Panjang (L).<br />
Miniskus dan Kapilaritas.<br />
Miniskus : Yaitu bentuk permukaan zat cair dalam suatu pipa yaitu cekung atau cembung.<br />
Makin sempit pipa (Pembuluh) makin jelas kelengkungannya.<br />
Kapilaritas : Yaitu suatu gejala turun atau naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika pembuluh yang kedua ujungnya terbuka ini dimasukkan tegak lurus ke dalam bak yang berisi zat cair.<br />
Sedang pembuluh sempit tersebut tersebut disebut pipa kapiler.<br />
Kenaikan/penurunan permukaan zat cair dalam kapiler dapat dirumuskan sebagai berikut :<br />
y = <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
y<br />
y = Kenaikan/penurunan zat cair dalam kapiler<br />
= Tegangan permukaan zat cair<br />
= Sudut kontak<br />
= Massa jenis zat cair<br />
g = Percepatan gravitasi<br />
r = Jari-jari kapiler.<br />
Hukum Archimedes Untuk Gas.<br />
Balon Udara.<br />
Sebuah balon udara dapat naik disebabkan adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh udara.<br />
Balon udara diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara mis : H2, He sehingga terjadi peristiwa seolah-olah terapung.<br />
Balon akan naik jika gaya ke atas FAWtot (berat total) sehingga :<br />
Fn = FA - Wtot<br />
FA = ud . g . Vbalon<br />
Wtot = Wbalon + Wgas + Wbeban<br />
Wgas = gas . g . Vbalon<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Keterangan :<br />
FA = Gaya ke atas (N)<br />
Fn = Gaya naik (N)<br />
gas = Massa jenis gas pengisi balon (kg/m3)<br />
ud = Massa jenis udara = 1,3 kg/m3<br />
W = Berat (N)<br />
V = Volume (m3)<br />
<br />
Soal Latihan.<br />
<br />
1. Hitung rapat massa dan rapat massa relatif dari gasolin bila 51 gram = 75 cm3<br />
2. Berapa Volume dari 300 gram air raksa jika rapat massa air raksa 13,6 g/cm3<br />
3. Dua macam cairan A dan B dimasukkan dalam satu bejana dan menghasilkan rapat massa yang baru 1,4 g/cm3. Sedangkan rapat massa cairan A = 0,8 g/cm3. Rapat massa cairan B = 1,8 g/cm3. Hitunglah volume masing-masing cairan dalam 1000 cm3 volume campuran.<br />
4. Sebongkah emas dan jam tangan = 100 gram. Rapat massa emas = 19,3 g/cm3 dan rapat massa jam tangan = 2,6 g/cm3, sedangkan rapat massa bongkah emas + jam tangan = 6,4 g/cm3. Hitunglah massa emas dalam jam tangan tersebut.<br />
5. Berapa galon minyak biji kapas seberat 400 dyne dengan rapat massa relatif 0,926 g/cm3. (1 galon air = 8,34 dyne).<br />
6. 1 liter susu = 1032 gram. 4 % dari volume tersebut berupa lemak keju yang rapat massanya 0,865 g/cm3. Berapa rapat massa dari susu yang telah diambil lemaknya tersebut.<br />
7. Hitung tekanan pada 76 cm di bawah permukaan :<br />
a. Air dalam sistem MKS dan CGS.<br />
b. Air raksa dalam sistem MKS dan CGS.<br />
8. Apabila sebuah kapal selam menyelam sedalam 60 m, berapa besar tekanan yang dialami kapal selam tersebut. (Rapat massa air laut = 1,03 g/cm3).<br />
9. Seorang pemain sepak bola yang beratnya 75 kgf memakai sepatu yang masing-masing dilengkapi dengan 6 buah paku (Spike). Penampang tiap paku 0,6 cm2. Hitung tekanan di bawah salah satu paku pada tanah.<br />
10. Sebuah pipa besi dipakai untuk menopang sebuah lantai yang melentur yang beratnya 1500 kgf. Garis tengah dalam pipa itu 10 cm, garis tengah luarnya 12 cm. Hitung tekanan yang dilakukan oleh ujung bawah pipa itu pada tanah.<br />
11. Sebuah bejana berbentuk kerucut, luas dasar 1 dm2 penuh berisi air. Berapa besar gaya yang bekerja pada dasar kerucut jika volumenya 1 dm3 ?<br />
12. Balok besi berukuran 20 cm x 10 cm x 5,5 cm terletak pada dasar bejana dengan bagian yang berukuran 10 cm x 5,5 cm sebagai dasar balok besi. Jika tinggi air dalam bejana 1,4 m, hitunglah gaya yang bekerja pada dinding balok yang berbeda. (Gaya Hidrostatis).<br />
<br />
<br />
13. Sebuah bejana yang berukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 25 cm berisi minyak sebanyak 19,2 kgf. <br />
Rapat massa minyak = 0,8 g/cm3 ; g = 10 m/det2 ; BAR = 76 cmHg.<br />
a. Tentukan tekanan total dan gaya total yang dialami dasar bejana.<br />
b. Tentukan tekanan hidrostatis dan gaya hidrostatis yang dialami oleh dinding bejana.<br />
14. Sebuah corong, lubang atas berdiameter 11 cm dan lubang bawah berpenampang dengan diameter 1,6 cm. Tinggi corong 2 dm, penuh berisi air. Berapa gaya total yang menekan pada ibu jari yang menutup lubang dimana BAR = 75 cmHg.<br />
15. Balok berukuran panjang 21 m, lebar 14 m dan tebal 3,25 m terletak dalam air. Dinding berukuran 21 m x 14 m menjadi dasar balok dan dinding bagian atas terletak 5 m di bawah permukaan air. Berapa besar gaya pada dinding samping yang luas ?<br />
16. Bejana penampung air hujan berbentuk kubus dengan rusuk 1 m. Bejana diberi tutup dan dipasang silinder vertikal penampangnya 120 cm2 dan tingginya di atas tutup adalah 3,5 m. Hitunglah gaya hidrostatis yang dialami oleh dinding-dinding bejana serta pada tutup jika silinder penuh berisi air.<br />
17. Sebuah silinder berisi minyak tanah (m = 0,8 g/cm3) dilengkapi dengan sebuah penghisap dengan luas penampangnya = 154 cm2, tinggi minyak 50 cm. Di atas penghisap terdapat beban 5 kgf. BAR = 1 atm. Tentukan gaya total yang bekerja pada dasar dan sisi bejana. (g = 10 m/det2).<br />
18. Luas penampang penghisap yang kecil dan yang besar dari suatu pompa hidrolik adalah a cm2 dan b cm2. Jika pada penghisap yang kecil bekerja gaya A N, berapakah besar gaya timbul pada penghisap yang besar ?<br />
19. Pompa hidrolik mempunyai penghisap dengan luas penampang 15 cm2 dan 3 dm2. Jika pada penghisap yang kecil diberi beban 400 N. Berapa besar gaya pada penghisap yang besar agar terjadi keseimbangan ?<br />
20. Gaya besarnya 5 N pada penghisap yang kecil dari suatu pompa hidrolik dapat mengangkat beban beratnya 600 N yang terdapat pada penghisap yang besar. Jika penghisap yang kecil berpenampang 400 cm2, berapakah luas penampang yang besar ?<br />
21. Suatu kempa hidrolik dapat mengangkat 1 ton mobil, jika diameter penghisap besar 50 cm, diameter penghisap kecil 10 cm. Tentukan gaya yang harus dikerjakan pada penghisap kecil.<br />
22. Sebuah kempa hidrolik mempunyai torak yang berdiameter 20 cm dan 2 m untuk mengangkat mobil. Pada torak kecil dilakukan gaya sebesar 100 kgf, sehingga torak besar naik setinggi 1 cm. Tentukan massa mobil dan berapa m turunnya torak kecil tersebut.<br />
23. Suatu bejana berbentuk pipa U mula-mula diisi dengan air raksa yang massa jenisnya 13,6 g/cm3, kemudian kaki kanan dituangkan 14 cm air lalu di atas air ini dituangkan minyak yang massa jenisnya 0,8 g/cm3, ternyata dalam keadaan setimbang selisih tinggi permukaan air raksa dalam kedua kaki 2 cm. Hitung berapa cm tinggi lajur minyak pada kaki kanan.<br />
24. Dalam pipa U terdapat Hg (Rapat massa 13,6 g/cm3). Pada kaki kiri dituangkan air setinggi 20 cm kemudian minyak (Rapat massanya 0,9 g/cm3) tingginya 8 cm. Pada kaki kanan ditambahkan alkohol (Rapat massa 0,8 g/cm3) sehingga permukaan minyak dan permukaan alkohol sebidang. Berapa beda tinggi Hg pada kedua kaki pipa ?<br />
25. Dalam pipa U terdapat Hg (Rapat massanya 13,6 g/cm3). Pada kaki kiri dituangkan air setinggi 30 cm. Berapa tinggi minyak pada kaki di sebelah kanan harus ditambahkan agar permukaan air dan permukaan minyak sebidang ? (Rapat massa minyak 0,9 g/cm3).<br />
26. Kaki kiri dan kanan sebuah pipa U masing-masing berdiameter 3 cm dan 11/2 cm, mula-mula diisi air raksa (Hg = 13,6 g/cm3). Kemudian kaki kiri diisi alkohol (Rapat massa 0,8 g/cm3), kaki kanan diisi bensin (Rapat massa 0,7 g/cm3) setinggi 2 cm, sehingga tinggi air raksa di kaki kanan naik 1 cm. Hitunglah volume alkohol yang dituangkan.<br />
27. Ke dalam pipa U yang berdiameter cm, mula-mula diisi air raksa (Rapat massa 13,6 g/cm3). Kemudian kaki kiri diisi dengan gliserin (Rapat massa 1,25 g/cm3). Tentukan volume gliserin yang diperlukan agar air raksa pada kaki kanan naik ½ cm.<br />
28. Batang besi dalam air berat semunya 372 N. Berapa berat semu besi tersebut dalam cairan yang densitasnya 0,75 g/cm3 jika berat besi 472 N.<br />
29. Suatu gelas beratnya 25 N di udara, 15 N di air, dan 7 N di dalam asam belerang, hitung rapat massa asam belerang.<br />
30. Sebuah benda mempunyai berat 100 N di udara dan 60 N di minyak (Rapat massanya 0,8 g/cm3). Hitung massa jenis benda tersebut.<br />
31. Sepotong besi massanya 450 gram, di dalam air massanya berkurang menjadi 390 gram. Tentukan rapat massa besi.<br />
32. Sebuah patung berongga mempunyai berat 210 N dan jika ditimbang di dalam air beratnya 190 N. Patung tersebut terbuat dari logam (Rapat massa 21 g/cm3). Tentukan volume rongga patung tersebut. (g = 10 m/det2).<br />
33. Sebatang emas (Rapat massa 19,3 g/cm3) dicurigai mempunyai rongga. Beratnya di udara 0,3825 N dan di air 0,3622 N. Berapa besar rongga tersebut ?<br />
34. 50 gram gabus (Rapat massa 0,25 g/cm3) diikatkan pada timbal sehingga gabungan benda melayang di dalam air. Berapa berat timbal (Rapat massanya 11,3 g/cm3).<br />
35. Sebuah kubus dari gabus dibebani dengan sepotong logam sehingga melayang dalam aseton. Jika massa logam 77 gram, rapat massa gabus 0,24 g/cm3, rapat massa logam 8,8 g/cm3, rapat massa aseton 0,8 g/cm3. Tentukan rusuk kubus.<br />
36. Sebongkah es (Rapat massanya 0,9 g/cm3) terapung pada air laut (Rapat massanya 1,03 g/cm3). Jika es yang timbul di permukaan air laut 7,8 dm3. Hitunglah volume es.<br />
37. Massa jenis es 917 kg/m3. Berapa bagian es terletak di permukaan air.<br />
38. Sebatang kayu yang massa jenisnya 0,6 g/cm3 terapung di dalam air. Jika bagian kayu yang ada di atas permukaan air 0,2 m3, tentukan volume kayu seluruhnya.<br />
39. Sebuah kubus dari kayu (Rapat massanya 0,8 g/cm3), Mula-mula dibenamkan ke dalam bejana kemudian dilepas sehingga naik ke permukaan gliserin (Rapat massa 1,25 g/cm3) dan ternyata 200 cm3 dari kayu tersebut berada di permukaan gliserin. Tentukan :<br />
a. Gaya ke atas kayu pada saat masih berada seluruhnya dalam gliserin.<br />
b. Gaya naik.<br />
c. Gaya ke atas setelah benda setimbang.<br />
d. Rusuk kubus.<br />
40. Sebuah kawat berbentuk segitiga sama sisi diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair. Tegangan permukaan zat cair 74 dyne/cm. Gaya oleh tegangan permukaan 1,776 dyne. Tentukan tinggi segitiga tersebut.<br />
41. Sebuah pisau silet uang berukuran 3 cm x 11/2 cm, diletakkan di atas permukaan zat cair. Tegangan permukaan zat cair 72 dyne/cm. Tentukan berat minimum silet tersebut agar tidak tenggelam.<br />
42. Untuk mengangkat sebuah jarum yang panjangnya 5 cm dari permukaan zat cair, kecuali berat jarum itu sendiri, masih diperlukan gaya sebesar F Newton. Tegangan permukaan zat cair 63,1 dyne/cm. Tentukan F.<br />
43. Hitunglah tekanan (turunnya tinggi) pipa kapiler berdiameter 0,4 mm dan diletakkan vertikal yang salah satu ujungnya dicelupkan dalam bak yang berisi air raksa. (Rapat massa 13,6 g/cm3) dengan sudut kontak 1500, tegangan permukaan 450 dyne/cm.<br />
44. Sebuah pipa kapiler dimasukkan tegak lurus ke dalam air raksa. Tegangan permukaan air raksa 0,5 N/m. Selisih tinggi air raksa didalam dan diluar pipa = ½ cm. Diameter kapiler = cm ; Rapat massa Hg = 13,6 g/cm3 ; g = 10 m/det2. Tentukan besarnya sudut kontak antara air raksa dan dinding pipa.<br />
45. Sebuah sungai lebarnya 5 meter, dengan kedalaman yang rata diberi pintu air sehingga terjadi perbedaan tinggi air di kanan dan di kiri. Tinggi air di kanan 4 meter dan tinggi air di sebelah kiri 3 meter. Jika g = 10 m/det2 dan rapat massa air sungai 1,05 g/cm3. Tentukan perbedaan gaya hidrostatis yang dialami oleh pintu air tersebut.<br />
<br />
Soal Balon Udara.<br />
46. Sebuah balon udara volumenya 400 m3, mengalami gaya naik 2200 N. Tentukan gaya ke atas dan berat total balon (g = 10 m/det2).<br />
47. Sebuah balon udara bervolume 20 m3. Berisi H2 (Rapat massa 0,09 g/l) berat perlengkapannya 10 kgf. Tentukan berat beban yang dapat diangkut.<br />
48. Sebuah balon udara mengalami gaya naik 2450 N. Berat total balon 4050 N. Tentukan gaya ke atas dan diameter balon udara tersebut.Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-28700809757983536232010-11-10T13:21:00.000-08:002010-11-10T13:21:38.727-08:00PKM GTPERBANDINGAN PANCING CUMI-CUMI DENGAN ALAT TANGKAP SERO<br />
1. LATAR BELAKANG<br />
Pancing cumi-cumi adalah pancing yang mempunyai bentuk atau kontruksi yang khusus yang berlainan dengan bentuk-bentuk pancing lainnya. Bentuk pancing cumi-cumi ini seperti cakar keliling dan bertingkat-tingkat. Pada bagian atas pancing dan demikian juga di bagian bawahnya di beri lubang (mata) yang gunanya untuk mengikatkan tali pancing. Pancing cumi-cumi ini diikat secara berantai dalam satu utas tali yang di hubungkan melalui lubang bagian atas dan bawah pancing. Jadi tidak membuat cabang-cabang seperti pada pancing tangan. Dengan demikian maka pada satu utas tali akan terdapat atau dipasang kadang-kadang sampai berpuluh-puluh pancing. Pancing cumi-cumi ini biasanya digulung pada suatu gelokatau gulungan yang di pasang pada pinggir lambung kapal dan di depannya di beri kawat anyaman yang di beri bingkai dari besi atau pipa dan berada pada bagian sisi luar kapal yang berfungsi sebagai penampung atau penadah cumi-cumi bila ada yang terlepas dari pancing. Pada tepi bingkai anyaman kawat bagian luar diberi roda atau gelok yang fungsinya sebagi alur jalannya pancing baik pada waktu menurunkan maupun pada waktu menarik ke atas kapal sehingga pancing tidak tersangkut-sangkut.<br />
Sedangkan bagang/sero yaitu bangunan yang terdapat di perairan pantai dangkal. bangunan ini tarbuat dari batang batang bambu yang di gunakan sebagai tempat memikat ikan atau cumi cumi yang akan di tangkap dengan bantuan cahaya. Alat yang di gunakan adalah jaring yang di letakan di bawah bangunan ada juga bagang yang bisa berpindah pindah karna tidak tertancap pada dasar laut bagang ini di rancang berdasarkan bentuk perahu dan lampunya bertenaga listrik sampai beberapa ribu watt.<br />
<br />
2.PERUMUSAN MASALAH<br />
<br />
Alat tangkap pancing yang di gunakan untuk menangkap cumi-cumi belum banyak di gunakan oleh nelayan Indonesia.Tetapi mengingat cumi-cumi mempunyai kandungan protein yang tinggi dan termasuk binatang air yang ekonomis penting atau jenis binatang air yang komersial. Maka penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing perlu lebih di kembangkan di Indonesia. Karena dengan berkembangnya usaha penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing secara modern,membuktikan usaha ini mempunyai efesiensi yang tinggi.Selain itu dengan menangkap cumi-cumi dengan alat ini dapat menanggulangi berbagai permasalahan nasional di bidang pertanian antara lain meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, menciptakan lapangan kerja produktif, meningkatkan devisa non migas dan menjamin tersediannya bahan pangan protein hewani<br />
Lain halnya bagang atau sero cumi cumi ini lebih banyak di gunakan pada nelayan nelayan tradisional dan hasilnya cukup memuaskan bagi nelayan nelyan ketika pada musim bara (barat) karna cumi cumi ini terjadi penghasilan yang sangat memuaskan hanya pada saat musiman.<br />
<br />
Penyebaran cumi-cumi hampir di seluruh laut di dunia ini , mulai dari pantai sampai laut lepas dan mulai permukaan sampai kedalaman beberapa ribu meter bahwa cumi-cumi yang aktif banyak di temukan di laut terbuka(the open sea).Spesies loligo spp. Termasuk cumi-cumi neritic (neritic squids). Yaitu hidup di daerah parairan di atas continental shelf.Cumi-cumi neritic mempunyai ciri-ciri yaitu melakukan pergerakan di urnal. Selain itu cumi-cumi juga melakukan migrasi musiman untuk mencari makanan dan bertelur<br />
<br />
PERMASALAHAN PADA PANCING CUMI CUMI<br />
1. Kurangnya pengenalan alat kepada nelayan<br />
2. Kurangnya pengembangan terhadap alat tersebut<br />
3. Kurangnya dana bagi pengembangan alat tersebut<br />
4. Kurangnya keterampilan bagi penggunaan alat tersebut<br />
PEMECAHAN MASALAH PADA PANCING CUMI CUMI<br />
1. pentingnya di memberikan\pendidikan kepada nelayan dari pihak pemerintah tentang perikanan serta alat tangkap yang modern seperti pencing cumi cumi<br />
2. perlu di kembangkannya alat tangkap tersebutsampai ke berbagai pelosok wilayah pedalaman<br />
3. perlu di buatnya lembaga lembaga perikanan untuk masyarakat nelayan dan dan di mudahkannya credit untuk dana nelayan terhadap alat tangkap tersebut<br />
4. selain dibuatnya lembaga perikenan nelyan perlu juga adanya bimbingan dari pemerintah dengan di adakanya pelatihan pelatihan terhadap nelayan <br />
<br />
PERMASALAHAN PADA SERO/BAGANG TETAP<br />
1. Seringkali bagang atau sero sero hilang dan hancur akibat diterpa gelombang dan angin kencang, sero dan bagang milik nelayan yang dipasang di lepas pantai itu hancur berantakan.<br />
2. kurangnya dana bagi para nelayan untuk membuat sero/bagang ketika musim paceklik<br />
3. jaring sero/bagang sering kali robek karna terlalu lama berada dalam air laut yang mengakibatkan hasil tangkapan cumi cuminya tidak maksimal<br />
<br />
PEMECAHAN MASALAH PADA SERO/BAGANG TETAP<br />
1. Ketika terjadi badai dan gelombang besar sero/bagang herus di cabut terlebih dahulu supaya tidak hilang namun membutuhkan biaya yang cukup besar.<br />
2. Perlu diadakannya peminjam modal untuk nelyan terhadap pemerintah <br />
3. Perlu di gantinya jarring yang sudah robek dengan jarring yang baru dengan adanya peminjaman dari pemerintah untuk mesyarakat nelayan<br />
<br />
3.TUJUAN<br />
<br />
Mengenalkan masyarakat nelayan dengan pancing cumi cumi sebab pancing cumi cumi lebih efektif dan efesien dibandingakn dengan sero atau bagang karna bagang sering kali hilang akibat diterpa gelombang dan angin kencang, sero dan bagang milik nelayan yang dipasang di lepas pantai itu hancur berantakan.bagang sering kali hilang terbawa gelombang ombak laut ketika terjadi musim barat.<br />
penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing perlu lebih di kembangkan di Indonesia. Karena dengan berkembangnya usaha penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing secara modern,membuktikan usaha ini mempunyai efesiensi yang tinggi.Selain itu dengan menangkap cumi-cumi dengan alat ini dapat menanggulangi berbagai permasalahan nasional di bidang pertanian antara lain meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, menciptakan lapangan kerja produktif, meningkatkan devisa non migas dan menjamin tersediannya bahan pangan protein hewani<br />
<br />
4.HASIL YANG DI HARAPKAN<br />
<br />
Keberhasilan penangkapan dengan alat tangkap jigger atau pancing cumi yang dipengaruhi oleh factor intensitas cahaya dimana dengan penggunaan jumlah petromaks yang semakin banyak akan meningkatkan intensitas cahaya. Dengan besarnya intensitas cahaya tersebut akan mampu menambah radius daerah phototaksis, sehingga kemampuan mengumpulkan cumi-cumi semakin bertambah. Selain itu warna mata pancing juga memerlukan intersitas cahaya yang cukup, agar warana mata pancing nampak / terlihatoleh cumi-cumi. Karena tertangkapnya cumi-cumi disebabkan oleh metode optical bait, maka warna mata pancing harus memiliki sifat-sifat : Kenampakan yang jelas, kekontrasan, menyerupai mangsa dan terdapat gerakan – gerakan kecil. . gerakan –gerakan kecil padaalat tangkap jigger dihasilkan oleh penggulung (Reel) yang berbentuk elips, karena mampu menghasilkan “ jigging motion”, yaitu gerakan tersendat-sendat dari mata pancing yang diharapkan akan diasosiasikan sebagai mangsa cumi-cumi yang bergerak disuatu lapisan perairan<br />
<br />
<br />
<br />
5.KEGUNAAN<br />
<br />
Alat tangkap pancing ini di gunakan untuk menangkap cumi-cumi, mengingat cumi-cumi mempunyai kandungan protein yang tinggi dan termasuk binatang air yang ekonomis penting atau jenis binatang air yang komersial. Selain itu cumi-cumi lebih sulit di tangkap dengan bagang atau sero di laut, dibandingkan dengan beberapa ikan. Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak yang cepat ke segala arah. Di dalam perairan pancing tersebut ke atas melewati gerombolan cumi-cumi yang berada di sekitar pancing akan terkait<br />
<br />
<br />
6.TINJAUAN PUSTAKA<br />
<br />
Benyami, M, 1976. Fishing With Light> Fishing News (books) Ltd. England.<br />
Hamabe, M, C. Hamura and M. Ogura, 1982. Squid Jigging From Small Boat. The Food and Agriculture Organization of United Nations. Fishing News (books) Ltd. England.<br />
Hickman, C. P, 1973. Biology of Invertebrates. The C.V. Mosby Company. Saint Louis.<br />
Jameson, J.P, 1979. Southern Australian Squid Fishery Resource, GEAR AND Methods. In Australian Fisheries Volume 38 (4) 1979. Fisheries Division. Departement of Primary Industri. The Australian Government Publishing Service. Canberra.<br />
Judd, D. B, and G. Wyszecki, 1975. Color Business, Science and Industry. Third Edition. John Wiley and Sons Ltd. Canada.<br />
S, Naryo. Sadhori, 1985. Teknik Penangkapan Ikan, Bagian 2. Mutiara Offset. Denpasar.<br />
Wibowo, B. H, 1991. Studi Tentang Pengaruh Jarak dan Warna Mata pancing Jigger Dengan Intensitas Cahaya Yang Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Cumi-cumi (Loligo Sp) Diperairan Paciran Kabupaten Lamongan. Universitas Brawijaya. Fakultas Perikanan. Malang.<br />
Wijarni, 1990. Diktat Avertebrata Air. Universitas Brawijaya. Fakultas Perikanan. Malang.<br />
<br />
<br />
7.METODE PELAKSANAAN<br />
<br />
Metode penangkapan dengan alat tangkap pancing (line fishing) adalah dengan menawarkan umpan yang terpasang pada mata pancing dan jika di makan oleh ikan atau hewan air lainnya yang tertarik. Maka mata pancing akan juga termakan. Selanjutnya dengan tali pancing, ikan atu hewan air tersebut akan di angkat dari mata pancing.<br />
Dalam penangkapannya, biasanya pancing cumi-cumi tersebut cukup di ulur demikian saja melalui gelok atu kerekyang berada pada bingkai anyama kawat bagian luar ke dalam parairan yang adagerombolan cumi-cuminya menjulur sampai beberapa puluh pancing.kemudian pancing di gulung kembali ke dalam gelok atau rol penggulung pancing. Didalam perairan pancing tersebut bergerak keataas mealewati gerombolan ciumi-cumi yang berada di sekitar pancing terkait. Cumi-cumi yang sudah terkait pancing akan terangkat keatas dan terus di tarik melewati blok atau kerek di pinggir luar bingkai kawat anyaman kemudian barada da anyaman kawat dan biasanya langsung terjatuh keatas anyaman kawat tersebut dan selanjutnya terus merosot keatas kapal. Pergerakan pancing cumi-cumi waktu di gulung dengan gelok penggulung tidaklah rata, akan teteapi tersendat-sendat yang merupakan sentakan –sentakan kecil. Hal ini dapat terjadi Karena adanya bentuk sudut-sudut yang terjadi dalam pemasangan kayu penghubung pada gelok penggulung,dengan sentakan-sentakan kecil inilah cumi-cumi akan dapat tersangkut pada pancing.<br />
<br />
8.JADWAL KEGIATAN<br />
<br />
Tahap persiapan ini dilakukan sebelum kapal berangkat untuk mencari gerombolan cumi cumi.<br />
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain :<br />
Merangkai alat pancing<br />
es / freon yang digunakan untuk menyimpan cumi cumi hasil tangkapan agar lebih awet<br />
joran / gandar yang telah dirangkai sesuai dengan sejumlah pemancing besreta cadangannya.<br />
Bahan bakar untuk berangkat dan kembali dari Fishing Ground<br />
Bahan Makanan untuk anak buah kapal<br />
Dan alat- alat lain yang dapat membantu kelancaran<br />
HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI OPERASI PENANGKAPAN CUMI CUMI <br />
Pada penangkapan cumi cumi dengan menggunakan line fishing ini hasil tangkapan dipengaruhi oleh<br />
1. Kelengkapan alat bantu penangkapan<br />
Apabila alat bantu penangkapan yang diperlukan tidak lengkap dapat menghambat operasi penangkapan, sehingga mempengaruhi hasil tangkapan<br />
2. Waktu Penangkapan<br />
Penangkapan dengan pole and Line ini juga tergantung dari waktu penangkapan. Waktu yang optimal yaitu pukul 20.00 dan 04.00.<br />
3. Faktor politik <br />
Yaitu mengenai kebijakan pemerintah yang menyangkut perikanan dan kelautan<br />
4. Keahlian memancing<br />
Keahlian memancing ini mempengaruhi hasil tangkapan yang diperoleh. Keahlian dibagi 3 yaitu :<br />
Kel 1 : 12-15 ekor / mnt<br />
Kel2 : 7-12 ekor / mnt<br />
Kel 3 0-7 ekor / mnt<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Arthur Bowber, Nedeelec. 1976.Fisherman’s Manual.England<br />
Kanagawa, Nomura.. Outline of Fishing Gear and Method.International <br />
Fisheries Training Centre. Japan<br />
Kristjhonson, Hilmar.1959. Modern Fishing Of The World. Roma,Italy<br />
Tsudani, Toshito.1983. Illustration of Japanese Fishing Boats. Tokyo,JapanBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-76119347181308591952010-11-10T08:45:00.001-08:002010-11-10T08:45:46.736-08:00ALAT TANGKAP CUMI ATAU IKANKATA PENGANTAR<br />
<br />
Segala puji dan syukur atas kehadirat ALLAH Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah Metode Penangkapan Ikan berkaitan dengan Alat Tangkap ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya mengucapkan rasa terima kasih kepada para Dosen Metode Penangkapan Ikan karena telah membimbing saya khususnya, dan umumnya teman-teman dalam penulisan makalah ini sehingga menjadi layak untuk bahan kajian.<br />
<br />
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penangkapan Ikan, yang kami harapkan dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan bagi semua yang membacanya khususnya bagi Ilmu Kelautan kita.<br />
<br />
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan..<br />
<br />
Bandung, 14 Maret 2010<br />
<br />
Penyusun<br />
<br />
ALAT TANGKAP<br />
<br />
Menurut Panduan Kegiatan Terbaik mengenai Standar Inti bagi Pengumpulan, Penangkapan dan Penyimpanan Ikan tahun 2001, pengelolaan perikanan adalah suatu proses terpadu yang mencakup setiap aspek penangkapan ikan. Proses tersebut meliput kegiatan yang berawal dari pengumpulan dan analisis informasi, perencanaan, pengambilan keputusan,pemanfaatan sumberdaya, dan perumusan tindakan penegakan peraturan di bidang pengelolaan perikanan. Tindakan penegakan ini dilaksanakan oleh pihak yang berwenang sehingga dapat mengendalikan perilaku pihak yang berkepentingan. Hal ini ditujukan bagi terjaminnya kelangsungan produktivitas perikanan dan kesejahteraan sumberdaya alam hayati di wilayah pesisir dan laut.<br />
<br />
Pemerintah Indonesia bertanggungjawab menetapkan pengelolaan sumberdaya alam Indonesia bagi kepentingan seluruh masyarakat, dengan memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya tersebut. Hal ini juga berlaku bagi sumberdaya perikanan, seperti ikan, lobster dan udang, teripang, dan kerang-kerangan seperti kima, dan kerang mutiara. Sumberdaya ini secara umum disebut atau termasuk dalam kategori dapat pulih. Namun, kemampuan alam untuk memperbaharui ini bersifat terbatas. Jika manusia mengeksploitasi sumberdaya melelebihi batas kemampuannya untuk melakukan pemulihan, sumberdaya akan mengalami penurunan, terkuras dan bahkan menyebabkan kepunahan. Penangkapan berlebih atau ‘over-fishing’ sudah menjadi kenyataan pada berbagai perikanan tangkap di dunia – Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan 75% dari perikanan laut dunia sudah tereksploitasi penuh, mengalami tangkap lebih atau stok yang tersisa bahkan sudah terkuras – hanya 25% dari sumberdaya masih berada pada kondisi tangkap kurang (FAO, 2002). Total produksi perikanan tangkap dunia pada tahun 2000 ternyata 5% lebih rendah dibanding puncak produksi pada tahun 1995 (tidak termasuk Cina, karena unsur ketidak-pastian dalam statistik perikanan mereka). Sekali terjadi sumberdaya sudah 3 menipis, maka stok ikan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih kembali, walaupun telah dilakukan penghentian penangkapan. Masalah ini bahkan sudah menjadi pesan SEKJEN – PBB pada Hari Lingkungan Hidup sedunia tanggal 5 Juni 2004.<br />
<br />
ALAT TANGKAP RUMPON<br />
<br />
Rumpon merupakan salah satu alat penangkapan yang banyak digunakan oleh nelayan di Jawa Barat. Istilah lain rumpon dikenal dengan nama FAD (Fish Agregation Device) sedangkan fungsi dari rumpon ini untuk memikat ikan agar berkumpul di satu daerah penangkapan.<br />
<br />
Penggunaan rumpon tradisional di Indonesia banyak ditemukan di daerah Mamuju (Sulawesi Setatan) dan Jawa Timur. Menurut Monintja (1993) rumpon banyak digunakan di Indonesia pada tahun 1980, sedangkan Negara yang sudah mengoperasikan rumpon diantaranya Jepang, Philipina, Srilanka, Papua Nugini dan Australia.<br />
<br />
Konstruksi berbagai jenis rumpon yang terdapat di perairan Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut, antara lain:<br />
<br />
Agar kepemilikkan rumpon tidak tertukar atau hilang, maka diberi tanda, misalnya dengan bendera, pelampung, cermin atau tanda lain sesuai keinginan pemiliknya. Gambar berikut memperlihatkan contoh jenis -jenis tanda yang dipasang dirumpon.<br />
<br />
<br />
Penelitian tentang rumpon terus dilakukan oleh peneliti-peneliti kita. Pada tahun 1999 Arsyad telah melakukan penelitian atraktor rumpon, dia telah mengganti daun kelapa dengan daun lontar dengan asumsi daun lontar jauh lebih tahan dari daun kelapa dan hasilnya sangat berbeda nyata. Rumpon dari daun lontar memberikan hasil tangkapan yang lebih banyak.<br />
<br />
Berbagai jenis alat tangkap mulai dari yang tradisional sampai alat tangkap modern telah memanfaatkan cahaya sebagai alat bantu. Jenis-jenis alat tangkap berupa bagan tancap di Perairan Sulawesi Selatan menggunakan lampu strong, kin (pressure lamp) sebagai sumber cahaya. Begitu pula alat tangkap purse seine yang beroperasi pada malam hari tersebar luas di Perairan Indonesia merupakan alat tangkap yang memanfaatkan cahaya sebagai alat bantu (gambar 3.4), sedangkan bagaimana cara kerja pressure lamp dapat di lihat pada gambar 3.5.<br />
<br />
Begitu pula bagan raksasa yang, sifat mobilenya menggunakan lampu mercury sebagai alat bantu. Di Rusia kita kenal perikanan Kilka, sedangkan di Philipina dikenal perikanan basnig dan di Jepang dikenal dengan perikanan Sanno (pacific saucy) semuanya menggunakan alat bantu cahaya.<br />
<br />
<br />
Dengan demikian, cahaya telah memberikan andil yang besar datam pemanfaatan sumber daya perikanan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknotogi diharapkan dapat membantu pengembangan light fishing ke arah yang lebih maju lagi.<br />
<br />
SERO<br />
<br />
“Sero” itulah nama alat tangkap ikan yang banyak di jumpai dipinggir laut Kendari. Sero terbuat dari jaring nelayan, bambu, dan kayu. Sero biasanya dipasang di laut pada kedalaman antara 2 smpai 3 meter. Sero dipasang dengan system tancap. Setia pagi pemilik sero melakukan panen ikan.<br />
<br />
Karena sistem kerjanya ditancap yang membentang antara 30 sampai 50 meter dalam bentuk anak panah atau busur.<br />
<br />
Pada ujung busur disediakan ruang untuk menampung ikan. Ukurannya kurang diameter 150cm. Pada pintu masuk ruang ini dibentuk sedemikian rupa sehingga ikan hanya bisa masuk tapi tidak bisa keluar. System kerjanya persis seperti bubu.<br />
<br />
Bubu Dasar<br />
<br />
Bubu dasar dapat terbuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rattan netting) dan anyaman kawat (wire netting) dengan derican berbagai macam bentuk (Gambar 4.9). Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan.<br />
<br />
JALA LEMPAR<br />
<br />
<br />
Jala lempar merupakan alat tangkap yang sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatan. Bahannya terbuat dari nilon multifilamen atau dari monofilamen, diameternya berkisar 3 – 5 m. Bagian kaki jaring diberikan pemberat terbuat dari timah.<br />
<br />
Jala lempar dioperasikan menggunakan tenaga manusia, cara melemparnya menggunakan teknik-teknik tertentu (Gambar 4.23). Alat ini banyak dioperasikan di perairan seperti ; sungai, waduk dan danau serta perairan pantai berkedalaman berkisar 0,5 – 10 m. Jenis ikan yang umum ditangkap adalah jenis ikan yang bermigrasi ke daerah pantai seperti ; ikan belanak, julung-julung, udang dan lain-lain.<br />
<br />
PUKAT SOTONG<br />
<br />
Di Malaysia alat tangkap ini khususnya digunakan untuk menangkap Cumi-cumi dengan menggunakan cahaya sebagai alat bantu dan kapal fiberglass berukuran panjang 15,9 m dan lebar 3,6 m.<br />
<br />
Alat ini dilengkapi dengan lampu dan jaring, menggunakan bingkai lampu yang panjangnya 4,6 m dan bingkai jaring 11,6 m berdiameter 10,2 cm. Lampu yang digunakan sebanyak 12 buah berkekuatan 500 watt/buah untuk menjangkau jarak 50 m di sekeliling kapal. Jaringnya terbuat dari nylon berbentuk segi empat. Kaki jaring berukuran 9,84 x 6,77 m, ukuran mata jaring 2,4 cm. Bagian mulut jaring dipasang cincin berdiameter 2,4 cm, jarak tiap cincin 0,76 m ditambahkan pemberat yang terbuat dari timah (Gambar4.21).<br />
<br />
Operasi penangkapan dilakukan malam hari saat bulan gelap. Setelah menentukan lokasi (fishing ground) Lampu dinyalakan pada setiap sisi kapal, apabila kumpulan Cumi-cumi terlihat berkumpul disekitar kapal, lampu dipadamkan pada salah satu sisi kapal sehingga kumpulan Cumi-cumi akan terkonsentrasi di sisi kapal yang lebih terang dimana telah dipasang jaring (Gambar 4.22).<br />
<br />
COVERING NET<br />
<br />
Salah satu jenis alat tangkap dengan cara menutup ikan dari atas ialah Covering Net. Bentuk dari alat tangkap ini hampir sama dengan Cash Net (jala lempar) yang umum digunakan pada daerah-daerah yang dangkal seperti pada tambak udang dan ikan. Namun ada juga yang sudah modern seperti Pukat Sotong yang digunakan untuk menangkap Cumi-cumi yang banyak dikembangkan diperairanMalaysia.<br />
<br />
PANCING TONDA (Troling Line)<br />
<br />
Pancing Tonda (Troling Line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik olah perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu. Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya.<br />
Dipasaran terdapat banyak variasi dari Pancing Tonda, terutama untuk pada penggemar sport fishing. Biasanya untuk keperluan komersial hanya bagian desainnya saja yang banyak variasinya. Desain umum dan beberapa variasi dari Pancing Tonda ini dapat dilihat pada gambar 4.19 dan gambar 4.20.<br />
<br />
Pengoperasian Pancing Tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan yang akan ditangkap. Biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2 – 6 knot tergantung dari jenisnya (Tabel4.3).<br />
<br />
Rawai (Long Line)<br />
<br />
Rawai (Long Line) terdiri dari rangkaian tali utama dan tali pelampung, dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan berdiameter lebih kecil dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan.<br />
<br />
Rawai yang dipasang di dasar perairan secara tetap dalam jangka waktu tertentu disebut Rawai Tetap atau Bottom Long Line atau Set Long Line digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal (Gambar 4.18). Ada juga Rawai yang hanyut biasa disebut Dript Long Line digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis.<br />
<br />
Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (PA) atau multifilament (PES seperti terylene, PVA seperti kuralon atau PA seperti nylon). Beberapa perbedaan dari ke dua jenis bahan tersebut dilihat dari segi teknis diantaranya<br />
<br />
Bahan multifilament lebih berat dan mahal, mudah dalam perakitannya dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil;<br />
<br />
Bahan multifilament lebih tahan dan mudah ditangani, sehingga dalam jangka panjang harganya relatif lebih rendah; Monofilament lebih kecil, halus dan transparan, sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil tangkapan yang lebih baik.<br />
<br />
Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis yang menyerong,, atau tegak lurus pada arus. Waktu pelepasan tergantung jumlah basket yang akan dipasang, diharapkan pada dini hari sehingga settingan selesai pada pagi hari dimana saat ikan sedang giatnya mencari mangsa.<br />
<br />
Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat, tidak cepat busuk Berta mempunyai rangka yang kuat tidak mudah lepas pada saat disambar ikan.<br />
<br />
HAND LINES<br />
<br />
<br />
Alat tangkap pancing Hand Lines merupakan alat pancing yang sangat sederhana, terdiri dari pancing, tali pancing dan umpan. Jumlah mata pancingnya satu buah bahkan lebih, bisa menggunakan umpan asli maupun buatan. Namun ukuran pancing dan besarnya tali pancing disesuaikan dengan besarnya ikan yang akan ditangkap, seperti untuk menangkap Ikan Tuna menggunakan tali monofiloment dengan diameter 1,5 – 2,5 mm dengan pancing nomor 5 – 1 dan ditambahkan timah sebagai pemberat.<br />
<br />
SURFACE TRAWL (Jaring yang dioperasikan di permukaan air)<br />
<br />
Jaring ditarik dekat permukaan air (Surface Water) yang bertujuan untuk menarik ikan dipermukaan air. Ada beberapa kendala dalam pengoperasiannya, kecepatan menarik jaring harus lebih cepat dari kecepatan ikan berenang, oleh karena itu jenis Trawl ini sebaiknya digunakan untuk menangkap jenis ikan yang lambat berenangnya.<br />
<br />
Pukat Udang (Shrimp Trawl)<br />
<br />
Pukat udang adalah jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor.<br />
<br />
Pukat Ikan (Fish Net)<br />
<br />
Pukat Ikan atau Fish Net adalah jenis penangkap ikan berbentuk kantong bersayap yang dalam operasinya dilengkapi (2 buah) papan pembuka mulut (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap ikan perairan pertengahan (mid water) dan ikan perairan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya ditarik melayang di atas dasar hanya oleh 1 (satu) buah kapal bermotor.<br />
<br />
Pukat Kantong (Seine Net)<br />
<br />
Pukat Kantong adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yg terbuat dari jaring & terdiri dari 2 (dua) bagian sayap, badan dan kantong jaring. Bagian sayap pukat kantong (seine net) lebih panjang dari pada bagian sayap pukat tarik (trawl). Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap berbagai jenis ikan pelagis, dan demersal. Pukat Kantong terdiri dari Payang, Dogol dan Pukat Pantai.<br />
<br />
Jaring Insang (Gillnet)<br />
<br />
Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung pada tali ris atas dan sejumlah pemberat pada tali ris bawah. Ada beberapa gill net yang mempunyai penguat bawah (srampat/selvedge) terbuat dari saran sebagai pengganti pemberat. Tinggi jaring insang permukaan 5-15 meter & bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium terbalik, tinggi jaring insang pertengahan 5-10 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang serta tinggi jaring insang dasar 1-3 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali ris atas dan bawah.<br />
<br />
Jaring Angkat (Lift Net)<br />
<br />
Jaring angkat adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring persegi panjang atau bujur sangkar yang direntangkn atau dibentangkan dengan menggunakn kerangka dari batang kayu atau bambu (bingkai kantong jaring) sehingga jaring angkat membentuk kantong.<br />
<br />
Pancing (Hook and Lines)<br />
<br />
Pancing adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari sejumlah utas tali dan sejumlah pancing. Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa umpan, baik umpan alami ataupun umpan buatan. Alat penangkapan ikan yang termasuk dalam klasifikasi pancing, yaitu rawai (long line) dan pancing.<br />
<br />
Perangkap (Traps)<br />
<br />
Perangkap adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang terbuat dari jaring, bambu, kayu dan besi, yangg dipasang secara tetap di dasar perairan atau secara portable (dapat dipindahkan) selama jangka waktu tertentu. Umumnya ikan demersal terperangkap atau tertangkap secara alami tanpa cara penangkapan khusus.<br />
<br />
Alat Pengumpul Rumput Laut (Sea Weed Colector)<br />
<br />
Alat pengumpul rumput laut adalah alat yg digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan rumput laut, terdiri dari pisau, sabit dan alat penggaruk. Pengumpulannya dilakukan dengan menggunakan tangan dan pisau atau sabit sebagai alat pemotong dan alat penggaruk sebagai alat pengumpul rumput laut. Hasil potongan rumput laut dimasukkan ke dalam keranjang.<br />
<br />
Muroami<br />
<br />
Muroami adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yg terbuat dari jaring dan terdiri dari 2 (dua) bagian sayap yg panjang, badan dan kantong jaring (cod end). Pemasangannya dng cara menenggelamkan muroami yang dipasang menetap menggunakan jangkar. Pada setiap ujung bagian sayap serta di sisi atas kedua bagian sayap dan mulut jaring dipasang pelampung bertali panjang. Untuk menarik jaring ke arah belakang, menggunakan sejumlah perahu/kapal yg diikatkan pd bagian badan dajn kantong jaring. Muroami dipasang di daerah perairan karang untuk menangkap ikan-ikan karang.<br />
<br />
PURSE SEINE<br />
<br />
Alat tangkap Purse Seine dikenal juga sebagai Pukat Cincin atau Pukat Lingkar. Alat tangkap ini berbentuk persegi panjang dengan pelampung (Floats) di bagian atas dan pemberat (Sinkers) serta cincin besi (Rings) di bagian bawah. Pada saat dioperasikan, kapal yang membawa alat tangkap ini melingkari sekawanan ikan yang telah dikumpulkan dengan pemikat rumpon dan lampu berkekuatan tinggi. Setelah lingkaran terbentuk sempurna maka tali kolor (Purse Line) yang terdapat di bagian bawah akan ditarik melewati cincin-cincin besi yang bergelantungan di bagian bawah jaring sehingga alat tangkap ini akan mengerucut dan berbentuk seperti mangkok dengan segerombolan ikan yang terkurung di dalamnya. Selanjutnya seluruh jaring akan ditarik ke sisi kapal dan ikan yang tertangkap akan terkumpul di bagian kantong jaring secara otomatis.Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-66203158609928799522010-11-08T07:20:00.000-08:002010-11-08T07:20:07.365-08:00GELOMBANG MEKANIKGelombang berdiri pada dawai<br />
Gelombang Mekanik<br />
Neh gambar Steve Vai, gitaris paling hebat sedunia – versi gurumuda. Dirimu bisa bermain gitar ? Atau sama seperti diriku, cuma bisa bengong menonton orang lain bermain gitar ? he2… Atau dirimu seorang gitaris? Wah, asyik neh punya teman seorang gitaris.. menarik sekali kalau kita amati orang yang sedang bermain gitar, khususnya melodi. Jari tangannya berpindah begitu cepat, pada saat yang sama petikannya pada senar menghasilkan alunan musik yang begitu indah… kalau musiknya bagus dan sesuai dengan selera, kita bisa sampai terhanyut… malah ada yang bisa berteriak histeris dan mengeluarkan air mata buaya atau dirimukah yang suka nonton konser sambil loncat sana loncat sini sambil teriak-teriak… hehe… pisss.<br />
Nanti kalau dirimu bermain gitar atau menonton orang bermain gitar, jangan cuma lihat gitarisnya saja tapi perhatikan juga senar gitarnya… mengapa diameter senar gitar berbeda-beda ? diameter senar bass biasanya lebih besar dibandingkan dengan senar yang lain… ada senar yang tebal, ada senar yang tipis. Tuh tujuannya untuk apa ya ? ada lagi yang menarik… mengapa ketika kita menekan senar pada grid, nada yang dihasilkan bisa berubah ? hal yang sama terjadi ketika kita menyetel gitar. Mengapa ketika senar dikendurkan atau ditegangkan, nada yang dihasilkan berubah ? selamat belajar<br />
Difraksi<br />
Gelombang Mekanik<br />
Duh, baru baca judulnya langsung ngantuk mau tidur saja rasanya. Istilahnya makin aneh saja… rumusnya sudah bertumpuk, istilahnya juga bikin lemas. Fisika oh fisika… jangan tidur dulu dunk, ne baru pengantar. Btw, dirimu suka politik-kah ? Difraksi tuh nama fraksi politik. Difraksi kemunduran bangsa, difraksi golongan nganggur.. wakakak. Ngelantur sampai ke dunia politik. Ok, kembali ke dunia kita, fisika!<br />
Difraksi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan salah satu sifat gelombang yang cukup aneh Kok aneh sich ? yupz… Mungkin dirimu pernah mengalami atau mengamati peristiwa difraksi dalam kehidupan sehari-hari hanya tidak tahu kalau apa yang dialami atau diamati tersebut merupakan difraksi. Istilahnya tinggi n bikin lemas tapi apa yang dijelaskannya sangat dekat dengan kehidupan kita. Penasaran dengan difraksi-kah ? biasa saja tuh… dalam hati pasti penasaran juga. Selamat belajar ya, semoga difraksi semakin dekat di hatimu <br />
Pembiasan gelombang (refraksi)<br />
Gelombang Mekanik<br />
Dirimu pernah jalan-jalan ke pantai-kah ? wah, masa hari gini belum Coba sekali-sekali main ke pantai.. . oya, biar seru ajak juga dengan pacar kesayangan. Asyik neh kalo pacaran di tepi pantai. Hiks2… Sambil duduk berdua memandang gulungan gelombang laut yang perlahan-lahan menuju tepi pantai, ditemani hembusan angin sepoi2 kering yang bikin ngantuk.. belum lagi pemandangan sunset di sore hari. Duh, pantai serasa milik berdua. Maunya tinggal di pantai saja ya, biar kalau ada tsunami bisa stress <br />
Kalau dirimu ingin bermain ke pantai, nanti perhatikan secara saksama gulungan gelombang laut yang bergerak dari tengah laut menuju tepi pantai. Ketika masih di tengah laut, gelombang laut biasanya bergerak ke berbagai arah. Tetapi ketika semakin mendekati garis pantai, seolah-olah ada yang memerintahkan gelombang laut untuk menyesuaikan arahnya dengan garis pantai. Ketika semakin dekat dengan garis pantai, gelombang laut semakin sejajar dengan garis pantai. Pada saat pecah, gelombang laut tepat sejajar dengan garis pantai. Yang saya maksudkan dengan garis pantai di sini adalah perbatasan antara laut dan hamparan pasir. Mengapa gelombang laut bisa aneh seperti itu ya ?<br />
Pemantulan gelombang (refleksi)<br />
Gelombang Mekanik<br />
Sebelumnya kita sudah membahas salah satu sifat gelombang, yakni interferensi. Kali ini kita berkenalan dengan pemantulan (refleksi). Mengenai pembiasan (refraksi) dan difraksi akan dibahas kemudian.<br />
Pemantulan gelombang biasanya terjadi ketika gelombang yang sedang bergentayangan dari satu tempat ke tempat lain menabrak suatu penghalang. Dirimu mungkin pernah melihat gelombang air laut yang terpantul dari sisi kapal atau batu karang; gelombang air yang terpantul dari sisi kolam renang atau bak penampung. Masih sangat banyak contoh pemantulan gelombang yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari… sisanya dipikirkan sendiri ya oya, dirimu mungkin pernah mendengar pantulan suara sendiri ketika berteriak histeris di tengah hutan ? hiks2.. piss… tumben neh maen ke hutan sendiri Pantulan suara atau istilah kerennya “gema” juga merupakan salah satu contoh peristiwa pemantulan gelombang. Bedanya gema merupakan peristiwa pemantulan gelombang bunyi. Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal, sedangkan gelombang air merupakan gabungan dari gelombang transversal dan longitudinal.<br />
Gerak Vertikal<br />
Kinematika<br />
Gerak vertikal ke bawah<br />
Gerak vertikal ke bawah sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis… kalau pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal (vo) benda tidak sama dengan nol. Contohnya begini… kalau buah mangga dengan sendirinya terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh Bebas. Tapi kalau buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau contoh lain… anggap saja anda sedang memegang batu… nah, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak Jatuh bebas.. tapi kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak Vertikal Ke bawah. Pahami konsep ini baik-baik, karena jika tidak dirimu akan kebingungan dengan rumusnya……..<br />
Gerak Melingkar Beraturan (GMB)<br />
Kinematika<br />
Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju tetap maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak melingkar beraturan alias GMB.<br />
Dapatkah kita mengatakan bahwa GMB merupakan gerakan yang memiliki kecepatan linear tetap ? Misalnya sebuah benda melakukan Gerak Melingkar Beraturan, seperti yang tampak pada gambar di bawah. Arah putaran benda searah dengan putaran jarum jam. bagaimana dengan vektor kecepatannya ? seperti yang terlihat pada gambar, arah kecepatan linear/tangensial di titik A, B dan C berbeda. Dengan demikian kecepatan pada GMB selalu berubah (ingat perbedaan antara kelajuan dan kecepatan, kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan adalah besaran vektor yang memiliki besar/nilai dan arah) sehingga kita tidak dapat mengatakan kecepatan linear pada GMB tetap. <br />
Besaran gerak melingkar<br />
Kinematika<br />
Pengantar<br />
Setiap hari kita selalu melihat sepeda motor, mobil, pesawat atau kendaraan beroda lainnya. Apa yang terjadi seandainya kendaraan tersebut tidak mempunyai roda ? yang pasti kendaraan tersebut tidak akan bergerak. Sepeda motor atau mobil dapat berpindah tempat dengan mudah karena rodanya berputar, demikian juga pesawat terbang tidak akan lepas landas jika terdapat kerusakan fungsi roda. Putaran roda merupakan salah satu contoh gerak melingkar yang selalu kita temui dalam kehidupan sehari-hari, walaupun sering luput dari perhatian kita. Permainan gasing merupakan contoh lainnya. Sangat banyak gerakan benda yang berbentuk melingkar yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, termasuk gerakan mobil/sepeda motor pada tikungan jalan, gerakan planet kesayangan kita (bumi), planet-planet lainnya, satelit, bintang dan benda angkasa yang lain. Anda dapat menyebutnya satu persatu.<br />
Setiap benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dikatakan melakukan gerakan melingkar. Sebelum membahas lebih jauh mengenai gerak melingkar, terlebih dahulu kita pelajari besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar. <br />
Gerak Parabola alias Gerak Peluru<br />
Kinematika<br />
<br />
Pada pokok bahasan Gerak Lurus, baik GLB, GLBB dan GJB, kita telah membahas gerak benda dalam satu dimensi, ditinjau dari perpindahan, kecepatan dan percepatan. Kali ini kita mempelajari gerak dua dimensi di dekat permukaan bumi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.<br />
Pernakah anda menonton pertandingan sepak bola ? mudah-mudahan pernah walaupun hanya melalui Televisi. Gerakan bola yang ditendang oleh para pemain sepak bola kadang berbentuk melengkung. Mengapa bola bergerak dengan cara demikian ? <br />
Gerak Jatuh Bebas (GJB)<br />
Kinematika<br />
<br />
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui benda yang mengalami gerak jatuh bebas, misalnya gerak buah yang jatuh dari pohon, gerak benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari atap rumah (he2….). mengapa benda mengalami gerak jatuh bebas ? Gerak Jatuh Bebas alias GJB merupakan salah satu contoh umum dari Gerak Lurus Berubah Beraturan. Apa hubungannya ? silahkan dibaca terus, selamat belajar jatuh bebas, eh selamat belajar pokok bahasan Gerak Jatuh Bebas. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai anda, sehingga tidak pusing, masuk angin atau mual-mual selama proses pembelajaran ini<br />
Gaya semu, Gaya sentrifugal<br />
Dinamika<br />
Pernah menumpang mobil ? masa belum Ketika kita menumpang mobil yang sedang bergerak di tikungan, biasanya tubuh kita terhempas ke kiri jika mobil menikung ke kanan atau sebaliknya tubuh kita terhempas ke kanan jika mobil menikung ke kiri. Aneh ya, mengapa tubuh kita bisa terhempas ? fenomena ini tidak hanya terjadi ketika kita menumpang mobil saja tetapi juga ketika kita menumpang setiap benda yang bergerak melingkar.<br />
Gaya Sentripetal<br />
Dinamika<br />
Setiap benda yang bergerak membentuk lintasan lingkaran harus tetap diberikan gaya agar benda tersebut terus berputar. Anda dapat membuktikannya dengan mengikat sebuah benda (sebaiknya berbentuk bulat atau segiempat) pada salah satu ujung tali. Setelah itu putarlah tali tersebut, sehingga benda tersebut ikut berputar. Jika anda menghentikan putaran, maka benda tersebut perlahan-lahan berhenti. Hal dikarenakan tidak ada gaya yang diberikan. Agar benda tetap berputar maka harus diberikan gaya secara terus menerus, yang dalam hal ini adalah tangan anda yang memutar tali.<br />
Hukum Newton pada benda-benda yang dihubungkan dengan tali – Katrol<br />
Dinamika<br />
Pada pembahasan mengenai hukum Newton pada bidang datar dan bidang miring, kita telah menganalisis komponen-komponen gaya yang bekerja pada benda dan yang mempengaruhi gerakan benda pada permukaan bidang datar dan bidang miring. Kali ini kita mencoba mempelajari penerapan hukum Newton pada benda-benda yang dihubungkan dengan tali, misalnya benda yang digantung pada katrol. Sebelum membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita berkenalan dengan konsep tegangan tali. Tegangan tali akan selalu dijumpai dalam setiap analisis mengenai komponen-komponen gaya yang bekerja pada benda yang dihubungkan dengan tali. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kosep tegangan tali dipahami secara baik dan benar sehingga memudahkan dirimu dalam memahami penjelasan selanjutnya. Selamat belajar ya, mudah-mudahan dirimu tidak tegang seperti tali <br />
Hukum Newton pada bidang datar dan bidang miring<br />
Dinamika<br />
Hukum-hukum Newton yang telah kita pelajari sebelumnya dapat digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan mekanika. Sebagai contoh, kita dapat menentukan percepatan gerak sebuah benda dengan mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut. Atau sebaliknya, kita juga bisa menentukan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda yang bergerak, apabila diketahui percepatannya. Nah, pada kesempatan ini kita akan mempelajari lebih jauh penerapan Hukum Newton bidang datar dan bidang miring, terutama berkaitan dengan benda-benda yang bergerak akibat adanya gaya tetap yang bekerja padanya. Met belajar ya, semoga setelah belajar pembahasan ini, dirimu dapat menyelesaikan berbagai persoalan mekanika menggunakan Hukum Newton…. <br />
Hukum Kepler<br />
Dinamika<br />
Pengantar <br />
Sebelum kita mempelajari hukum Kepler secara lebih mendalam, terlebih dahulu kita kenang kembali kisah masa lalu yang mengantar Paman Kepler merumuskan hukumnya yang terkenal sampai di seluruh pelosok negeri, bahkan sampai ke seluruh penjuru ruangan kelas XI IPA. Tulisan ini juga menyinggung masa lalu ilmu astronomi, sebuah kisah perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu menuai pertentangan di tahap awal perkembangannya.<br />
Sejarah Panjang<br />
Awal perkembangan ilmu astronomi modern dimulai oleh Purbach (1423-1461) di universitas Wina serta lebih khusus lagi oleh muridnya Yohanes muller (1436-1476). Johanes Muller pergi ke Italia khusus untuk belajar karya asli Ptolemeus tentang astronomi bersama temannya Walther (1430-1504). <br />
Daya<br />
Usaha dan Energi<br />
Pada pokok bahasan mengenai usaha dan energi, energi potensial dan energi kinetik serta pembahasan Hukum Kekekalan Energi, kita telah mempelajari konsep usaha tanpa memperhitungkan besaran waktu. Misalnya ketika mengangkat sebuah batu hingga ketinggian tertentu, kita membutuhkan sejumlah usaha. Batu yang kita angkat dengan sejumlah usaha tentu saja memerlukan selang waktu tertentu untuk berpindah dari kedudukan awal ke kedudukan akhir. Batu yang diangkat secara perlahan-lahan pasti memiliki waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan batu yang diangkat dengan cepat. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari pokok bahasan Daya, sebuah besaran fisika yang menyatakan hubungan antara usaha dan waktu. Selamat belajar, semoga sukses…..<br />
Dalam ilmu fisika, daya diartikan sebagai laju dilakukannya usaha atau perbandingan antara usaha dengan selang waktu dilakukannya usaha. Dalam kaitan dengan energi, daya diartikan sebagai laju perubahan energi. Sedangkan Daya rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan usaha total yang dilakukan dengan selang waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan usaha. Secara matematis, hubungan antara daya, usaha dan waktu dirumuskan sebagai berikut : <br />
Penerapan Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada berbagai jenis gerakan<br />
Usaha dan Energi<br />
Pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Energi Mekanik, telah dijelaskan apa dan bagaimana hukum kekekalan energi mekanik. Sekarang, mari kita pelajari aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada berbagai jenis gerakan benda. Semoga setelah mempelajari materi ini, dirimu dapat memahami secara lebih mendalam konsep dan penerapan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Apabila dirimu belum memahami dengan baik dan benar konsep Hukum Kekekalan Energi Mekanik, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan pelajari kembali pembahasannya yang telah GuruMuda publish pada blog ini. Sekarang, tarik napas pendek 1000 kali, karena perang gerilya segera kita mulai….. <br />
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Jatuh Bebas<br />
Suatu contoh sederhana dari Hukum Kekekalan Energi Mekanik adalah ketika sebuah benda melakukan Gerak Jatuh Bangun, eh… Gerak Jatuh Bebas (GJB).<br />
Misalnya kita tinjau sebuah batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Pada analisis mengenai Gerak Jatuh Bebas, hambatan udara diabaikan, sehingga pada batu hanya bekerja gaya berat (gaya berat merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya selalu tegak lurus menuju permukaan bumi). <br />
Hukum Kekekalan Energi Mekanik<br />
Usaha dan Energi<br />
< ![endif]--> < ! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} --> <br />
Konsep Hukum Kekekalan Energi<br />
Dirimu pasti sangat pasti sering mendengar istilah ini, Hukum Kekekalan Energi (HKE). Tetapi apakah dirimu memahami dengan baik dan benar apa yang dimaksudkan dengan hukum Kekekalan Energi Mekanik ? jika kebingungan berlanjut, silahkan pelajari materi ini sampai dirimu memahaminya.<br />
Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Selain energi potensial dan energi kinetik pada benda-benda biasa (skala makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik, energi panas, energi litsrik, energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar, energi nuklir, dan kawan-kawan…. Pokoknya banyak banget setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut (energi listrik, energi kimia, dkk) merupakan energi kinetik atau energi potensial pada tingkat atom (pada skala mikroskopis – disebut mikro karena atom tu kecil banget…). cukup sampai di sini ya penjelasannya mengenai energi potensial atau energi kinetik pada tingkat atom… intinya bentuk energi lain tersebut merupakan energi potensial atau energi kinetik pada skala atomik… jika penasaran, bisa request melalui kolom komentar. Nanti akan anda pelajari pada pelajaran fisika di tingkat yang lebih tinggi.<br />
Usaha dan energi<br />
Usaha dan Energi<br />
Dalam kehidupan sehari-hari dirimu pasti sering mendengar atau menggunakan kata “usaha” dan “energi”. Kata “usaha” yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki makna yang berbeda dengan pengertian usaha dalam fisika. Pada kesempitan ini kita akan belajar pokok bahasan usaha dan energi. Pokok bahasan Usaha dan Energi yang telah anda pelajari di SMP masih bersifat kualitatif dan mungkin sekarang dirimu sudah melupakan semuanya . Oleh karena itu gurumuda mencoba membantu dirimu memahami kembali (syukur kalo masih diingat) konsep Usaha dan Energi secara lebih mendalam dan tentu saja disertai juga dengan penjelasan kuantitatif (ada rumusnya). Akhirnya, semoga dirimu tidak berkecil hati, apalagi sampai kecewa dan putus asa karena ada rumus. Pahamilah dengan baik dan benar konsep Usaha dan Energi yang dijelaskan, maka dirimu tidak akan meringis ketika menatap rumus… selamat belajar ya, semoga sukses sampai di tujuan <br />
<br />
Energi potensial dan energi kinetik<br />
Usaha dan Energi<br />
Energi Potensial<br />
< ![endif]--> < ! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} --> <br />
Energi potensial merupakan energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang bergantung pada posisi atau wujud benda dan lingkungannya. Banyak sekali contoh energi potensial dalam kehidupan kita. Karet ketapel yang kita regangkan memiliki energi potensial. Karet ketapel dapat melontarkan batu karena adanya energi potensial pada karet yang diregangkan. Demikian juga busur yang ditarik oleh pemanah dapat menggerakan anak panah, karena terdapat energi potensial pada busur yang diregangkan. Contoh lain adaah pegas yang ditekan atau diregangkan. Energi potensial pada tiga contoh ini disebut senergi potensial elastik. Energi kimia pada makanan yang kita makan atau energi kimia pada bahan bakar juga termasuk energi potensial. Ketika makanan di makan atau bahan bakar mengalami pembakaran, baru energi kimia yang terdapat pada makanan atau bahan bakar tersebut dapat dimanfaatkan. Energi magnet juga termasuk energi potensial. Ketika kita memegang sesuatu yang terbuat dari besi di dekat magnet, pada benda tersebut sebenarnya bekerja energi potensial magnet. Ketika kita melepaskan benda yang kita pegang (paku, misalnya), dalam waktu singkat paku tersebut bergerak menuju magnet dan menempel pada magnet. Perlu dipahami bahwa paku memiliki energi potensial magnet ketika berada jarak tertentu dari magnet; ketika menempel pada magnet, energi potensial bernilai nol.<br />
Tumbukan<br />
Impuls dan Momentum<br />
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan… <br />
Hukum Kekekalan Momentum<br />
Impuls dan Momentum<br />
Pada pokok bahasan Momentum dan Impuls, kita telah berkenalan dengan konsep momentum serta pengaruh momentum benda pada peristiwa tumbukan. Pada kesempatan ini kita akan meninjau momentum benda ketika dua buah benda saling bertumbukan. Ingat ya, momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda. Kita tidak bisa meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja. Pahami baik-baik konsep ini ya….<br />
Pernahkah anda menonton permainan biliard ? lebih baik lagi jika dirimu adalah pemain biliard tuh gambarnya di samping kiri… biasanya pada permainan billiard, kita berusaha untuk memasukan bola ke dalam lubang. Bola yang menjadi target biasanya diam. Jika anda perhatikan secara cermat, kecepatan bola biliard yang disodok menuju bola biliard target menjadi berkurang setelah kedua bola biliard bertumbukan.<br />
Momentum dan Impuls<br />
Impuls dan Momentum<br />
Pernahkah dirimu menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan ? kalo belum, silahkan mencoba sstt… jangan diikuti. Berbahaya bagi kesehatan jiwa dan raga-mu apa yang terjadi ketika dua kendaraan bertabrakan ? mungkin pengendara atau penumpangnya babak belur dan langsung digiring ke rumah sakit. Kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan… Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. masa sich ? serius… terus momentum tu apa ? sebelum berkenalan dengan momentum, pahami penjelasan gurumuda berikut ini terlebih dahulu.<br />
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum. Dirimu jangan bingun ketika membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis “momentum”. Yang dimaksudkan buku itu adalah momentum linear. <br />
Gerak Rotasi Dipercepat Beraturan<br />
Kinematika Rotasi<br />
Dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), kita telah mempelajari gerakan benda pada lintasan lurus, di mana benda tersebut mengalami perubahan kecepatan secara teratur. Dengan kata lain, benda yang bergerak lurus mengalami percepatan tetap. Kita juga telah membahas persamaan-persamaan yang menyatakan hubungan antara besaran-besaran dalam GLBB. Persamaan-persamaan itu diturunkan dari besaran-besaran Gerak Lurus, dengan menganggap percepatan benda tetap.<br />
Jika dalam GLBB kita menganalisis gerakan benda pada lintasan lurus, maka pada kesempatan ini yang kita tinjau bukan gerak lurus tetapi gerak rotasi, khususnya berkaitan dengan rotasi benda tegar. Kasusnya sama, yakni benda mengalami percepatan tetap. Kalau dalam GLBB, besaran yang tetap adalah percepatan linear, maka dalam gerak rotasi, besaran yang tetap adalah percepatan sudut. Kalau dalam GLBB yang berubah secara teratur adalah kecepatan linear, maka besaran yang berubah secara teratur dalam gerak rotasi adalah kecepatan sudut.<br />
Btw, punya tisu gak ? wah, siapin tisu dulu buat ngelap keringat dunk… he2… pisss… santai saja. Cuma satu halaman kok. Met belajar ya <br />
Besaran-besaran sudut<br />
Kinematika Rotasi<br />
Dalam pokok bahasan Gerak Lurus, kita mengenal beberapa besaran, seperti kecepatan, perpindahan dan percepatan. Nah, dalam gerak rotasi, kita akan berkenalan dengan beberapa besaran sudut, antara lain kecepatan sudut, percepatan sudut dan perpindahan sudut. Di sebut sudut karena dalam gerak rotasi setiap partikel pada benda tegar bergerak dalam lingkaran dan menempuh sudut tertentu. Besaran-besaran ini seringkali disebut juga dengan julukan kecepatan angular, percepatan angular dan perpindahan angular. Angular = sudut, seperti linear = lurus. Jangan pake bingung. Mengenai besaran-besaran ini akan kita kupas tuntas satu persatu. Selamat bersenang-senang ya kok bersenang-senang sich. Berkerut-kerut kali<br />
• Ada 2 Komentar<br />
Pengantar Rotasi Benda Tegar<br />
Kinematika Rotasi<br />
Pada bagian kinematika kita sudah belajar mengenai gerak lurus. Kali ini kita akan mempelajari gerak rotasi, khususnya berkaitan dengan benda tegar. Ada dua istilah baru pada topik ini, yakni gerak rotasi dan benda tegar.<br />
Sebuah benda dikatakan melakukan gerakan rotasi jika semua titik pada benda bergerak mengitari sumbu alias poros benda tersebut. Lebih mudahnya bayangkanlah gerakan kipas angin atau gerakan Compact Disc dalam CD/DVD room.<br />
Terus benda tegar tuh maksudnya apa ? Yang dimaksudkan dengan benda tegar adalah benda yang bentuknya selalu tetap alias tidak berubah, di mana posisi setiap partikel pada benda tersebut relative selalu sama antara satu dengan yang lain. Sebenarnya benda dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih rumit. Bentuk benda dapat berubah ketika dikenai gaya. Perlu diingat bahwa Benda tegar merupakan sebuah pendekatan ideal saja, di mana kita menganggap bentuk dan ukuran benda tidak berubah.<br />
Momentum Sudut<br />
Dinamika Rotasi<br />
Akhirnya, tinggal selangkah lagi dinamika rotasi beres. Oya, semester kemarin dah belajar momentum dan impuls khan ? dirimu masih ingat tidak ? wah gawat kalau dah lupa… yawdah, nanti gurumuda jelaskan intisarinya lagi, biar dirimu paham. Met belajar ya… semoga momentum sudut semakin dekat di hatimu <br />
Momentum<br />
Sebelum kita berkenalan dengan momentum sudut, terlebih dahulu kita pahami kembali konsep momentum (momentum = momentum linear). Momentum alias momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua benda selalu bergerak sepanjang lintasan lurus. Lintasan lurus itu hanya model yang kita pakai untuk membantu kita menganalisis gerakan benda. Jadi kita menganggap setiap benda seolah-olah selalu bergerak sepanjang lintasan atau jalan yang lurus. Begitu<br />
Energi Kinetik Rotasi<br />
Dinamika Rotasi<br />
Dirimu pernah mengendarai sepeda motor-kah ? wah, gurumuda ini… ya pernah lah, masa hari gini belum. Asyik lagi, apalagi kebut2an di jalan sama…. Sama siapa ya ? he2… ada deh kalau kebut2an dengan sepeda ontel, pernah belum ? haha… jadul. Masa hari gini pake sepeda… Asyik kok kalo pake sepeda ontel, apalagi di yogya. Malam minggu bisa nongkrong di malioboro bareng teman2 sesama penunggang ontel, sambil cuci mata. Sedap… neh mau belajar fisika pa ngobrol sepeda ontel sich gurumuda ? Emang dirimu pingin belajar fisika gitu ? ihh, keren… pingin saingan sama almahrum eyang Einstein-kah ?… yawdah, langsung saja ya. ntar kelamaan, keburu basi.. Ok, tancap gas<br />
Hukum II Newton untuk Gerak Rotasi<br />
Dinamika Rotasi<br />
Kok almahrum eyang newton muncul lagi sich ? yupz…. Eyang newton menguasai darat, udara dan laut. He2…. Hukum II Newton yang sudah kita pelajari baru membahas hubungan antara gaya, massa dan percepatan benda untuk kasus gerak lurus (gerak lurus = gerakan benda pada lintasan lurus). Hubungan antara gaya (penyebab gerakan benda), massa benda dan percepatan benda dalam gerak lurus dinyatakan dengan persamaan : F = ma. Mudah2an dirimu belum melupakannya… sebaiknya pelajari lagi materi hukum II Newton, biar lebih nyambung dengan penjelasan gurumuda. Btw, Hukum II Newton merupakan hukum tentang gerak, sehingga bisa diterapkan untuk gerak rotasi juga. Langsung saja ya<br />
Momen Inersia<br />
Dinamika Rotasi<br />
Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan pengaruh torsi terhadap gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan benda yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar perubahan kecepatan sudut yang dialami benda. Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Jadi kita bisa mengatakan bahwa torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga memiliki massa.<br />
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat. <br />
Torsi alias momen gaya<br />
Dinamika Rotasi<br />
Dalam pokok bahasan hukum II newton, kita belajar bahwa sebuah benda bisa bergerak lurus dengan percepatan tertentu jika diberikan gaya. Misalnya terdapat sebuah buku yang terletak di atas meja. Mula-mula buku itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya dorong, buku itu bergerak dengan kecepatan tertentu. Buku mengalami perubahan kecepatan (dari diam menjadi bergerak) akibat adanya gaya. Perubahan kecepatan = percepatan. Kita bisa mengatakan bahwa buku mengalami percepatan akibat adanya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar percepatan gerak buku itu. Jadi dalam gerak lurus, gaya sebanding dengan percepatan linear benda.<br />
Bagaimana-kah dengan gerak rotasi<br />
Viskositas<br />
Fluida Statis<br />
Pernah lihat minyak pelumas-kah ? oli motor… yang cowok pasti tahu, soalnya tiap hari kebut2an di jalan. He2…. Coba bandingkan oli dengan air. Manakah yang lebih kental ? Ah, gurumuda ini. Cuma gitu kok nanya… oli lebih kental dunk. Ich, pinter… sekarang giliran cewe. Kalau yang cewe khan dekat dengan ibu, jadi pasti tahu minyak goreng. Wah, kalau anak mami, pasti cuma bisa rebus mi sedap… piss…. Mana yang lebih cair, minyak goreng lebih kental atau es teh ? es teh-lah… anak sd juga bisa jawab. Ich, pinter2 ya, pelajar jaman sekarang… Hehe… btw, pada kesempatan ini kita akan mempelajari kekentalan suatu fluida, baik zat gas maupun zat cair. Istilah kerennya viskositas. Viskositas = ukuran kekentalan fluida. Met belajar ya… semoga tiba dengan selamat di tempat tujuan <br />
Kapilaritas<br />
Fluida Statis<br />
Pernah melihat lilin ? mudah-mudahan pernah menggunakannya. Salah satu fenomena yang menarik dapat kita saksikan ketika lilin sedang bernyala. Bagian bawah dari sumbu lilin yang terbakar biasanya selalu basah oleh leleh lilin (di bagian sumbu). Adanya leleh lilin pada sumbu membuat lilin bisa bernyala dalam waktu yang lama. Btw, apa yang menyebabkan leleh lilin bisa bergerak ke atas menuju sumbu lilin yang terbakar ? fenomena yang sama bisa kita amati pada lampu minyak. Lampu minyak merupakan salah satu sumber penerangan ketika belum ada lampu listrik. Mungkin saat ini masih digunakan. Lampu minyak terdiri dari wadah yang berisi bahan bakar (biasanya minyak tanah) dan sumbu. Sebagian sumbu dicelupkan dalam wadah yang berisi minyak tanah, sedangkan sebagian lagi dibungkus dalam pipa kecil. Pada ujung atas pipa tersebut, disisakan sebagian sumbu. Jika kita ingin menggunakan lampu minyak, maka sumbu yang terletak di ujung atas pipa kecil tersebut harus dibakar. Sumbu tersebut bisa menyala dalam waktu yang lama karena minyak tanah yang berada dalam wadah merembes ke atas, hingga mencapai ujung sumbu yang terbakar. Aneh ya, kok minyak tanah bisa merembes ke atas ?<br />
Banyak hal menarik dalam kehidupan kita yang mirip dengan fenomena yang terjadi pada lilin dan lampu minyak. Seolah-olah cairan tersebut mempunyai kaki sehingga bisa bergerak ke atas. Apakah dirimu bisa menjelaskannya secara ilmiah <br />
Tegangan Permukaan<br />
Fluida Statis <br />
Pernahkah dirimu bermain gelembung sabun ? aneh ya, gelembung sabun kok bisa berbentuk bulat.. lucu & asyik… bisa ditiup lagi. Terus setelah terbang, gelembung sabun pecah. Wah, seru ya permainan masa kecil. Btw, mengapa ya gelembung sabun bisa berbentuk bulat ? Ngomong soal bulat, ada juga yang mirip gelembung sabun. Yang ini banyak dijumpai di pagi hari… coba dirimu bangun di pagi hari, terus perhatikan dedaunan yang ada di sekitar rumah. Amati tetesan embun yang menempel di dedaunan. Aneh khan, tetes embun juga kadang bentuknya bulat. Mengapa ya bisa seperti itu ? atau kalau dirimu malas bangun pagi, coba perhatikan tetesan air yang keluar dari kran air. Krannya ditutup dahulu. Setelah itu, putar kran perlahan-lahan hingga yang keluar dari mulut kran adalah tetes-tetas air… kalau diamati, air yang menetes dari mulut kran mula-mula menggumpal (bulat). Lama kelamaan bulatannya semakin besar lalu pecah dan jatuh ke lantai. Apa yang membuat air menjadi seperti itu ? semuanya bisa dijelaskan dengan ilmu fisika… fisika lagi, fisika lagi… mumet dah. Hehe… ingin tahu mengapa demikian ? mari kita bertarung dengan Tegangan Permukaan. Setelah mempelajari pokok bahasan Tegangan Permukaan, dirimu dengan mudah menjelaskan fenomena tersebut <br />
Prinsip Archimedes<br />
Fluida Statis<br />
Pernahkah dirimu melihat kapal laut ? jika belum pernah melihat kapal laut secara langsung, mudah-mudahan dirimu pernah melihat kapal laut melalui televisi (Tuh ada gambar kapal di samping). Coba bayangkan. Kapal yang massanya sangat besar tidak tenggelam, sedangkan sebuah batu yang ukurannya kecil dan terasa ringan bisa tenggelam. Aneh khan ? Mengapa bisa demikian ?<br />
Jawabannya sangat mudah jika dirimu memahami konsep pengapungan dan prinsip Archimedes. Pada kesempatan ini gurumuda ingin membimbing dirimu untuk memahami apa sesungguhnya prinsip archimedes. Selamat belajar ya… Semoga setelah mempelajari pokok bahasan ini dirimu dengan mudah menjelaskan semua persoalan berkaitan dengan prinsip archimedes, termasuk alasan mengapa kapal yang massanya besar tidak tenggelam.<br />
Gaya Apung<br />
Sebelum membahas prinsip Archimedes lebih jauh, gurumuda ingin mengajak dirimu untuk melakukan percobaan kecil-kecilan berikut ini. Silahkan cari sebuah batu yang ukurannya agak besar, lalu angkat batu tersebut. Apakah batu tersebut terasa berat ? nah, sekarang coba masukan batu ke dalam air (masukan batu ke dalam air laut atau air kolam atau air yang ada dalam sebuah wadah, misalnya ember). Kali ini batu diangkat dalam air. Bagaimana berat batu tersebut ? apakah batu terasa lebih ringan ketika diangkat dalam air atau ketika tidak diangkat dalam air ? agar bisa menjawab pertanyaan gurumuda dengan benar, sebaiknya dirimu melakukan percobaan tersebut terlebih dahulu<br />
Prinsip Pascal<br />
Fluida Statis<br />
Pernahkah dirimu jalan-jalan ke bengkel ? Jangan jauh-jauh ke bengkel, mungkin dirimu pernah melihat mobil mogok di jalan karena ban dalam mobil tersebut kempis alias pecah ?… nah, ketika roda mobil mengalami kerusakan maka om sopir atau kondektur harus menggantinya dengan roda yang lain. Atau kadang mobil harus digiring ke bengkel, soalnya yang nyetir pake dasi. Agar roda mobil yang rusak bisa diganti maka digunakan bantuan dongkrak hidrolis. Tahukah dirimu bagaimana prinsip kerja dongkrak hidrolis ? mobil yang begitu berat bisa diangkat dengan mudah. Aneh bin ajaib. Hehe… semuanya karena fisika . Selain itu, ketika dirimu menumpang mobil atau angkot, coba amati bagaimana kendaraan bisa direm. Kalau pingin iseng, silahkan bertanya kepada om sopir. Om, kok mobilnya bisa berhenti ya ? prinsip kerja rem bagaimana-kah ? mudah2an dirimu tidak diomelin oleh om sopir.<br />
Ok, kembali ke laptop. Bagaimana prinsip kerja dongkrak/ lift hidrolik yang biasa digunakan untuk mengangkat mobil ? bagaimana pula prinsip kerja rem hidrolis ketika digunakan untuk mengurangi laju mobil ? mudah-mudahan dirimu kebingungan dan tidak mengetahui jawabannya… hehe… ingin tahu mengapa ? selamat belajar bersama om Pascal. Semoga setelah mempelajari pokok bahasan ini, dirimu semakin dekat di hati om Pascal serta om sopir dkk…<br />
Penerapan Prinsip dan Persamaan Bernoulli<br />
Fluida Dinamis<br />
Sebelumnya, kita sudah belajar mengenai Prinsip dan Persamaan Bernoulli. Kali ini kita akan melihat penerapan prinsip dan persamaan Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.<br />
Teorema Torriceli<br />
Salah satu penggunaan persamaan Bernoulli adalah menghitung kecepatan zat cair yang keluar dari dasar sebuah wadah (lihat gambar di bawah)<br />
Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2 (permukaan lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih kecil dari diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol (v1 = 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah :<br />
Prinsip dan persamaan Bernoulli<br />
Fluida Dinamis<br />
Dirimu bisa mengendarai sepeda motor khan ? ketika kita mengendarai sepeda motor agak kencang, baju yang kita pakai biasanya mengembung ke belakang. Atau kalau dirimu belum bisa mengendarai sepeda motor, coba perhatikan ayah/ibu/teman2 yang mengendarai sepeda motor. Bagian belakang baju yang dipakai biasanya kembung ke belakang kalau sepeda motornya melaju dengan kencang. Kok bisa ya ? bukan cuma itu… kadang kalau angin bertiup kencang, pintu rumah bisa ketutup sendiri. Padahal anginnya bertiup di luar rumah, sedangkan daun pintu ada di dalam rumah.<br />
Dirimu bingung-kah ? Tuh mah gampang, bisa dijelaskan dengan mudah asal dirimu paham prinsip om Bernoulli. Om Daniel Bernoulli (1700-1782) menemukan sebuah prinsip yang bisa digunakan untuk menjelaskan keanehan di atas. Btw, prinsip Bernoulli tu apa ? terus apa bedanya dengan persamaan Bernoulli ? Sekarang bersiap-siaplah bergulat dengan om Bernoulli… wah, Om Bernoulli ini bikin pelajaran fisika tambah banyak saja… hehe <br />
Persamaan Kontinuitas<br />
Fluida Dinamis<br />
Sebelum kita belajar tentang persamaan kontinuitas, gurumuda ingin mengajak dirimu untuk bermain dengan air. Hehe… di rumah punya kran air khan ? kalau tidak punya, bisa pinjam punya tetangga. Bilang saja, pak/bu, pinjam kran airnya ya, sebentar saja.. pliss… demi kemajuan ilmu fisika. Terus merenggek saja gpp, nanti juga diberi coba dirimu buka kran air perlahan-lahan sambil memperhatikan laju air yang keluar dari mulut kran. Setelah kran tidak bisa diputar lagi, sumbat sebagian mulut kran dengan tanganmu. Sekarang bandingkan, manakah laju aliran air yang lebih besar. Ketika sebagian mulut kran disumbat atau tidak disumbat ? kalau dirimu punya slang yang biasa dipakai untuk menyiram bunga, coba alirkan air melalui slang tersebut. Nah, silahkan tutup sebagian mulut selang dengan tangan atau jarimu. Semakin banyak bagian mulut selang yang ditutup, semakin deras air menyembur keluar (laju aliran air makin besar). Sebaliknya, jika mulut slang tidak ditutup, aliran air menjadi seperti semula (kurang deras). Aneh khan ? mengapa bisa demikian ? agar bisa memahami “keanehan” ini, silahkan pelajari pokok bahasan ini dengan penuh semangat. Setelah mempelajari persamaan kontinuitas, dirimu bisa menjelaskannya dengan mudah<br />
Pengantar fluida dinamis<br />
Fluida Dinamis<br />
Sebelumnya kita sudah bergulat dengan Fluida Statis. Nah, kali ini kita akan bergulat dengan sahabat fluida statis, yakni Fluida Dinamis. Kalau dalam pokok bahasan Fluida Statis kita belajar mengenai fluida diam, maka dalam fluida dinamis kita akan mempelajari fluida yang bergerak. Fluida itu sendiri merupakan zat yang dapat mengalir (zat cair & gas), tapi maksud gurumuda, dalam fluida statis, kita mempelajari fluida ketika fluida tersebut sedang diam alias tidak bergerak. Sedangkan dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.<br />
Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya linkaran-lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran air. Aliran turbulen menyerap energi yang sangat besar. jadi dirimu jangan heran kalau badai datang melanda, semua yang dilalui badai tersebut hancur berantakan. Yang gurumuda maksudkan adaah badai yang membentuk pusaran alias putting beliung. Aliran turbulen ini sangat sulit dihitung<br />
Radiasi<br />
Suhu Dan Kalor<br />
Pernah mengenakan pakaian berwarna hitam di siang hari yang panas ? Kalau belum, silahkan mencoba… Kalau tidak punya pakaian berwarna hitam, pinjam saja punya tetangga Bilang saja buat percobaan fisika, pasti tidak diberi. hehe… Biar keren, kali ini dirimu tampil penuh percaya diri dengan setelan hitam-hitam. Rasanya bagaimanakah ? wah, mau mati saja rasanya… Sudah bikin gerah, dikirain penampakan lagi. Hiks2… Aneh ya, masa cuma pakai pakaian berwarna hitam tubuh bisa kepanasan. Apa hubungannya ya…<br />
Btw, biasanya pagi hari atau sore hari rasanya tidak terlalu panas. Tapi kalau siang hari rasanya panas sekali… Kata ibu, waktu eyang butut masih hidup memang sudah begitu… Esok kalau harga bbm naik lagi mungkin berubah kali <br />
Konveksi<br />
Suhu Dan Kalor<br />
Dirimu pernah bermain ke pantai-kah ? Sayang kalau belum. Coba main ke pantai kalau ada waktu. Sekali2 perlu rekreasi, apalagi tiap hari sumpek dengan kehidupan di kota yang hiruk pikuk dan bikin sebel. Udaranya sudah panas, asap kendaraan bertebaran di mana-mana, suara bising lagi bikin kuping juga ikut2an bising <br />
Sambil memandang gulungan gelombang laut yang bergerak perlahan-lahan menuju ke tepi pantai, hembusan angin sepoi-sepoi bikin tubuh terasa segar. Belum lagi pemandangan sunset di sore hari… Apalagi sedang berduaan sama pacar kesayangan… wah, asyik sekali. Hidup serasa milik berdua <br />
Konduksi<br />
Suhu Dan Kalor<br />
Jika kita perhatikan pengendara sepeda motor di jalan raya, biasanya kebanyakan dari antara mereka menggunakan jaket atau sweater. Kayanya bukan cuma mereka… Kita juga biasa menggunakan jaket jika hendak kebut2an di jalan, terutama perjalanan yang ditempuh cukup jauh. Tuh tujuannya untuk apa ya ? Omong soal jaket, ketika udara cukup dingin kita juga biasa menggunakan jaket, kaki harus dibungkus dengan kaos kaki segala, tidur pun harus ditemani selimut yang bisa bikin sesak napas… mengapa harus demikian-kah ?<br />
Btw, katanya kalau kita tidur di lantai ubin atau lantai keramik tanpa menggunakan kasur atau selimut, katanya bisa cepat sakit. Apa hubungannya ya… Dirimu bingung-kah ? biasa saja tuh… Met belajar ya…. Baca saja sampai selesai maka dirimu akan mendapat pencerahan<br />
Kalor, Kalor Jenis & Kalor Laten<br />
Suhu Dan Kalor<br />
kalau orang yang gemuk ingin mengurangi lemak, maka ia harus banyak berolahraga, misalnya lari-lari di malam hari atau berenang di kolam renang. Pokoknya olahraga-lah…. Kenapa ya, si gemuk di suruh harus banyak olahraga. Semuanya kok mau jadi atlet….<br />
Btw, dirimu suka makan khan ? ya, iyalah… paling hobi kalau soal makan. Pagi ngemil, sore pun ngemil… Kalau beli biskuit, dirimu biasa baca2 tulisan yang ada di bungkusan tidak ? Protein 30 kkal. lemak 20 kkal. karbohidrat 40 kkal. besi 10 kkal. batu 15 kkal. pasir 90 kkal… tuh maksudnya apa ya ? Hiks2… Bingungkah ? Met belajar ya…<br />
Anomali air<br />
Suhu Dan Kalor<br />
Pernah minum teh botol, coca cola botol dkk ? Coba perhatikan botolnya…. bandingkan dengan botol bir bintang atau botol anggur orang tua. Kenapa ya, botol coca cola atau botol teh kok lebih tebal dari botol bir bintang atau botol anggur orang tua. Biasanya botol minuman dingin lebih tebal dari botol minuman panas tuh tujuannya untuk apa ya ? bingung-kah ? hiks2….<br />
Biar dirimu paham, coba lakukan percobaan kecil2an berikut ini. Siapkan sebuah botol bir bintang atau botol anggur orang tua. Kalau tidak ada, gunakan saja botol lain, asalkan botolnya tidak tebal alias tipis. Di rumah ada kulkas ? coba masukan air ke dalam botol lalu simpan botol di dalam kulkas. Tutup pintu kulkas dan biarkan sampai air yang ada di dalam botol membeku…. setelah itu, segera kabur dari rumah biar tidak diomelin ayah atau ibu Botolnya bisa pecah kalau air membeku… masa sich ? buktikan saja sendiri kalau tidak percaya…<br />
Hukum ketiga termodinamika<br />
Termodinamika<br />
Hukum ketiga termodinamika merupakan hukum fisika yang jablai Kurang populer karena jarang dibelai… Daripada hukum ketiga termodinamika menjadi jablai, alangkah baiknya jika gurumuda bahas saja, biar dirimu bisa membelainya…<br />
Hukum ketiga termodinamika mengatakan bahwa mencapai suhu nol mutlak (0 K) adalah hal yang tidak mungkin terjadi. Untuk mengetahui alasan mengapa suhu nol mutlak tidak bisa dicapai, silahkan pelajari lagi materi teori kinetik gas… ulasannya sudah disertakan dalam pokok bahasan tersebut. Download saja di halaman ebook gratis… <br />
Entropi (Pernyataan umum hukum kedua termodinamika)<br />
Termodinamika<br />
Pengantar<br />
Dalam postingan sebelumnya kita sudah mempelajari beberapa pernyataan khusus hukum kedua termodinamika. Perlu diketahui bahwa pernyataan khusus tersebut hanya bisa menjelaskan beberapa proses ireversibel saja. Pernyataan om Clausius hanya menjelaskan perpindahan kalor dan kaitannya dengan prinsip kerja mesin pendingin. Sebaliknya pernyataan om Kelvin dan om Planck berkaitan dengan prinsip kerja mesin kalor. Walaupun tampaknya berbeda, tetapi pada dasarnya kedua pernyataan ini berhubungan dengan perpindahan kalor. Btw, masih banyak proses ireversibel lainnya tidak bisa dijelaskan menggunakan kedua pernyataan tersebut. Setelah mencium tanah, buah mangga yang lezat dan mengundang selera tidak pernah meluncur ke atas lagi. Buku yang kita dorong tidak pernah bergerak kembali ke posisinya semula. Ketika adikmu yang sangat nakal menjatuhkan gelas ke lantai hingga pecah, serpihan-serpihan gelas yang tercecer di lantai tidak pernah ngumpul lagi dan membentuk gelas hingga utuh seperti semula… Apalagi ya… masih banyak atuh. mikirin sendiri ya… hiks2… pisss…<br />
Hukum kedua termodinamika (Pernyataan khusus)<br />
Termodinamika<br />
Pengantar<br />
Katanya stok minyak bumi dalam perut bumi sekarang tinggal sedikit, karenanya kita diminta untuk menghemat energi. Aneh ya… Menurut hukum pertama termodinamika, dalam suatu sistem tertutup (alam semesta kita termasuk sistem tertutup), jumlah energi total selalu kekal. Energi dapat berubah bentuk dan berpindah dari satu benda ke benda yang lain, tetapi jumlah energi total selalu tetap. Kalau energi selalu kekal, mengapa kita harus menghemat energi ? <br />
Hukum pertama termodinamika : pernyataan kekekalan energi<br />
Termodinamika<br />
Dalam pembahasan sebelumnya gurumuda sudah menjelaskan secara panjang pendek mengenai Hukum Pertama Termodinamika. Konon katanya, hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum kekekalan energi. Aneh ya, hukum pertama termodinamika khan hanya membahas hubungan antara kalor (Q), kerja (W) dan perubahan energi dalam (delta U). Lalu mengapa bisa disebut sebagai pernyataan hukum kekekalan energi ?<br />
Hukum pertama termodinamika<br />
Termodinamika<br />
Pengantar<br />
Pernah memanaskan air ? Kalau kita panaskan air menggunakan wadah seperti panci, misalnya, biasanya setelah air mendidih, tutup panci bisa bergerak sendiri. Tutup panci bisa bergerak karena ditendang oleh uap yang lagi kepanasan dalam panci… Ingin bebas, katanya. Sudah bosan hidup di penjara… Ada lagi contoh yang mirip. Dirimu pernah ngemil popcorn ? Mudah2an sudah… Kalau belum, minta saja di toko terdekat. Ssttt… jangan lupa bawa uang receh secukupnya, biar dirimu tidak diomelin. Btw, tahu cara membuat popcorn ? Biasanya popcorn dimasukkan ke dalam wadah lalu dipanaskan. Setelah kepanasan, biji popcorn berdisco ria dengan teman-temannya dan mendorong penutup wadah. Aneh ya, cuma dipanasi dengan nyala api, biji popcorn dalam wadah meletup dan loncat-loncat sendiri. Saking senangnya, penutup wadah jadi korban kenakalan mereka mengapa bisa terjadi seperti itu<br />
Resonansi<br />
Gelombang Bunyi, Gelombang Mekanik, Getaran - Osilasi<br />
Resonansi<br />
Pernah melihat atau menggunakan garputala ? Ada gambar garputala di samping… garputala merupakan alat yang hanya menghasilkan satu frekuensi saja. Atau dalam istilah musik, garputala merupakan alat yang hanya menghasilkan satu nada saja. Biasanya digunakan oleh musikus untuk mencari nada atau untuk menyetel alat musik seperti senar gitar atau piano. Btw, mengapa garputala punya dua tangkai, mengapa tidak satu tangkai saja ? kalau satu tangkai nanti jadi tusuk gigi he2… Jika kita menggetarkan garputala lalu mendekatkannya dengan senar gitar maka senar gitar yang mempunyai nada yang sama dengan nada garputala juga akan ikut bergetar. Mengapa senar gitar juga ikut bergetar ? omong soal gitar, mengapa harus ada badan gitar, mengapa tidak cukup senar dan gagang tempat menautkan senar saja ? Selamat belajar resonansi Gelombang berdiri pada dawai<br />
Gelombang Mekanik<br />
Neh gambar Steve Vai, gitaris paling hebat sedunia – versi gurumuda. Dirimu bisa bermain gitar ? Atau sama seperti diriku, cuma bisa bengong menonton orang lain bermain gitar ? he2… Atau dirimu seorang gitaris? Wah, asyik neh punya teman seorang gitaris.. menarik sekali kalau kita amati orang yang sedang bermain gitar, khususnya melodi. Jari tangannya berpindah begitu cepat, pada saat yang sama petikannya pada senar menghasilkan alunan musik yang begitu indah… kalau musiknya bagus dan sesuai dengan selera, kita bisa sampai terhanyut… malah ada yang bisa berteriak histeris dan mengeluarkan air mata buaya atau dirimukah yang suka nonton konser sambil loncat sana loncat sini sambil teriak-teriak… hehe… pisss.<br />
Nanti kalau dirimu bermain gitar atau menonton orang bermain gitar, jangan cuma lihat gitarisnya saja tapi perhatikan juga senar gitarnya… mengapa diameter senar gitar berbeda-beda ? diameter senar bass biasanya lebih besar dibandingkan dengan senar yang lain… ada senar yang tebal, ada senar yang tipis. Tuh tujuannya untuk apa ya ? ada lagi yang menarik… mengapa ketika kita menekan senar pada grid, nada yang dihasilkan bisa berubah ? hal yang sama terjadi ketika kita menyetel gitar. Mengapa ketika senar dikendurkan atau ditegangkan, nada yang dihasilkan berubah ? selamat belajar… <br />
Difraksi<br />
Gelombang Mekanik<br />
Duh, baru baca judulnya langsung ngantuk mau tidur saja rasanya. Istilahnya makin aneh saja… rumusnya sudah bertumpuk, istilahnya juga bikin lemas. Fisika oh fisika… jangan tidur dulu dunk, ne baru pengantar. Btw, dirimu suka politik-kah ? Difraksi tuh nama fraksi politik. Difraksi kemunduran bangsa, difraksi golongan nganggur.. wakakak. Ngelantur sampai ke dunia politik. Ok, kembali ke dunia kita, fisika!<br />
Difraksi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan salah satu sifat gelombang yang cukup aneh Kok aneh sich ? yupz… Mungkin dirimu pernah mengalami atau mengamati peristiwa difraksi dalam kehidupan sehari-hari hanya tidak tahu kalau apa yang dialami atau diamati tersebut merupakan difraksi. Istilahnya tinggi n bikin lemas tapi apa yang dijelaskannya sangat dekat dengan kehidupan kita. Penasaran dengan difraksi-kah ? biasa saja tuh… dalam hati pasti penasaran juga. Selamat belajar ya, semoga difraksi semakin dekat di hatimu… <br />
Pembiasan gelombang (refraksi)<br />
Gelombang Mekanik<br />
Dirimu pernah jalan-jalan ke pantai-kah ? wah, masa hari gini belum Coba sekali-sekali main ke pantai.. . oya, biar seru ajak juga dengan pacar kesayangan. Asyik neh kalo pacaran di tepi pantai. Hiks2… Sambil duduk berdua memandang gulungan gelombang laut yang perlahan-lahan menuju tepi pantai, ditemani hembusan angin sepoi2 kering yang bikin ngantuk.. belum lagi pemandangan sunset di sore hari. Duh, pantai serasa milik berdua. Maunya tinggal di pantai saja ya, biar kalau ada tsunami bisa stress <br />
Kalau dirimu ingin bermain ke pantai, nanti perhatikan secara saksama gulungan gelombang laut yang bergerak dari tengah laut menuju tepi pantai. Ketika masih di tengah laut, gelombang laut biasanya bergerak ke berbagai arah. Tetapi ketika semakin mendekati garis pantai, seolah-olah ada yang memerintahkan gelombang laut untuk menyesuaikan arahnya dengan garis pantai. Ketika semakin dekat dengan garis pantai, gelombang laut semakin sejajar dengan garis pantai. Pada saat pecah, gelombang laut tepat sejajar dengan garis pantai. Yang saya maksudkan dengan garis pantai di sini adalah perbatasan antara laut dan hamparan pasir. Mengapa gelombang laut bisa aneh seperti itu ya ? <br />
Pemantulan gelombang (refleksi)<br />
Gelombang Mekanik<br />
Sebelumnya kita sudah membahas salah satu sifat gelombang, yakni interferensi. Kali ini kita berkenalan dengan pemantulan (refleksi). Mengenai pembiasan (refraksi) dan difraksi akan dibahas kemudian.<br />
Pemantulan gelombang biasanya terjadi ketika gelombang yang sedang bergentayangan dari satu tempat ke tempat lain menabrak suatu penghalang. Dirimu mungkin pernah melihat gelombang air laut yang terpantul dari sisi kapal atau batu karang; gelombang air yang terpantul dari sisi kolam renang atau bak penampung. Masih sangat banyak contoh pemantulan gelombang yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari… sisanya dipikirkan sendiri ya oya, dirimu mungkin pernah mendengar pantulan suara sendiri ketika berteriak histeris di tengah hutan ? hiks2.. piss… tumben neh maen ke hutan sendiri Pantulan suara atau istilah kerennya “gema” juga merupakan salah satu contoh peristiwa pemantulan gelombang. Bedanya gema merupakan peristiwa pemantulan gelombang bunyi. Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal, sedangkan gelombang air merupakan gabungan dari gelombang transversal dan longitudinal.<br />
Gelombang kejut, Ledakan sonik<br />
Gelombang Bunyi<br />
VIVAnews – Suara keras pesawat sukhoi milik TNI AU saat melakukan latihan sempat menggegerkan masyarakat, dan bahkan memecahkan kaca jendela salah satu rumah makan di Makassar, Kamis malam. Karena panik, pemilik rumah menghubungi polisi, 15 menit kemudian polisi yang dipimpin Kapolresta Makassar Timur, AKBP Mansyur datang dan langsung melakukan pemeriksaan dari serpihan kaca yang pecah. Kepanikan juga terjadi di Mall Panakkukang, salah satu Mall terbesar di Makassar. Hanya beberapa saat kejadian, baik pengunjung maupun pemilik gerai berlarian keluar toko. And Irsan, salah seorang pengunjung mall tersebut mengatakan, lantai mall tersebut sempat bergetar. “Saya bersama keluarga langsung lari keluar mall untuk menyelamatkan diri,” ujarnya. Sumber<br />
Bunyi pesawat Sukhoi bisa sedahsyat itu ? Lantai mall saja bergetar, bagaimana duNK dengan lantai pesawat Sukhoi… wah, mudah-mudahan om pilotnya tidak ikut2an berhamburan keluar dari pesawat <br />
Efek Doppler<br />
Gelombang Bunyi<br />
Pengantar<br />
Pernah nonton balap sepeda motor GP ? belum ? sama dunk… diriku juga belum pernah nonton secara langsung. Kalau nonton GP di TV sich pernah pernah nonton GP di TV ? wah, kalau dirimu suka kebut2an di jalan, pasti sering nonton… asyik ya kalau nonton balap motor. Balap di tikungan tajam kelihatan santai sekali… padahal motornya sedang ngebut… caranya bagaimana ya… dirimu bisa balap seperti itu ?<br />
Gelombang bunyi berdiri<br />
Gelombang Bunyi<br />
Judulnya garing ya, kirain gelombang bunyi jongkok … Dalam pokok bahasan gelombang berdiri pada dawai, gurumuda sudah membahas mengenai gelombang berdiri transversal yang terjadi pada dawai. Nah, kali ini gurumuda membahas mengenai gelombang berdiri longitudinal yang terjadi pada kolom udara. Bingun dengan istilah kolom udara ? pernah lihat pipa, suling, terompet dkk ? Kolom udara tuh udara yang berada dalam rongga pipa, rongga suling dkk….<br />
Resonansi<br />
Gelombang Bunyi, Gelombang Mekanik, Getaran - Osilasi<br />
Pengantar Resonansi<br />
Pernah melihat atau menggunakan garputala ? Ada gambar garputala di samping… garputala merupakan alat yang hanya menghasilkan satu frekuensi saja. Atau dalam istilah musik, garputala merupakan alat yang hanya menghasilkan satu nada saja. Biasanya digunakan oleh musikus untuk mencari nada atau untuk menyetel alat musik seperti senar gitar atau piano. Btw, mengapa garputala punya dua tangkai, mengapa tidak satu tangkai saja ? kalau satu tangkai nanti jadi tusuk gigi he2… Jika kita menggetarkan garputala lalu mendekatkannya dengan senar gitar maka senar gitar yang mempunyai nada yang sama dengan nada garputala juga akan ikut bergetar. Mengapa senar gitar juga ikut bergetar ? omong soal gitar, mengapa harus ada badan gitar, mengapa tidak cukup senar dan gagang tempat menautkan senar saja ? Selamat belajar resonansi <br />
Layangan<br />
• Tuesday Jun 1,2010 03:47 PM<br />
• By san<br />
• In Gelombang Bunyi<br />
Pengantar Layangan gelombang bunyi<br />
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai interferensi gelombang bunyi. Kali ini kita berkenalan dengan salah satu jenis interferensi gelombang bunyi, yakni layangan. Bukan mainan layangan ya.. <br />
Banyak penerapan konsep layangan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam bidang musik. Penyetel alat musik, misalnya gitar atau piano, biasanya memanfaatkan layangan untuk mengetahui apakah senar sudah disetel dengan benar atau belum<br />
kenapa langit berwarna biru? pada dasarnya langit tidak berwarna , namun karena efek dari matahari maka langit pun berubah menjadi kebiruan.Matahari memancarkan gelombang cahaya dengan memancarkan frekuensi tertentu. Bagian dari frekuensi tersebut merupakan frekuensi cahaya tampak yang dapat ditangkap oleh mata manusia, Jika spektrum cahaya matahari yang mengenai mata kita masih terdiri atas seluruh spektrum cahaya tampak, matahari akan terlihat putih dan spektrum cahaya tampak ini akan menyinari atmosfer bumi.<br />
<br />
Atmosfer bumi terdiri atas gas-gas yang mengandung bermacam-macam partikel dan unsur. Dua unsur pertama yang terkandung dalam atmosfer bumi adalah oksigen dan nitrogen. Kedua unsur ini sangat efektif untuk manghamburkan spektrum cahaya tampak yang mempunyai frekuensi tinggi atau panjang gelombang yang pendek. Akibatnya, atmosfer bumi dengan mudah menghamburkan spektrum warna biru, ungu, dan nila yang mempunyai frekuensi tinggi. Mata manusia lebih sensitif terhadap warna biru dari pada warna nila dan ungu sehingga langit berwarna biru.<br />
Sementara itu, hanya ada sedikit cahaya tampak dari matahari dengan frekuensi lebih rendah yang dihamburkan oleh atmosfer bumi. Cahaya dengan warna kuning, merah dan jingga memiliki frekuensi yang lebih rendah dibanding dengan warna yang lainnya. Warna tersebut akan menembus atmosfer bumi dan terlihat oleh mata kita. Tetapi, intensitas ketiga warna tersebut tidak sama dan warna kuning lebih mendominasi sehingga matahari terlihat berwarna kuning sampai dengan siang hari. Tampilan cahya matahari yang terlihat oleh mata kita berubah dari waktu ke waktu dan berwarna jingga saat matahari akan terbenam. Mengapa ?<br />
<br />
Karena saat matahari berada di horizon (saat terbit dan terbenam), lintasan yang ditempuh cahaya matahari semakin jauh sehingga jumlah kuning yang dihamburkan relatif lebih besar daripada warna jingga. Hal ini mengakibatkan intensitas warna jingga yang sampai di mata kita lebih dominan sehingga matahari terbenam terlihat jinggaBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-79933739598832520562010-11-08T05:26:00.000-08:002010-11-08T05:27:40.984-08:00mutiara kasihMutiara Kasih<br />
<br />
Kutatap matamu teduh menyentuh<br />
Bunga percaya pun kian tumbuh<br />
Kutahu hatimu nan bersih jernih<br />
Hingga mengkilaplah mutiara kasih<br />
<br />
Di kala cobaan mendera<br />
Kita pun hadapi dengan asa menyala<br />
Yakini semua ‘kan teratasi<br />
Bila kita bersedia menerimanya<br />
dengan tulus hati<br />
<br />
Semakin lama waktu berlangsung<br />
Semakin merdu cinta kita mengalun<br />
Relung jiwa bersukacita<br />
<br />
Syukur kita padaNya<br />
Layak terungkap<br />
Senantiasa<br />
setiap saatBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-10607742345852553952010-11-07T01:42:00.001-07:002010-11-07T01:42:51.988-08:00Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang. Suara merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui perubahan tekanan udara dalam ruang (rapat-renggangnya molekul-molekul udara). Tanpa udara, suara tidak bisa dirambatkan. Di pantai dapat dilihat ombak, yang merupakan gelombang mekanik yang memerlukan air sebagai mediumnya. Contoh lain misalnya gelombang pada tali atau per (slinky).<br />
Pranala luar<br />
• Pengertian dan jenis-jenis gelombang<br />
• Gelombang mekanik<br />
Gelombang-P<br />
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />
<br />
Gelombang-P datar.<br />
<br />
Representasi penjalaran gelombang-P pada sebuah grid 2-dimensi (bentuk empiris).<br />
Gelombang-P atau gelombang primer adalah salah satu dari dua jenis gelombang seismik, sering juga disebut gelombang tanah (dinamakan demikian karena merambat di dalam tanah), adalah gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan terekam oleh seismometer. Nama tersebut terutama berasal dari fakta bahwa jenis gelombang ini memiliki kecepatan paling tinggi dibandingkan gelombang-gelombang seismik lainnya dan pertama kali tiba pada setiap stasion pengukuran seismik, di mana jenis gelombang berikutnya yang datang dinamakan gelombang-s atau gelombang sekunder. Suara, sebagaimana suatu gelombang tekanan dan gelombang longitudinal, adalah juga jenis gelombang-P. Hal ini berarti bahwa partikel-partikel yang berada di dalam tanah (tubuh dari bumi) memiliki vibrasi-vibrasi sepanjang atau sejajar dengan arah perambatan energi dari gelombang yang merambat tersebut.<br />
Kecepatan gelombang-P bergantung pada medium tempat gelombang menjalar:<br />
<br />
di mana<br />
• k adalah modulus inkompresibilitas<br />
• μ adalah modulus geser; dan<br />
• ρ adalah kerapatan bahan di mana gelombang yang dimaksud merambat<br />
Umumnya, variasi kerapatan tidaklah terlalu besar, dengan demikian kecepatan gelombang hampir sepenuhnya bergantung pada nilai k dan μ.<br />
JENIS-JENIS GELOMBANG<br />
Pada penjelasan di atas, gurumuda telah menyebutkan beberapa contoh gelombang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Itu baru beberapa contoh… masih banyak contoh lain yang belum disebutkan. Walaupun terdapat banyak contoh gelombang dalam kehidupan kita, secara umum hanya terdapat dua jenis gelombang saja, yakni gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan gelombang.<br />
Gelombang Mekanik<br />
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan medium untuk berpindah tempat. Gelombang laut, gelombang tali atau gelombang bunyi termasuk dalam gelombang mekanik. Kita dapat menyaksikan gulungan gelombang laut karena gelombang menggunakan laut sebagai perantara. Kita bisa mendengarkan musik karena gelombang bunyi merambat melalui udara hingga sampai ke telinga kita. Tanpa udara kita tidak akan mendengarkan bunyi. Dalam hal ini udara berperan sebagai medium perambatan bagi gelombang bunyi.<br />
Gelombang mekanik terdiri dari dua jenis, yakni gelombang transversal (transverse wave) dan gelombang longitudinal (longitudinal wave). Silahkan nonton video di bawah…<br />
<br />
Gelombang Transversal<br />
Suatu gelombang dapat dikelompokkan menjadi gelombang trasnversal jika partikel-partikel mediumnya bergetar ke atas dan ke bawah dalam arah tegak lurus terhadap gerak gelombang. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang. Bentuk gelombang transversal tampak seperti gambar di bawah.<br />
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada bidang horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang vertikal. Garis putus-putus yang digambarkan di tengah sepanjang arah rambat gelombang menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau air). Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah. Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur dari posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut panjang gelombang (disebut lambda – huruf yunani). Panjang gelombang juga bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.<br />
Gelombang Longitudinal<br />
Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal. Jika pada gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah rambat gelombang. Jika dirimu bingung dengan penjelasan ini, bayangkanlah getaran sebuah pegas. Perhatikan gambar di bawah…<br />
Pada gambar di atas tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan gelombang. Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas. Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau regangan (lihat contoh pada gambar di atas).<br />
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara. Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat gelombang udara. Berbeda dengan gelombang air atau gelombang tali, gelombang bunyi tidak bisa kita lihat menggunakan mata. Dirimu suka denger musik khan ? nah, coba sentuh loudspeaker ketika dirimu sedang memutar lagu. Semakin besar volume lagu yang diputar, semakin keras loudspeaker bergetar. Kalau diperhatikan secara seksama, loudspeaker tersebut bergetar maju mundur. Dalam hal ini loudspeaker berfungsi sebagai sumber gelombang bunyi dan memancarkan gelombang bunyi (gelombang longitudinal) melalui medium udara. Mengenai gelombang bunyi selengkapnya akan dipelajari pada pokok bahasan tersendiri.<br />
Pada pembahasan di atas, sudah gurumuda jelaskan bahwa gelombang tali merupakan contoh gelombang transversal, sedangkan contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi. Lalu bagaimana dengan gelombang air ? gelombang air bukan sepenuhnya gelombang transversal atau gelombang longitudinal. Gelombang air merupakan gabungan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal.<br />
Dari penjelasan panjang lebar dan bertele-tele sebelumnya , kita bisa menyimpulkan beberapa hal penting berkaitan dengan gelombang mekanik :<br />
Pertama, gelombang merupakan getaran yang merambat dengan laju tertentu melalui medium tertentu. Medium yang dimaksudkan di sini bisa berupa tali, air, pegas, tanah dan sebagainya. Laju getaran yang merambat dikenal dengan julukan laju perambatan alias laju gelombang (v). Laju gelombang ditentukan oleh sifat-sifat medium yang dilalui oleh gelombang. Btw, jangan kacaukan laju gelombang dengan laju medium yang dilalui oleh gelombang.<br />
Kedua, medium yang dilalui oleh gelombang hanya bergerak bolak balik pada posisi setimbangnya, medium tidak merambat seperti gelombang.<br />
Ketiga, gelombang bisa terjadi jika suatu medium bergetar atau berosilasi. Suatu medium bisa bergetar atau berosilasi jika dilakukan usaha alias kerja pada medium tersebut. Dalam hal ini, ketika usaha atau kerja dilakukan pada suatu medium maka energi dipindahkan pada medium tersebut. Nah, ketika getaran merambat (getaran yang merambat disebut gelombang), energi dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain melalui medium tersebut. Gelombang tidak memindahkan materi atau medium yang dilaluinya, gelombang hanya memindahkan energi… perhatikan bahwa pembahasan kita sebelumnya berkaitan dengan gelombang mekanik. Karenanya jika disebutkan gelombang maka yang saya maksudkan adalah gelombang mekanik.<br />
Gelombang Elektromagnet<br />
Sebelumnya kita sudah mengobok2 gelombang mekanik. Nah, kalau gelombang mekanik membutuhkan medium untuk berpindah tempat alias bergentayangan dari satu tempat ke tempat lain, bagaimana dengan gelombang elektromagnet ? Untuk bergentanyangan dari satu tempat ke tempat lain, gelombang elektromagnet tidak membutuhkan medium… kok bisa ? yupz… mengenai gelombang elektromagnetik selengkapnya kita obok2 pada pembahasan mengenai gelombang elektromagnet.<br />
Sebelumnya kita sudah mengelompokkan gelombang berdasarkan medium perambatan., gelombang juga bisa dikelompokkan berdasarkan banyaknya dimensi yang dilalui gelombang ketika bergentanyangan dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan banyaknya dimensi, gelombang bisa dikelompokkan menjadi gelombang berdimensi satu, gelombang berdimensi dua, gelombang berdimensi tiga. Gelombang tali dan gelombang pegas merupakan contoh gelombang berdimensi satu… riak air termasuk gelombang berdimensi dua. Sebaliknya gelombang bunyi dan gelombang elektromagnetik termasuk gelombang berdimensi tiga…<br />
kenapa langit berwarna biru? pada dasarnya langit tidak berwarna , namun karena efek dari matahari maka langit pun berubah menjadi kebiruan.Matahari memancarkan gelombang cahaya dengan memancarkan frekuensi tertentu. Bagian dari frekuensi tersebut merupakan frekuensi cahaya tampak yang dapat ditangkap oleh mata manusia, Jika spektrum cahaya matahari yang mengenai mata kita masih terdiri atas seluruh spektrum cahaya tampak, matahari akan terlihat putih dan spektrum cahaya tampak ini akan menyinari atmosfer bumi.<br />
<br />
Atmosfer bumi terdiri atas gas-gas yang mengandung bermacam-macam partikel dan unsur. Dua unsur pertama yang terkandung dalam atmosfer bumi adalah oksigen dan nitrogen. Kedua unsur ini sangat efektif untuk manghamburkan spektrum cahaya tampak yang mempunyai frekuensi tinggi atau panjang gelombang yang pendek. Akibatnya, atmosfer bumi dengan mudah menghamburkan spektrum warna biru, ungu, dan nila yang mempunyai frekuensi tinggi. Mata manusia lebih sensitif terhadap warna biru dari pada warna nila dan ungu sehingga langit berwarna biru.<br />
Sementara itu, hanya ada sedikit cahaya tampak dari matahari dengan frekuensi lebih rendah yang dihamburkan oleh atmosfer bumi. Cahaya dengan warna kuning, merah dan jingga memiliki frekuensi yang lebih rendah dibanding dengan warna yang lainnya. Warna tersebut akan menembus atmosfer bumi dan terlihat oleh mata kita. Tetapi, intensitas ketiga warna tersebut tidak sama dan warna kuning lebih mendominasi sehingga matahari terlihat berwarna kuning sampai dengan siang hari. Tampilan cahya matahari yang terlihat oleh mata kita berubah dari waktu ke waktu dan berwarna jingga saat matahari akan terbenam. Mengapa ?<br />
<br />
Karena saat matahari berada di horizon (saat terbit dan terbenam), lintasan yang ditempuh cahaya matahari semakin jauh sehingga jumlah kuning yang dihamburkan relatif lebih besar daripada warna jingga. Hal ini mengakibatkan intensitas warna jingga yang sampai di mata kita lebih dominan sehingga matahari terbenam terlihat jingga.Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-18599524638849018932010-10-31T19:17:00.003-07:002010-10-31T19:17:27.952-07:00ANALISIS VOLUMETRITitrasi ada kalanya orang menyebut sebagai metode volumetric, hal ini disebabkan pengukuran volume larutan dalam titrasi memegang peranan yang penting. Dari pengambilan analit dengan volume tertentu hingga pembacaan volume titran yang habis dipakai untuk titrasi mempengaruhi semua hasil analisis. Oleh sebab itu penggunaan peralatan yang tepat dalam titrasi juga tidak boleh disepelekan.<br />
<br />
Metode Volumetri dibedakan atas jenis-jenis reaksi yang terlibat antara titran dan analit yaitu:<br />
<br />
Asam-Basa. Terdapat banyak senyawa asam dan basa yang dapat ditentukan secara titrasi. Baik asam kuat atau basa kuat, titik akhir titrasipun sangat mudah diamati dengan penggunaan indicator asam basa seperti fenolphtalein (PP), metal merah, metal orange, dan lainnya. Pada saat titik equivalent diperoleh maka larutan bersifat netral akan tetapi dengan penambahan sedikit titran untuk mencapai titik akhir titrasi maka cukup untuk mengubah warna indicator asam basa. Cara lain adalah dengan menggunakan pHmeter. Asam lemah dan basa lemah juga dapat dititrasi begitu juga dengan asam organic yang dititrasi dengan pelarut non-air.<br />
Reduksi-Oksidasi . Zat yang bersifat oksidator seperti KMnO4, K2CrO4, I2, dan zat yang bersifat reduktor seperti H2C2O4, Fe2+, Sn2+ dapat ditentukan dengan metode titrasi ini. Reaksi redoks terlibat saat titran dan analit bereaksi. Beberapa metode titrasi redoks tidak membutuhkan indicator untuk melihat titik akhir titrasi seperti titrasi antara KMnO4 dan H2C2O4 disebabkan KMnO4 itu sendiri sudah berwarna. Amylum biasanya dipakai untuk titrasi yang melibatkan I2.<br />
Kompleksometri. Reaksi pembentukan kompleks antara EDTA dan ion logam mendasari metode ini. EDTA merupakan jenis titrant yang banyak dipakai untuk titrasi kompleksometri dan bereaksi dengan banyak logam, reaksinyapun dapat dikontrol dengan mengontrol pH larutan.<br />
Pengendapan. Reaksi pembentukan endapan menjadi dasar metode ini. Titran dan analit bereaksi membentuk endapan seperti penentuan ion klorida dengan menggunakan titran AgNO3. Indikator dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi misalnya K2CrO4 untuk titrasi yang menggunakan titran perak nitrat.Bule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-56033541920808832232010-10-29T21:30:00.001-07:002010-10-29T21:30:49.968-07:00koefisien zat cairKoefisien Pergeseran Zat Cair <br />
<br />
Koefisien Pergeseran Zat Cair<br />
Suatu fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika mengalami tekanan, yang termasuk fluida adalah zat cair dan gas. Dalam fluida, konsep tekanan memegang peranan yang penting. Gaya ke atas yang timbul pada benda yang tercelup disebabkan adanya tekanan dalam fluida. Demikian pula, fluida akan bergerak atau mengalir karena adanya perbedaan tekanan pada dua bagian yang berbeda pada fluida. Semakin kecil luas permukaan benda di mana gaya bekerja akan menyebabkan tekanan yang semakin besar. Oleh karena itu, tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas.<br />
<br />
Sedikit berbeda dengan tekanan pada zat padat, tekanan yang dihasilkan oleh fluida menyebar ke segala arah. Sementara pada zat padat, tekanan yang dihasilkan hanya ke arah bawah (jika pada zat padat tidak diberikan gaya luar lain, pada zat padat hanya bekerja gaya gravitasi). Tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh gaya gravitasi disebut tekanan hidrostatika.<br />
<br />
Jika misalnya zat cair diberi tekanan sebesar P, maka setiap bagian zat cair dan dinding bejana mengalami tekanan sebesar P. Jadi, hukum Pascal dapat dinyatakan sebagai berikut: tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair yang ada di dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama rata.<br />
<br />
Hukum Archimedes dapat dinyatakan sebagai berikut: sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.<br />
<br />
Flluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu disebut viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cait, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antarmolekul.<br />
<br />
Menurut wikipedia, viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai “kekentalan”, atau penolakan terhadap penuangan.<br />
<br />
Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid terhadap aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid.<br />
<br />
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas dan dinyatakan dengan simbol η (baca: eta). Satuan SI untuk koefisen viskositas adalah Nsm-2 atau pascal sekon (Pa s). Semakin kental suatu fluida, maka koefisien viskositasnya semakin besar, sebaliknya semakin encer suatu fluida, koefisien viskositasnya semakin kecil.<br />
<br />
Fluida yang bergerak sebenarnya memiliki sifat yang kompleks. Akan tetapi, sejumlah situasi dapat dinyatakan melalui model ideal yang relatif sederhana yang disebut fluida ideal. Ketika fluida berada dalam keadaan bergerak, resultan gaya yang bekerja pada bagian fluida mungkin bernilai nol atau tidak nol, tergantung apakan fluida tersebut bergerak dengan kelajuan konstan atau berubah. Ciri-ciri umum fluida ideal adalah sebagai berikut:<br />
a. Tak termampatkan (tidak kompresibel), artinya bahwa fluida ideal tidak akan mengalami perubahan volume (atau massa jenis) ketika mendapatkan pengaruh tekanan.<br />
b. Tidak kental (non-viskos), artinya fluida ideal tidak akan mengalami gesekan antara lapisan fluida satu dengan lapisan yang lain maupun dengan dinding saluran akibat gejala viskositas.<br />
c. Alirannya tidak bergolak (turbulen), artinya fluida ideal memiliki aliran garis-arus (streamline) sehingga tidak ada elemen fluida yang memiliki kecepatan sudut tertentu.<br />
d. Alirannya tidak bergantung pada waktu (tunak), artinya kecepatan fluida ideal di setiap titik tertentu adalah konstan, namun kecepatan fluida pada dua titik yang berbeda boleh saja tidak sama. Pada aliran tunak, garis-arus (lintasan yang dilalui oleh aliran fluida) dalam suatu penampang aliran tampak berlapis-lapis, sehingga aliran tunak disebut aliran laminer (berlapis).<br />
<br />
Apabila suatu fluida ideal bergerak atau mengalir di dalam suatu pipa, maka massa fluida yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari pipa selama selang waktu tertentu. Jika tidak demikian, maka akan terjadi penambahan atau pengurangan massa pada bagian tertentu di dalam pipa. Dalam hal ini berarti telah terjadi pemampatan atau perenggangan fluida atau dengan kata lain fluida tidak dapat lagi disebut tak termampatkan.<br />
<br />
Debit adalah volum fluida yang mengalir per satuan waktu. Sekarang kita dapat menyatakan bahwa debit fluida yang memasuki pipa sama dengan debit fluida yang keluar dari pipa. Kalimat ini selanjutnya dikenal sebagai persamaan kontinuitas.<br />
<br />
Daniel Bernoulli telah membuktikan bahwa semakin besar kecepatan fluida, semakin kecil tekanannya dan begitu juga sebaliknya semakin kecil kecepatan fluida, semakin besar tekanannya. Pernyataan ini selanjutnya dikenal sebagai asas BernoulliBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-46789952419103072732010-10-29T21:15:00.000-07:002010-10-29T21:15:18.046-07:00Analisis volumeterAnalisis Volumetri <br />
Volumetri adalah analisa yang didasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan analisanya. <br />
Analisa volumetri biasa disebut juga sebagai analisis titirimetri atau titrasi yaitu yang diukur adalah <br />
volume larutan yang diketahui konsentrasinya dengan pasti yang disebut sebagai titran, dan diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah tepat volume titrat (analit) atau sejumlah berat zat yang akan ditentukkan. <br />
Titran adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya. <br />
Analisis titrimetri di dasarkan pada reaksi kimia antara kompnen analit dengan titran, dinyatakan dengan <br />
persamaan umum : aA + tT → hasil reaksi <br />
a = jumlah mol analit (A) <br />
t = jumlah mol titran (T) <br />
A = Analit yang dititrasi, zat (larutan ) pada wadah<br />
yang dititrasi<br />
T= titran (zat penitrasi), cairan yang dialirkan dari<br />
buret yang telah dikatahui dengan tepat<br />
konsentrasinya.<br />
Pada analisis ini mula-mula titran ditambahkan kedlm larutan analit menggunakan peralatan khusus yang <br />
disebut buret sampai mencapai volume tertentu atau dengan kata lain sejumlah titran telah ekivalen dgn <br />
jumlah analit, maka dikatakan bahwa titik ekivalen telah tercapai. <br />
Untuk mengetahui penambahan titran dihentikan dpt digunakan zat kimia yg disebut indikator yg tanggap <br />
terhadap adanya titran berlebih yg ditunjukkan dgn adanya perubahan warna. <br />
Perubahan warna ini dpt atau tidak dpt terjadi tepat pada titik ekivalen. <br />
Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebuttitik akhir. <br />
Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu menghentikan titrasi, yaitu pada saat indikator warnanya berubah. <br />
Yang ideal seharusnya titik ekivalensi dan titik akhir harus sama. <br />
Memilih indikator untuk membuat kedua titik tersebut berimpitan merupakan salah satu aspek penting <br />
dalam analisis titrimetri. <br />
Reaksi-Reaksi Kimia Yang Digunakan Untuk Volumetri <br />
1. Asam basa, titrasi yang didasarkan pada reaksi ini <br />
disebut titrasi penetralan atau titrasi asidimetri- <br />
alkalimetri. <br />
H3O+ + OH- 2H2O <br />
H3 O+ + A- HA + H2O <br />
B+ + OH BOH <br />
Asam dan garam dari basa lemah asam kuat dapat dititrasi dengan larutan baku basa proses ini disebut <br />
alkalimetri <br />
basa dan garam dari asam lemah basa kuat dapat dititrasi dengan larutan baku asam prosesnya dinamakan <br />
asidimetri. <br />
2. Oksidasi-reduksi. <br />
Titrasi berdasarkan reaksi redoks banyak digunakan misalnya : <br />
- Permanganometri<br />
- Bikromatometri<br />
- Bromatometri<br />
- Iodometri<br />
- Iodimetri<br />
Contoh : <br />
Besi dalam keadaan oksidasi +2 dapat dititrasi dengan suatu larutan standar serium (IV) sulfat <br />
Fe2+ + Ce2+ → Fe3+ + Ce3+ <br />
3. Pengendapan. <br />
Titrasi yang didasarkan pada reaksi pengendapan mis: kation perak dengan anion hidrogen yang disebut <br />
dengan titrasi argentometri atau Zn2+ dengan K4Fe(CN)6 <br />
Ag+ + Cl- AgC<br />
<br />
2 Zn2+ + K4Fe(CN)6 Zn2Fe(CN)6 + 4K+ <br />
4. Pembentukan kompleks. <br />
Titrasi ini didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks stabil antara ion perak dan sianida, disamping <br />
itu pereaksi organik asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) membentuk ion kompleks stabil dengan <br />
dengan sejumlah ion logam. <br />
Ag+ + 2CN- <br />
Ag(CN)2- <br />
EDTA + Ca2+ <br />
Fe(EDTA) + 2H+ <br />
Persyaratan reaksi Kimia Yang Digunakan Untuk Titrasi <br />
Reaksi harus berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi-reaksi samping, yaitu zat-zat lain dalam larutan <br />
tidak boleh bereaksi atau mengganggu reaksi utama. <br />
Reaksi harus berlangsung dengan cepat dan benar-benar lengkap pada titik ekivalen. Sehingga titran <br />
dapat berlangsung lengkap dalam beberapa menit. <br />
Pada saat terjadinya kesetaraan antara zat yang dititrasi dan penitrasi harus ada perubahan yang nyata <br />
sehingga dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dari indikator yang digunakan. <br />
Harus ada zat atau alat yang dapat digunakan untuk menentukkan titik akhir titrasi yaitu indikator. <br />
Berat Ekivalen <br />
Berat ekivalen suatu zat disebut ekivalen sama seperti berat molekuler disebut mol. Berat titik ekivalen <br />
dan berat molekuler yang dihubungkan dalam persamaan <br />
BE =MWn <br />
ket : <br />
BE = Berat ekivalen <br />
MW = Massa molekul relatif <br />
n = mol ion hidrogen, elektron atau kation univalen. <br />
Dalam menetapkan kuantitas komponen analit lebih banyak satuan ekivalen (ek) dibandingkan satuan <br />
mol, terutama untuk asidi-alkalimetri dan oksidimetri. <br />
1 (satu) ekivalen asam atau basa menyatakan berat asam atau basa tersebut dalam gram yang dibutuhkan <br />
untuk melepaskan 1 (satu) mol H+ atau 1 mol OH-. <br />
1 (satu) ekiveln oksidator atau reduktor menyatakan berat oksidator atau reduktor tersebut dalam gram <br />
yang dibutuhkan untuk menangkap atau melepaskan 1 (satu) mol elektron dalam peristiwa oksidasi- <br />
reduksi. <br />
Contoh : <br />
Reaksi <br />
Hubungan antara mol dan ek <br />
H3PO4 → H+ +H 2PO4- <br />
1 mol = 1 ek H3PO4 → 2H+ + H2PO42- <br />
1 mol = 2 ek NaOH → Na+ + OH- <br />
1 mol = 1 ek Ca(OH)2 → Ca2+ + 2 OH- <br />
1 mol = 2 ek MnO4- + e → MnO4- <br />
1 mol = 1 ek MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O 1 mol = 5 ek MnO4- + 4H+ + 3e → MnO2 + 2H2O 1 mol = 3 ek C2O42- → 2CO2 + 2e 1 mol = 2 ek <br />
Molaritas <br />
Sistem konsentrasi ini didasarkan pada volum larutan, cocok untuk digunakan dalam prosedur <br />
laboratorium yang volume larutannya terukur. <br />
Molaritas = jumlah mol zat terlarut per liter larutan. <br />
Molaritas M= Mol zat terlarut (n) Volume larutan (V) Karena : <br />
Mol =Gram zat terlarut (gr)Massa Molekul relatif (Mr) <br />
Jadi : M= grMr x V gr = M x Mr x V <br />
<br />
Normalitas <br />
Sistem konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan yang didefinisikan sebagai berikut : <br />
Normalitas = jumlah ekivalen zat terlarut per liter larutan. <br />
Normalitas N= Ekivalen Zat terlarutvolume larutan (V) <br />
ek = gr/BE <br />
Sehingga : N= grBE x V <br />
gr = N x V x BE <br />
Hubungan antara Normalitas dan Molaritas <br />
N = nM <br />
n = jumlah mol ion Hidrogen, elektron atau kation univalen yang tersedia dalam reaksi kimia. <br />
Sepersejuta (ppm) <br />
Untuk larutan yang sangat encer, cocok digunakan satuan sepersejuta atau seperseribujuta. Sistem <br />
konsentrasi ini adalah bagian suatu komponen dalam satu juta bagaian suatu campuran. <br />
Part Per Million (ppm) = Jumlah gram zat terlarut (w) Jumlah gram <br />
zarut (w)+jumlah grampelarut(wo) x 106 <br />
Karena biasanya sangat kecil dibandingkan dengan wo maka ini menjadi : <br />
ppm ≈wwo x 106 <br />
Larutan Baku (larutan standar) <br />
Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan dinamakans tandar is as i. <br />
Larutan standar dibuat dari sejumlah zat yang diinginkan yang secara teliti ditimbang, dengan <br />
melarutkannya kedalam volume larutan yang secara teliti diukur volumnya. <br />
Larutan standar terbagi atas 2 : <br />
1. Larutan standar primer : zat kimia yang benar-benar murni bila ditimbang dengan tepat dan dilarutkan <br />
sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. <br />
Contoh zat standar primer adalah asam oksalat, natrium oksalat, kalium bromat, kalium iodat, natrium <br />
klorida, boraks, dan natrium karbonat. <br />
2. Larutan standar sekunder adalah larutan standar lain yang ditetapkan konsentrasinya melalui titrasi <br />
dengan mengunakan larutan standar primer. <br />
Contoh zat standar sekunder adalah NaOH, KOH, KMnO4, Na2S2O3. I2, HCl dan H2SO4. <br />
Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan untuk larutan standar primer harus memenuhi syarat-syarat <br />
sebagai berikut:<br />
1.Mudah didapat dalam keadaan murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.<br />
2.Harus stabil dan mudah ditimbang<br />
3.Berat ekivalennya harus besar<br />
4.Reaksinya harus sempurna<br />
5.Harganya relatif murah.<br />
Konsentrasi larutan baku dalam titrasi dapat dinyatakan sebagai larutan molar (M) atau larutan normal <br />
(N). <br />
Alat-alat volumetri yang digunakan harus ditera, diketahui dan dapat menggunakannya dengan benar <br />
diantaranya adalah buret, pipet gondok dan labu ukurBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2573678272223422399.post-64723593833897496742010-05-02T02:48:00.000-07:002010-05-02T02:49:34.227-07:00Keininan menjadi arsitekturBule Stivehttp://www.blogger.com/profile/11254596309092746393noreply@blogger.com0